
RM.id Rakyat Merdeka – Di tengah meningkatnya perhatian publik terhadap keberlanjutan industri kreatif, inovasi teknik dan penggunaan bahan dalam proses batik menjadi kebutuhan mendesak. Masyarakat kini menuntut produksi yang lebih ramah lingkungan, aman bagi perajin, dan tetap menghadirkan kualitas estetika.
Dalam konteks itu, teknik batik dingin gutha tamarin hadir sebagai terobosan. Metode ini memanfaatkan bubur biji asam Jawa sebagai bahan perintang warna, menggantikan malam panas yang lazim dipakai dalam batik tradisional.
Pada Sabtu, 11 Oktober 2025, Dosen Universitas Trilogi Jakarta — Yunita Fitra Andriana, Bayyinah Nurrul Haq, dan Faizah Shihab — menggelar pelatihan batik dingin gutha tamarin di pusat produksi sekaligus ruang komunitas Lawon Geulis, Ciampea, Bogor. Kegiatan ini merupakan bagian dari diseminasi hasil penelitian dalam bentuk pengabdian kepada masyarakat, didanai Hibah BIMA–PIS (Program Inovasi Seni Nusantara) Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi tahun 2025. Program itu mendorong inovasi berbasis budaya sekaligus pemberdayaan kelompok masyarakat yang berkecimpung di industri kreatif.
Pelatihan batik dingin gutha tamarin menjadi rangkaian kegiatan pengabdian masyarakat yang fokus pada pengembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) penghasil wastra tradisional melalui inovasi produk dan pelestarian budaya. Tujuannya memperkuat pemberdayaan masyarakat lokal lewat peningkatan keterampilan, pengurangan pengangguran, dan dorongan kemandirian ekonomi.
Lawon Geulis merupakan mitra strategis Universitas Trilogi dalam penelitian, pengembangan tekstil dan fesyen, hingga penguatan manajemen usaha kecil. Peserta pelatihan terdiri dari perajin inti, tenaga lepas, serta komunitas plasma bisnis yang berkolaborasi dengan brand lokal tersebut. Pelatihan berlangsung akrab dan produktif karena digelar langsung di workshop tempat mereka biasa bekerja.
Mengapa Gutha Tamarin Jadi Alternatif yang Relevan?
Baca juga : Pertamina Paparkan Upaya Pelestarian Lingkungan Di COP30 Brazil
Ketua tim pelaksana, Yunita Fitra Andriana, menjelaskan bahwa adonan bubur biji asam Jawa sebagai pengganti malam panas mampu memberi solusi atas dua persoalan utama dalam proses membatik: keamanan kerja serta efisiensi energi dan air.
Pada batik konvensional, malam harus dipanaskan terus menerus pada suhu tinggi, memerlukan energi besar dan menimbulkan risiko kecelakaan seperti tangan tersiram malam cair. Pada teknik batik dingin, bahan gutha dibuat dari campuran bubuk biji asam kering, margarin sebagai pengikat, dan air panas sehingga menghasilkan tekstur seperti krim kental yang aman disentuh dan mudah diaplikasikan.
Adonan gutha diterapkan pada kain menggunakan piping bag, alat yang lazim dipakai menghias kue. Setelah membentuk garis perintang, cukup diangin-anginkan atau dikeringkan memakai pengering rambut. Tidak memerlukan kompor atau pemanasan ulang. Proses pelorotan setelah pewarnaan pun hanya membutuhkan air dingin tanpa pemanasan tambahan.
“Teknik ini memungkinkan para perajin bekerja lebih cepat, lebih aman, dan lebih hemat biaya,” kata Eka Harry Jayanti, pemilik sekaligus pimpinan Lawon Geulis. Menurut dia, metode ini juga mempermudah eksplorasi desain, terutama bagi pemula atau komunitas perempuan yang ingin belajar membatik tanpa berhadapan dengan risiko panas malam cair.
Kekuatan Estetika Batik Dingin Gutha Tamarin
Secara visual, karya yang dihasilkan teknik gutha tampil berbeda dari batik lilin panas. Garis-garis outline dari adonan gutha menghasilkan warna putih yang kontras dan ekspresif. Pewarnaan tidak memakai metode celup, melainkan dilukis langsung menggunakan kuas dan pewarna tekstil, menghasilkan gradasi warna yang hidup, cair, dan organik.
Baca juga : Garuda Muda Tahan Mali, Indra Sjafri Fokus Matangkan Skuad SEA Games 2025
Motifnya mengalir dan dekat dengan gaya ilustratif kontemporer, tidak terikat pakem klasik. Elemen visual seperti daun, bunga, ombak, hingga bentuk abstrak bebas dikembangkan. Karakteristik ini membuat batik dingin gutha tamarin cocok untuk pasar modern, mulai dari scarf, dekorasi rumah, busana kasual, hingga karya seni tekstil.
Teknik ini pertama kali diperkenalkan oleh Niken dari Komunitas 22 Ibu, kemudian dipopulerkan komunitas perajin yang aktif berpameran di berbagai kota di Indonesia dan mancanegara. Kepraktisannya membuat teknik ini mudah diadopsi UMKM, komunitas perempuan, hingga dunia pendidikan dalam pelatihan seni.
Penguatan UMKM Tekstil Lewat Pelatihan Gutha Tamarin
Pelatihan di Ciampea bukan sekadar transfer teknik, tapi bagian dari strategi pemberdayaan UMKM secara berkelanjutan. Tim pengabdian masyarakat Universitas Trilogi merancang kegiatan ini untuk memperluas kemampuan produksi Lawon Geulis, sehingga mereka bisa menciptakan lini produk baru yang lebih variatif dan bernilai jual tinggi.
Selain teknik dasar, peserta diajarkan memilih jenis kain, mengatur ketebalan gutha, menentukan ukuran lubang piping bag, mengolah pewarna, hingga teknik finishing. Seluruh peralatan yang dipakai berasal dari perlengkapan rumah tangga yang ekonomis sehingga mudah direplikasi tanpa modal besar.
Dari sisi sosial ekonomi, penguasaan teknik ini membuka peluang bagi ibu rumah tangga, remaja putri, maupun pekerja lepas untuk memulai usaha mandiri dari rumah. Sifat alat-alatnya yang sederhana membuat prosesnya aman dilakukan di ruang keluarga tanpa studio khusus.
Masa Depan Batik Ramah Lingkungan
Baca juga : Indonesia Pamerkan Inovasi Pembiayaan Mangrove Di COP30 Brazil
Pelatihan batik dingin gutha tamarin di Lawon Geulis membuktikan bagaimana inovasi kampus dapat berpadu dengan kreativitas komunitas untuk mendorong pelestarian budaya berkelanjutan. Teknik ini menawarkan pendekatan ramah lingkungan sekaligus membuka peluang ekonomi bagi perajin melalui teknologi sederhana yang mudah direplikasi.
Di tengah dominasi produk tekstil berbasis mesin, gutha tamarin menunjukkan bahwa kreativitas manual tetap memiliki ruang penting di industri mode lokal. Dengan semakin luasnya komunitas yang terlibat, teknik ini berpotensi menjadi gerakan batik baru yang lebih inklusif, lebih aman, dan menjadi simbol transisi menuju praktik tekstil yang lebih hijau dan manusiawi.
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram “Rakyat Merdeka News Update”, caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.











