99 Jemaah Haji Terserang Pneumonia, 1 Orang Wafat: Jemaah Diimbau Waspada

Nasional203 Dilihat



RM.id  Rakyat Merdeka – Sebanyak 99 jemaah haji Indonesia dilaporkan terserang pneumonia selama menunaikan ibadah di Tanah Suci. Angka ini menjadi perhatian serius Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Sebab, pneumonia merupakan infeksi saluran pernapasan akut yang dapat berakibat fatal, terutama bagi jemaah dengan kondisi kesehatan yang rentan atau memiliki komorbiditas.

Data yang dihimpun Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI), per 20 Mei 2025, menunjukkan bahwa jemaah yang terserang pneumonia tersebar di berbagai sektor dan kloter. Mereka saat ini sedang menjalani perawatan intensif di rumah sakit rujukan di Makkah dan Madinah, Arab Saudi.

Dari 99 kasus pneumonia itu, ada satu jemaah yang meninggal dunia. “Ini adalah kondisi yang harus diwaspadai, karena dapat berkembang menjadi lebih serius, jika tidak ditangani dengan cepat dan tepat,” ujar Kepala Pusat Kesehatan Haji Liliek Marhaendro Susilo, di KKHI Madinah, Rabu (21/5/2025), seperti dimuat di laman sehatnegeriku.kemkes.go.id.

Baca juga : 3 Tips Aman Naik Taksi bagi Jemaah Haji Selama di Saudi

Pneumonia adalah peradangan pada kantung-kantung udara di paru-paru (alveoli) yang dapat disebabkan bakteri, virus, atau jamur. Di lingkungan ibadah haji yang padat dan suhu panas ekstrem, risiko penularan infeksi pernapasan menjadi lebih tinggi.

KKHI mengidentifikasi beberapa faktor risiko yang bertendensi sebagai pencetus kasus pneumonia di kalangan jemaah haji, antara lain:

  • Suhu panas ekstrem. Berdasarkan data real time KKHI, suhu di Makkah dan Madinah berkisar antara 41-47 derajat celcius. Suhu udara yang tinggi ini, jika kekurangan asupan cairan dapat menyebabkan dehidrasi yang bisa membuat tubuh lebih rentan terhadap infeksi.
  • Kelelahan fisik. Rangkaian ibadah haji yang padat, dari mulai lamanya perjalanan, umrah wajib hingga puncak haji, membutuhkan stamina fisik yang kuat, sehingga kelelahan dapat menurunkan sistem kekebalan tubuh.
  • Keramaian massa. Kepadatan jemaah haji hingga jutaan orang dapat meningkatkan risiko penularan virus atau bakteri penyebab pneumonia.
  • Riwayat penyakit penyerta (komorbiditas). Jemaah dengan riwayat diabetes, hipertensi, penyakit jantung memiliki risiko lebih tinggi.

Liliek mengingatkan jemaah haji untuk selalu waspada. Dia menyarankan jemaah menggunakan masker ketika batuk-pilek dan di area keramaian. Cuci tangan dengan sabun/hand sanitizer sebelum dan sesudah beraktivitas.

Baca juga : Catat, Jemaah Haji Dilarang Sembelih Dam/Hadyu di RPH Kota Makkah

“Minum air putih/zam-zam sedikit demi sedikit hingga 2 liter sehari. Yang mempunyai komorbid dan sudah minum obat rutin, jangan lupa obatnya diminum secara teratur,” imbau Liliek.

Dia juga berpesan, puncak ibadah haji saat Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna) memerlukan stamina yang tinggi. Untuk itu, jemaah sebaiknya mengurangi ibadah sunah seperti umrah yang berulang kali.

“Simpan energi dan jangan terlalu capek. Jangan merokok di sembarang tempat, hormati orang lain yang tidak merokok,” pesannya.

Baca juga : Update Haji 21 Mei 2025: 35 Jemaah Wafat, Mayoritas Laki-laki

Jika jemaah merasakan kurang enak badan, segera melapor dan memeriksakan diri ke petugas kesehatan haji dan pos kesehatan. “Kesehatan jemaah adalah prioritas utama kami. Mari kita jaga bersama-sama agar ibadah haji berjalan lancar dan seluruh jemaah kembali ke Tanah Air dengan sehat,” tutup Liliek.


Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News


Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram “Rakyat Merdeka News Update”, caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.





Source link

READ  MedcoEnergi Bangun Generasi Peduli Lingkungan di Ujung Nusantara

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *