Saran Guru Besar Ekonomi UGM, Perjuangkan Pancasila Melalui Blockchain

Nasional16 Dilihat



RM.id  Rakyat Merdeka – Implementasi nilai-nilai Pancasila dimulai dari hal-hal sederhana. Sembari memanfaatkan teknologi blockchain sebagai instrumen penguatan ekonomi kerakyatan. Hal tersebut salah satunya diperbincangkan dalam temu kangen di Sanggar Suluk Nusantara milik wartawan senior B. Wiwoho di Depok, Minggu (1/6/2025).

Turut hadir Guru Besar Ekonomika dan Bisnis UGM Gunawan Sumodiningrat, Pakar Akuntansi Sumarso S.R, Eks Dirjen Pembinaan BUMN Martiono Pakar Akuntansi Hadianto, Eks Pemred Bisnis Indonesia Banjar Chaeruddin, Eks Direktur LKBN Antara Aat Syafaat, dan penggiat Pancasila Fitriano.

“Memahami, menghayati, mensyukuri Pancasila sebagai Jatidiri Bangsa. Dimulai dari diri sendiri. Siapa kita, mau ke mana, bagaimana caranya hidup berbangsa dan bernegara. Kita perlu paham dan sepakat dulu,” buka Gunawan.

Eks pejabat Bappenas itu menekankan peran Pancasila dalam menuntun masyarakat agar hidup sejahtera. Hal itu kian mudah dengan keberadaan blockchain.

Baca juga : Lestari Moerdijat: Tingkatkan Pemahaman & Pengamalan Pancasila Dalam Keseharian

Blockchain Pancasila itu menggabungkan prinsip-prinsip Pancasila, ideologi negara, dengan teknologi. Konsep ini menekankan persatuan, kesetaraan, dan keadilan,” terang Gunawan.

“Blockchain, dengan sifatnya yang terdesentralisasi, transparan, dan aman, dapat digunakan untuk mengatasi berbagai masalah di Indonesia,” imbuh eks Dirjen Pemberdayaan Sosial Depsos itu.

Gunawan telah mendirikan Desa Pancasila Berbasis Blockchain di Sardonoharjo, Yogyakarta. Blockchain dipakai untuk meningkatkan transparansi dan akuntabilitas.

“Pengelolaan keuangan desa yang transparan dan akuntabel. Peningkatan partisipasi masyarakat dalam pengambilan keputusan, serta pengamanan data dan informasi desa,” terangnya.

Baca juga : Bisa Kerek Ekonomi, MPN Minta Sektor Perikanan Diperhatikan

Sementara itu, dalam konteks Pemerintahan, B. Wiwoho mengingatkan masyarakat dan para elit agar tidak melupakan sejarah.

“Jangan dilihat negatifnya saja. Misalnya Pak Harto. Sejak dilantik pada Maret 1968, hingga jatuh pada Mei 1998, beliau membawa Indonesia dari negara miskin terbelakang menjadi berkembang,” ucapnya.

READ  Aktivis98 Gelar Sarasehan Lintas Generasi, Dihadiri Dasco, Puan dan Rocky Gerung

Eks wartawan Suara Karya dan Panji Masyarakat itu telah menulis tiga jilid buku ‘Tonggak Tonggak Orde Baru’. Buku pertama dengan sub judul ‘Jatuh Bangun Strategi Pembangunan’ antara lain mengupas bagaimana Presiden Soeharto dan tim ekonomi mengutamakan pertumbuhan ekonomi.

Buku kedua dengan subjudul ‘Musuh Terbesar: Kesenjangan Bernuansa Sara & Ekstremisme’ antara lain mengulas cara Presiden Soeharto merekrut para menterinya, penggalangan citra di masa Orba, RUU-RUU yang digarap puluhan tahun, hingga gerakan kebangkitan Islam.

Baca juga : Bio Energy Power Mendukung Blockchain

Di buku ketiga, Wiwoho memberi judul ‘Kejatuhan Soeharto dan Ancaman Pembelahan Bangsa’. Dia antara lain menyebut lengsernya Soeharto mirip dengan kejatuhan Amangkurat I.

Bila Amangkurat dijatuhkan oleh pemberontakan yang diprakarsai puteranya sendiri, Soeharto turun oleh desakan massa dan orang-orang terdekatnya yang mendadak mundur.

“Kita mesti melihat sejarah masa lalu untuk bergerak maju ke depan, kita ingin Indonesia yang lebih baik, sejahtera dan maju. Buku ini, saya kira, mendorong kita untuk memperkuat keindonesiaan menghadapi masa depan,” tandas Wiwoho.

Total, Wiwoho telah menulis lebih dari 50 judul buku. Antara lain Memoar Jenderal Yoga, Operasi Woyla, Orang Jawa Mencari Gusti Allah, Pageblug Corona, dan Membaca Nusantara dari Afrika.


Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News


Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram “Rakyat Merdeka News Update”, caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.





Source link

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *