Tren Beli Rumah Setelah Lebaran Melemah, Diskon dari Developer Bisa Menolong?

Infrastruktur49 Dilihat

PropertyandTheCity.com, Jakarta – Keinginan masyarakat membeli rumah setelah lebaran 2025 diprediksi masih lemah. Pengamat Properti sekaligus Director Head of Research JLL Indonesia, Muhammad Yunus Karim, berharap aktivitas sektor properti bisa meningkat usai Idulfitri 2025.

Yunus mengatakan peningkatan itu ditentukan oleh beberapa faktor, seperti kondisi ekonomi makro, kebijakan terkait properti, dan daya beli masyarakat. Jika kondisi ekonomi sehat dan kebijakan pemerintah mendukung, maka daya beli masyarakat akan tetap terjaga. Sehingga dapat mendorong peningkatan aktivitas sektor properti.

Yunus menilai dampak diskon rumah dan promo setelah lebaran biasanya menjadi strategi pengembang untuk meningkatkan penjualan setelah periode Ramadan.

“Ini tidak selalu mengindikasikan penurunan daya beli, tetapi juga bisa merupakan strategi untuk kembali menarik minat pembeli potensial,” ujar Yunus, seperti dinukil di sejumlah media, Kamis (3/4).

Dia melihat pembelian rumah masih didominasi oleh pembeli yang merupakan pengguna akhir atau end user, dibandingkan untuk tujuan investasi.

Setelah lebaran, kata Yunus, pembeli potensial yang sudah memiliki niat untuk mencari hunian, mulai kembali fokus dalam memilih hunian yang sesuai baik secara produk, lokasi maupun kemampuan finansialnya.

“Tren pemburuan properti pasca-lebaran biasanya bersifat periodik dan tidak selalu mempengaruhi harga pasar jangka panjang,” ujar Yunus.

Yunus mengimbau kepada calon pembeli rumah setelah Idulfitri 2025 agar tidak hanya melihat besaran diskon, tetapi yang perlu diperhatikan adalah kualitas properti dan reputasi pengembang, lokasi dan prospek pengembangan area, legalitas juga kelengkapan dokumen, dan harga pasar yang wajar.

“Amat penting untuk tidak terburu-buru dalam membuat keputusan hanya karena tawaran diskon yang menarik. Lakukan uji tuntas yang menyeluruh dan pertimbangkan kesesuaian dengan kebutuhan,” tutur Yunus.

Sementara itu, Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios), Bhima Yudhistira, memprediksi pembelian rumah tapak setelah Idulfitri 2025 belum menunjukkan kenaikan yang signifikan alias masih negatif.

READ  Menteri Ara Bakal Gandeng Danantara dan Himbara untuk Dukung Pembiayaan Perumahan

“Pascalebaran kelihatannya sih belum ya (pembelian rumah) karena tadi penjualan rumahnya masih negatif,” ungkap Bhima.

Menurutnya, sampai kini daya beli masyarakat kelas menengah ke bawah masih lesu dan mempengaruhi sektor properti Tanah Air. Ini disebabkan karena banyaknya gelombang Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) dan gerakan menghemat THR.

Meski begitu, Bhima melihat ada juga masyarakat yang sudah merencanakan pembelian rumah lewat skema KPR, ditambah adanya diskon besar-besaran yang ditawarkan developer bisa menjadi pemanis.

Bhima menuturkan faktor yang membuat masyarakat enggan membeli rumah karena sering kali permasalahan ada di KPR jenis floating rate mengikuti suku bunga Bank Indonesia (BI).

“Jadi yang perlu dilihat sebenarnya buat masyarakat itu adalah dari segi suku bunga. Nah suku bunga itu punya andil 14,3 persen faktor yang menghambat penjualan properti,” ujar Bhima.

“Banyak konsumen yang merasa bahwa suku bunga floating-nya jadi tinggi sekali gitu jadi fixed rate-nya bisa 7 persen misalnya 1-2 tahun, tapi tahun ketiga begitu suku bunganya menjadi floating rate pada kaget ada yang 15 persen,” tambahnya.

BI telah merilis data rumah tipe kecil dan menengah tengah turun. Hal ini dimuat dalam rilis Hasil Survei Harga Properti Residensial (SHPR) kuartal IV 2024.

Pada kuartal IV 2024, penjualan properti residensial mencatat kontraksi pertumbuhan sebesar 15,09 persen year on year (yoy). Angka ini lebih dalam dibandingkan dengan kontraksi pada kuartal sebelumnya sebesar 7,14 persen (yoy).

Perkembangan tersebut didorong penurunan penjualan rumah tipe kecil dan menengah yang masing-masing tercatat kontraksi 23,70 persen (yoy) dan 16,6 persen (yoy). Sementara penjualan rumah tipe besar tumbuh 20,44 persen (yoy) pada kuartal IV 2024.

READ  Sa Pa Yang Memanjakan Mata Anda

Selain itu, pertumbuhan penjualan rumah primer pada kuartal IV 2024 juga terkontraksi pada rumah tipe kecil dan menengah masing-masing 11,94 persen quartal to quartal (qtq) dan 9,13 persen qtq. Sementara penjualan rumah tipe besar naik 14,12 persen qtq.


Artikel ini Disadur Dari Berita : https://propertyandthecity.com/tren-beli-rumah-setelah-lebaran-melemah-diskon-dari-developer-bisa-menolong/

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *