Sekjen Kemenag Dorong Pascasarjana PTKIN Cetak Alumni Otoritatif di Ruang Publik

Nasional50 Dilihat



RM.id  Rakyat Merdeka – Kementerian Agama (Kemenag) melalui Direktorat Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam, bekerja sama dengan Forum Direktur Pascasarjana (FORDIPAS) PTKIN, menggelar International Conference on Islam, Law, and Society (The 5th INCOILS 2025) pada 21–22 November 2025 di Yogyakarta.

Menghadirkan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta sebagai tuan rumah, agenda bergengsi bagi kalangan akademisi pascasarjana lintas negara ini mengangkat tema besar “Religion, Law, and Environmental Sustainability”.

Membuka acara, Sekretaris Jenderal Kementerian Agama RI, Prof. Dr. Phil. Kamaruddin Amin mendorong Program Pascasarjana PTKIN untuk terus berinovasi dalam mencetak lulusan yang otoritatif, tidak hanya di lingkungan akademik, tetapi juga menjadi rujukan utama di tengah masyarakat.

Baca juga : Pengesahan RKUHAP: Saat Potongan Pasal Menggantikan Pemahaman Publik

“Ini tantangan bagi perguruan tinggi keagamaan Islam untuk menjadi otoritas keagamaan di masyarakat. Pascasarjana sebagai komunitas akademik tertinggi di kampus harus mampu menciptakan kondisi di mana alumni tidak hanya otoritatif secara kelembagaan, tetapi juga menjadi rujukan utama di ruang publik,” ujar Prof. Kamaruddin Amin.

Senada dengan itu, Sekretaris Direktorat Jenderal Pendidikan Islam, Prof. Dr. M. Arskal Salim GP, mendorong Pascasarjana PTKIN terus berinovasi seiring perkembangan tradisi keilmuan Islam yang dinamis mengikuti arus kehidupan.

Menurutnya, perkembangan tersebut menuntut adanya prinsip etika, metode hukum, dan kearifan kolektif dalam merespons berbagai persoalan.

Baca juga : Sektor Pertambangan Dorong Pertumbuhan Ekonomi Lokal di Berbagai Daerah

Pada kesempatan yang sama, Direktur Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam, Prof. Dr. Phil. Sahiron Syamsudin menuturkan bahwa konferensi internasional semacam INCOILS dapat menjadi jembatan bagi pengembangan keilmuan, khususnya keilmuan Islam yang kini telah ditopang oleh ribuan profesor.

“Kita sudah memiliki lebih dari 1.400 profesor. Pertanyaannya, sejauh mana pengetahuan yang sudah kita kembangkan, khususnya dalam kajian keagamaan Islam? Seberapa jauh perkembangan yang sudah kita capai? Konferensi seperti ini menjadi ruang untuk membahas hal tersebut sesuai tema besar yang diusung,” ungkapnya.

READ  Amorim Aman, MU Pastikan Tak Akan Ganti Pelatih Cepat-Cepat

INCOILS sendiri telah menjadi forum terkemuka yang mempertemukan sarjana, praktisi, dan pembuat kebijakan dari berbagai negara.

Baca juga : Komdigi Dorong Aparatur Pemerintah Kuasai Perencanaan Komunikasi Publik

Edisi kelima di Yogyakarta ini bertujuan mendalami bagaimana kerangka hukum Islam dan nilai-nilai keagamaan dapat diintegrasikan secara efektif dalam perumusan kebijakan dan tindakan nyata untuk mengatasi krisis lingkungan global.

Selama tiga hari, para partisipan akan membahas berbagai subtema, mulai dari fikih lingkungan, peran lembaga keagamaan dalam upaya konservasi, hingga regulasi hukum terkait pengelolaan sumber daya alam.

Harapannya, melalui forum seperti INCOILS, para akademisi dapat menunjukkan kapasitas mereka sebagai rujukan dan otoritas dalam isu-isu lingkungan, menawarkan perspektif keagamaan yang mendalam, berlandaskan keilmuan yang kuat, serta memberi dampak nyata bagi kemaslahatan umat dan kelestarian alam.


Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News


Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram “Rakyat Merdeka News Update”, caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.





Source link

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *