Jakarta, Propertyandthecity.com – Kebijakan Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa yang memindahkan dana negara sebesar Rp200 triliun dari Bank Indonesia ke bank-bank pelat merah mulai menunjukkan dampak positif terhadap perekonomian nasional.
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI mencatat, kebijakan tersebut berpotensi memberikan efek berganda (multiplier effect) hingga 1,58 kali lipat terhadap pertumbuhan ekonomi.
Chief Economist BNI, Leo Putera Rinaldy, menjelaskan bahwa perhitungan itu didasarkan pada dana penempatan pemerintah yang diterima langsung oleh BNI.
“Kami coba hitung berapa besar multiplier penempatan SAL (Saldo Anggaran Lebih) yang disalurkan Kementerian Keuangan ke kredit dan ekonomi berdasar yang diterima BNI sendiri. Perhitungan kami, multiplier impact-nya ke ekonomi 1,58 kali,” ujar Leo dalam diskusi media bertajuk BNI Economic Perspective: Navigating Shifts, Building Resilience di Jakarta, dikutip dari CNN, Selasa (28/10/2025).
Kebijakan tersebut tertuang dalam Keputusan Menteri Keuangan (KMK) Nomor 276 Tahun 2025, di mana pemerintah menempatkan Rp200 triliun dana negara di lima bank BUMN untuk memperkuat likuiditas dan mendorong perputaran uang di perekonomian.
Rinciannya sebagai berikut:
- Bank Rakyat Indonesia (BRI): Rp55 triliun
- Bank Negara Indonesia (BNI): Rp55 triliun
- Bank Mandiri: Rp55 triliun
- Bank Tabungan Negara (BTN): Rp25 triliun
- Bank Syariah Indonesia (BSI): Rp10 triliun
Hingga saat ini, sekitar 60 persen dari total dana tersebut atau sekitar Rp112 triliun–Rp114 triliun telah disalurkan ke sektor produktif. Penyaluran ini ikut mendorong peningkatan likuiditas sistem keuangan nasional.
Berdasarkan data Bank Indonesia, jumlah uang beredar (M2) naik menjadi Rp9.771,3 triliun, tumbuh 8 persen (yoy) pada September 2025, lebih tinggi dibandingkan 7,6 persen (yoy) pada Agustus 2025.
Selain memberi efek berganda terhadap pertumbuhan ekonomi, Leo menilai kebijakan ini juga berdampak pada biaya dana (cost of fund) perbankan. Menurutnya, bunga penempatan dana pemerintah relatif rendah dibandingkan dengan dana pihak ketiga (DPK) berimbal hasil tinggi yang sebelumnya dihimpun bank.
“Impact-nya sebagai contoh cost of fund. Jadi kalau kita lihat penempatan SAL, bunga yang dibayarkan bank kepada pemerintah itu cukup rendah, sekitar 80 persen dari BIR. Jadi yang kita bayarkan mungkin di kisaran 3–4 persen. Ini menjadi peluang bagi bank untuk memanfaatkan penempatan tersebut sebagai pengganti dana-dana mahal atau DPK special rate,” jelas Leo, dikutip dari CNBC Indonesia.
Namun, ia menambahkan penurunan suku bunga akibat penggantian DPK special rate tidak bisa terjadi secara langsung karena bersifat kontraktual.
“Mungkin membutuhkan waktu karena DPK-DPK special rate ini bentuknya kontraktual. Jadi tidak serta-merta bisa langsung digantikan karena jatuh temponya mungkin baru tiga bulan ke depan. Sehingga efek dari penempatan SAL terhadap cost of fund kemungkinan baru akan terlihat dalam tiga bulan berikutnya,” paparnya.
Meski begitu, Leo menegaskan, kebijakan penempatan dana pemerintah tersebut tetap memberikan ruang ekspansi bagi bank untuk meningkatkan penyaluran kredit dengan biaya pendanaan yang lebih efisien.
Disamping itu, kebijakan ini juga membuat bank tidak lagi kesulitan mencari nasabah, seiring meningkatnya likuiditas dan menurunnya tekanan biaya dana.
Lebih lanjut, Leo juga menyoroti pentingnya percepatan belanja fiskal pemerintah agar dampak kebijakan ini lebih optimal.
“Akselerasinya dari fiskal spending-nya juga harus cepat,” tegasnya.
Ia menambahkan, untuk menjaga momentum pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan, investasi harus terus didorong, terutama pada sektor padat karya yang mampu menciptakan banyak lapangan kerja.
“Sekarang kita fokus ke konsumsi untuk menjaga momentum pertumbuhan tetap solid. Tapi ke depan, kalau pemerintah ingin pertumbuhan lebih tinggi, investasi harus dipacu karena efek penggandanya besar,” ujarnya.
“Untuk itu, pemerintah perlu terus melakukan reformasi struktural, memperbaiki perizinan usaha, infrastruktur, dan sumber daya manusia,” tutup Leo.
Artikel ini Disadur Dari Berita : https://propertyandthecity.com/purbaya-pindahkan-celengan-negara-rp200-t-ke-bank-bumn-ekonomi-kian-tumbuh/






