RM.id Rakyat Merdeka – Kwik Kian Gie meninggal dunia Senin malam (28 Juli 2025) dalam usia 90 tahun. Tidak banyak orang bisa mencapai usia tersebut, hanya orang-orang yang mendapat “hidayah” yang dapat mencapainya. Beristirahatlah dengan tenang: Sang Pejuang Ekonomi Rakyat Sejati.
Saya mengenal Kwik Kian Gie waktu bersama-sama di Komisi Keuangan dan Perbankan DPR-RI periode 1999-2004, saat itu disebut Komisi IX. Walaupun Pak Kwik-biasanya saya dan teman-teman memanggil beliau di DPR RI-sempat masuk kabinet sebagai Menteri, tapi suatu saat beliau kembali lagi bersama kami di Komisi IX. Regulasi saat itu memungkinkan proses “back home” ke DPR.
Senior Dan Mencerahkan
Baca juga : Banyak Guru Mundur, Legislator: Lengkapi Sarana Penunjang Sekolah Rakyat
Sebagai Anggota DPR yang masih sangat muda saat itu, saya selalu memperhatikan dengan cermat sesi tanya jawab bila giliran Pak Kwik bertanya atau mendebat Pemerintah baik Menteri Keuangan maupun Gubernur BI. Dengan bahasa yang terang benderang dan dilandasi dasar keilmuan yang mumpuni, Pak Kwik selalu menjelaskan, menganalisis dan memberi solusi terkait pokok bahasan: baik mengenai rekapitalisasi perbankan maupun kebijakan fiskal yang berpihak kepada sebagian besar rakyat.
Memang, pada era 1999-2004 kebanyakan pokok bahasan yang diperdebatkan di Komisi IX adalah topik penyelesaian krisis yang melanda Indonesia sebelumnya. Pernah suatu ketika terjadi perdebatan seru di Komisi IX antara Almarhum Eky Syachrudin dengan pihak perbankan terkait kasus BLBI. Eky Syachrudin telah menjelaskan dengan detail dan retorika politisi papan atas: semua dalam forum rapat terdiam apalagi para direksi Bank Negara dan Bank Swasta yang hadir tertunduk lesu. Saat diskusi masuk ke plan action penyelesaian, Pak Kwik muncul dengan narasi yang “membumi” dan implementatif dan upaya terinci bagaimana mencegah supaya krisis dan kasus seperti BLBI, tidak terulang lagi. Sebagai Anggota DPR muda, saya terus terang terkesima menyaksikan perdebatan bermutu penuh respect dari dua figur yang sangat saya hormati di Komisi IX: Pak Kwik dan Bang Eky Syachrudin.
Humanis Dan Berpegang Teguh Dengan Prinsip
Baca juga : Kwik Kian Gie, Ekonom Kritis yang Tak Pernah Lelah Mengingatkan Bangsa
Sebagai politisi berlatar belakang intelektual sekaligus pengusaha, Pak Kwik bukan hanya menguasai topik berat tentang moneter dan fiskal, tapi juga beliau mampu menjelaskan konsep dan implementasi peran negara untuk mendorong ekonomi masyarakat berpenghasilan rendah. Walaupun Pak Kwik sangat kritis terhadap para “konglomerat” yang menggerogoti ekonomi Indonesia pra krisis 1998, tapi beliau tetap tampil humanis dan friendly pada setiap kesempatan, baik formal maupun informal.
Semua orang tahu Pak Kwik sangat tegas dengan prinsip yang Beliau anggap benar. Walau kadang kala karena prinsip tersebut harus “berbeda” dengan berbagai pihak, termasuk partai beliau sendiri. Tentang ini, saya pernah bertanya ke beliau, jawabannya “kita DPR membela kepentingan sebagian besar rakyat dan bukan untuk menyenangkan pihak tertentu, masa bodo”. Itulah Pak Kwik sangat “genuine”.
Kehadiran Pak Kwik di DPR khususnya komisi IX sangat terasa dan sangat besar kontribusinya dalam menyelesaikan masalah pasca krisis. Di DPR saat itu, Komisi IX dikenal sebagai Komisi “panas” karena titik sentral penyelesaian krisis keuangan dan moneter berada di komisi tersebut: BI, Kementerian Keuangan dan BPPN, menjadi pasangan kerja Komisi lX. Semua proses penyelesaian masalah perbankan dan keuangan harus mendapat persetujuan Komisi lX DPR disitulah Pak Kwik ibarat pelita yang menerangi dan mencerahkan. Selamat Jalan Pak Kwik.
Baca juga : Mantan Menko Ekuin Kwik Kian Gie Meninggal Dalam Usia 90 Tahun
Oleh: Prof. Dr. Rizal Djalil
Anggota Komisi IX DPR RI Periode 1999-2004
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram “Rakyat Merdeka News Update”, caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.