Belajar dari Baitul Hikmah: Awal Kebangkitan Baru

Nasional28 Dilihat


Prof. Dr. H. Nasaruddin Umar, MA


Prof. Dr. H. Nasaruddin Umar, MA

Tausiah Politik

RM.id  Rakyat Merdeka – Hancurnya Bagdad tidak serta-merta mematikan tradisi keilmuan Islam. Islam memiliki ajaran yang hidup dan mampu menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman.

Tidak lama setelah tragedi yang menimpa Bagdad, dunia Islam justru mengalami perkembangan yang mengarah pada pemulihan dari berbagai stagnasi pasca keruntuhan tersebut.

Baca juga : Pasca Hulagu Khan: Pergeseran Peta Kekuatan Intelektual Islam

Hal ini terlihat dari munculnya pusat-pusat pengembangan peradaban baru di berbagai wilayah dunia Islam. Pada saat yang bersamaan, pusat kekuasaan dan pemerintahan Hulagu Khan mulai mengalami perpecahan, sebagaimana akan dibahas dalam artikel mendatang.

Di Iran, Dinasti Ilkhanid (penerus Hulagu Khan) membentuk patronase baru dalam bidang ilmu pengetahuan. Hulagu mendukung pendirian Observatorium Marāgha (sekitar 1259–1262) di bawah kepemimpinan Naṣīr al-Dīn al-Ṭūsī. Dari sinilah lahir “Mazhab Marāgha” yang dipelopori oleh al-Ṭūsī, Qutb al-Dīn al-Shīrāzī, dan tokoh lainnya. Mereka mengembangkan model kinematik non-Ptolemeus, termasuk konsep Tusi couple, yang kemudian memengaruhi astronomi Islam akhir dan (melalui jalur yang kompleks) turut menyumbang dalam perdebatan ilmiah menjelang era Kopernikus.

Baca juga : Belajar Dari Baitul Hikmah: Pasca Hulagu Khan

Naṣīr al-Dīn al-Ṭūsī juga memperbarui tabel astronomi, teknik observasi, serta pengembangan instrumen ilmiah. Ia mensponsori karya-karya ensiklopedis seperti Jāmiʿ al-Tawārīkh karya Rashīd al-Dīn, yang menunjukkan bahwa ilmu pengetahuan masih bisa berkembang di bawah kekuasaan Mongol — meskipun tidak lagi berpusat di Bagdad, melainkan di wilayah Islam lainnya.

Dalam bidang astronomi dan matematika, pusat-pusat ilmu berpindah ke Marāgha, kemudian ke Tabriz dan Sultaniyya. Inovasi dalam kinematika (seperti Tusi couple) dan kritik terhadap teori epicycle tetap bertahan. Sementara itu, dalam dunia kedokteran, warisan pemikiran Avicenna (Ibn Sīnā) terus hidup dan berkembang di Suriah, Mesir, serta Iran.

READ  Jam Kerjanya Lebih Singkat Pada Bulan Puasa Pelayanan ASN Kepada Warga Tak Boleh Kendor

Baca juga : Belajar Dari Baitul Hikmah: Pra Hulagu Khan

Dalam bidang filsafat dan teologi, perdebatan antara filsafat dan kalām berlanjut di Damaskus dan Kairo. Namun, hilangnya koleksi naskah di Bagdad memang mempersempit akses terhadap teks-teks klasik.
 Selanjutnya 


Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News


Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram “Rakyat Merdeka News Update”, caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.





Source link

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *