Urgensi Penguatan Ideologi Pancasila di Tengah Gejolak Konflik Antarnegara

Nasional71 Dilihat



RM.id  Rakyat Merdeka – Memanasnya konflik Iran dan Israel, hingga mengikutsertakan negara-negara lain, ditengarai berpotensi memunculkan konflik proksi di belahan dunia lain, tak terkecuali Indonesia. Hal ini mengingatkan semua tentang pentingnya penguatan semangat kebangsaan sehingga Indonesia tetap berdiri kokoh menghadapi terpaan propaganda segregatif untuk mereduksi potensi konflik domestik. 

Menghadapi potensi terjadinya konflik akibat ekses dari konflik di Timur Tengah, Ketua Program Studi Kajian Terorisme SKSG (Sekolah Kajian Stratejik dan Global) Universitas Indonesia Muhamad Syauqillah menggarisbawahi pentingnya upaya memperkuat narasi kerukunan dan perdamaian sesama anak bangsa. Dia menegaskan, Pembukaan UUD 1945 secara tegas mengamanatkan perdamaian dan kemanusiaan. 

“Indonesia memiliki kewajiban menjaga perdamaian dunia melalui politik luar negeri bebas aktif,” ujar Syauqillah, di Jakarta, Selasa (24/6/2025).

Dia berpendapat, prinsip non-blok yang telah digagas lama oleh para pendiri bangsa, dipertahankan hingga kini agar Indonesia tidak tergiring dalam konflik geopolitik yang meruncing. Pengaruh radikalisme dan intoleransi diperingatkan sebagai ancaman serius bagi stabilitas nasional.

Menurut Syauqillah, upaya delegitimasi suatu negara kerap dijalankan oleh kelompok ekstremis. “Seruan ‘perang akhir zaman’ tidak boleh dijadikan dalih intervensi agama,” tegasnya.

Baca juga : Mewaspadai Propaganda Kelompok Garis Keras di Tengah Konflik Global

Selain itu, lanjutnya, mekanisme diplomasi diusulkan agar diperkuat demi mencegah eskalasi militer yang berdampak global. “Jalur strategis seperti Selat Hormuz atau Terusan Suez akan terguncang jika konflik terus diprovokasi. Otomatis kondisi itu akah menimbulkan kerugian ekonomi global jika ketegangan tidak dihentikan,” ungkap Syauqillah.

Secara garis besar, ungkapnya, peran Indonesia disuarakan melalui diplomasi, dialog, dan solidaritas kemanusiaan. Prinsip bebas aktif dipertahankan agar negara tidak menjadi alat proxy bagi kekuatan luar. “Solusi dialogis harus diutamakan di mana pun konflik itu muncul,” tukasnya.

READ  Jamal Komandan Energi Terbarukan dari Dusun Bondan

Menyikapi konflik global tersebut, dia menilai, nilai-nilai kemanusiaan dalam Pancasila diteguhkan sebagai jembatan menyatukan berbagai perbedaan sekaligus untuk meredam provokasi yang timbul dari konflik tersebut, terutama yang mengatasnamakan agama.

Aksi provokasi yang mengatasnamakan keyakinan sebagai distorsi ajaran agama sesungguhnya. Solidaritas terhadap korban konflik ditekankan tanpa mengabaikan persatuan dalam negeri. 

“Kita harus bersolidaritas kepada korban kemanusiaan, tetapi tidak sampai memecah belah anak bangsa,” paparnya. 

Baca juga : Pondok Taktakan Indah Donasikan 16 Rumah Gratis Untuk Warga Kota Serang

Syauqillah mengungkapkan, prinsip Hubbul Wathan Minal Iman dibawa untuk mengokohkan kecintaan kepada Tanah Air tanpa menafikan nilai universal Pancasila. Pernyataan itu menggambarkan bahwa pluralisme dikedepankan sebagai kekuatan. Usaha mereduksi ketegangan global diharapkan dapat dipimpin Indonesia. Dialog antarpemerintah diyakini efektif meredam narasi kebencian.

“Keadilan mutlak menjadi basis setiap dialog dan musyawarah,” kata Syauqillah. 

Prinsip ini, jelasnya, diwujudkan dengan mengedepankan hak asasi manusia dan rasa hormat. Juga sebagai respons kemanusiaan untuk memperlihatkan komitmen pada aspek universal Pancasila. Pasalnya, konflik di Timur Tengah diulas bukan sebagai perang agama, melainkan perebutan kepentingan geopolitik. 

Dia menguraikan bahwa analisis radikalitas ditekankan pada penggunaan kekerasan yang sewenang-wenang. Kelompok ekstremis telah disorot karena memanfaatkan media sosial untuk menyebar kebencian. Strategi tersebut dijelaskan merusak iklim toleransi yang telah dibangun secara panjang oleh para pendiri bangsa.

“Pancasila adalah obat mujarab untuk menolak segala bentuk radikalisme,” ujarnya.

Baca juga : Peringatan Hari Lahir Pancasila Perkokoh Ideologi Menuju Indonesia Raya

Syauqillah berharap agar semangat kebhinekaan dan kesatuan nasional ditegaskan sebagai modal kuat menghadapi pengaruh radikalisme baik dari luar maupun dalam negeri. Prinsip persatuan yang terdapat dalam Pancasila harus dihidupkan di level akar rumput hingga level internasional.

READ  Ajak Thailand Kerja Sama Dagang Dan Investasi

“Dengan demikian, pendekatan kontranarasi yang berbasis Pancasila aktif dikampanyekan. Bentuk intoleransi, radikalisme, dan terorisme ditekan melalui penguatan nilai bersama. Harapan besar ditempatkan pada peran Indonesia di panggung global untuk menjaga perdamaian dan kemanusiaan,” pungkas Syauqillah.


Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News


Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram “Rakyat Merdeka News Update”, caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.





Source link

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *