Amnesti Untuk Kalanjaya Dan Kalantaka

Nasional66 Dilihat


DR Ki Rohmad Hadiwijoyo


DR Ki Rohmad Hadiwijoyo

Dalang Wayang Politik

RM.id  Rakyat Merdeka – Dalam manajemen konflik, strategi play safe dan avoid digunakan untuk meredam masalah. Sejatinya adanya konflik dalam organisasi tidak jelek selama dapat dikelola dengan bijak dan terukur. Konflik merupakan manifestasi sebuah perbedaan. Justru konflik dapat menambah bobot sebuah keputusan. Di sisi lain, strategi play safe memunculkan kelompok “ Yes Man” atau atau Asal Bapak Senang ( ABS).

“Apakah pemberian Amnesti dan Abolisi oleh Presiden untuk meredam konflik politik, Mo?” celetuk Petruk serius. Romo Semar mesem tidak mau komentar lebih jauh tentang pro dan kontra pemberian amnesti kepada tokoh politik. Romo Semar sedang galau dengan maraknya beras oplosan di masyarakat. Kebutuhan pokok rakyat dibuat mainan oleh para tengkulak dan mafia beras.

Seperti biasa, Romo Semar mengawali paginya dengan secangkir kopi pahit. Kopi selain mencerdaskan pikiran, dapat memberikan rasa ayem dan jinem. Jajan pasar Tiwul dan Lupis menambah nikmatnya sarapan pagi ala Padepokan Klampis Ireng. Kepulan asap rokok klobot membawa ingatannya ke zaman Mahabarata. Di mana, Kalanjaya dan Kalantaka mendapat amnesti dari Sadewa.

Baca juga : Cuaca Ekstrem Menerjang Dwarawati

Kocap Kacarito. Satria Pandawa geger dengan munculnya dua raksasa di Kerajaan Hastina. Dewi Kunti sebagai orang tua Pandawa merasa khawatir dengan bergabungnya dua raksasa ke pihak Kurawa. Dengan tambahan kekuatan baru, Kurawa dengan mudah dapat mengalahkan Pandawa.

Kalantaka dan Kalanjaya merupakan dua raksasa yang memiliki kesaktian tanpa tanding. Kedatangan dua raksasa tersebut disambut baik oleh prabu Duryudana. Duryudana menugaskan Kalanjaya dan Kalantaka melatih perang pasukan Kurawa. Sehingga dalam perang Baratayuda kelak, kesaktian Kurawa tidak diragukan lagi.

READ  Jadwal Buka Puasa Jakarta Dan Waktu Imsak Hari Ini Minggu 30 3

Dewi Kunti minta bantuan kepada Bethari Durga untuk melawan Kalanjaya dan Kalantaka. Durga sanggup membantu Pandawa, asal wuragil Pandawa yakni Sadewa diberikan kepada Durga sebagai gantinya. Kunti keberatan dengan persyaratan yang diminta Bethari Durga. Dan Kunti memilih kabur meninggalkan Durga.

Baca juga : Muhasabah Di Tahun Kelabang

Kunti dan Pandawa menghadap Semar sebagai titising Dewa Ismaya. Dewa Ismaya minta para satria Pandawa siap siaga melawan Kurawa beserta Kalantaka dan Kalanjaya. Dewa Ismaya masuk sajiwa ke dalam tubuh Sadewa untuk memberikan dorongan kekuatan melawan dua Raksasa jadi-jadian tersebut.

Kurawa kewalahan melawan Bima dan Arjuna. Sedangkan Kalanjaya dan Kalantaka bertanding melawan Sadewa. Keanehan terjadi saat kedua raksasa tersebut berhadapan dengan Sadewa. Keduanya berubah wujud aslinya yaitu dewa Citrasena dan Citragada.

Citrasena dan Citragada mengucapkan terima kasih kepada Sadewa yang sudah meruwat wujud raksasa kembali menjadi dewa. Konon, Citrasena dan Citragada melakukan kesalahan fatal. Yaitu berani bersalah mengintip Dewa Brahma dan Dewi Uma yang sedang bermesraan. Akibatnya kedua bidadara tersebut dikutuk berubah wujud menjadi raksasa.

Baca juga : Kisruh Narasi Sejarah Tahta Hastina

“Yang salah harus tetap dihukum, Mo,” sela Petruk membuyarkan lamunan Romo Semar. “Betul, Tole. Masalah mau diruwat atau diberi ampunan itu tidak masalah. Asal pemberian ampunan tersebut bermanfaat bagi dirinya atau orang banyak. Selain itu pemberian ampunan harus transparan dan tidak perlu terburu-buru,” papar Romo Semar sambil ngeloyor pergi. Oye


Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News


Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram “Rakyat Merdeka News Update”, caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

READ  Rayakan Hari Buruh Internasional IWIP Apresiasi 476 Karyawan Terbaik





Source link

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *