RM.id Rakyat Merdeka – Anggota Komisi XII DPR Alfons Manibui mendukung Program Listrik Desa (Lisdes) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). Program ini diyakini akan mampu meningkatkan rasio elektrifikasi rumah tangga di pedesaan.
Dia melihat, Pemerintah menunjukkan komitmen kuat untuk mewujudkan “Indonesia Terang”, khususnya di kawasan Indonesia Timur. “Kita betul-betul tidak mau lagi generasi berikut ini hidup dalam kegelapan,” ujar Alfons, dalam Rapat Kerja Komisi XII DPR bersama Dirjen Ketenagalistrikan Kementerian ESDM Jisman P. Hutajulu, di Kompleks Parlemen, Selasa (1/6/2025).
Sebagai wakil rakyat dari Papua Barat, Alfons memahami betapa beratnya hidup tanpa akses listrik. Banyak wilayah belum menikmati penerangan yang layak. Oleh karena itu, dia memberikan apresiasi atas komitmen Menteri ESDM Bahlil Lahadalia mempercepat penyediaan listrik hingga ke pelosok, terutama di Papua.
Baca juga : Komisi XII DPR Yakin Indonesia Terang Merata Ke Seluruh Kampung
“Karena Bapak Presiden ingin dalam waktu dekat, semua kampung, semua desa, itu ada listrik dan ini menjadi semangat kita semua,” ucap politisi Fraksi Golkar ini.
Dia yakin, peta jalan (roadmap) Listrik Desa yang disusun Kementerian ESDM dapat menjadi solusi nyata dalam mewujudkan akses listrik yang lebih merata. Diharapkan, roadmap tersebut dapat diuraikan lebih terperinci dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL). Mencakup pembangunan pembangkit, jaringan transmisi, hingga sistem distribusinya.
Agar Program Listrik Desa berjalan efektif, Alfons mengusulkan ke Kementerian ESDM, PT PLN (Persero), Pemerintah Daerah Papua Barat, serta Pemerintah Kabupaten Teluk Bintuni untuk menjalin kerja sama dengan BP Tangguh. Usulan ini didasarkan pada informasi adanya kerja sama antara BP Tangguh dan sejumlah pihak untuk pemanfaatan daya listrik sebesar 8 MegaWatt (MW).
Baca juga : DPD Nilai Prabowo Sukses Bawa Indonesia Penyeimbang Di Kancah Global
Pada tahap pertama, daya tersebut digunakan untuk penyediaan listrik di wilayah perkotaan. Sementara pada tahap kedua, akan dimanfaatkan untuk melistriki sejumlah wilayah di bagian selatan Papua Barat Daya.
“Kalau ini bisa dijalankan kembali, maka akan ada 3.000 sampai 4.000 rumah tangga yang bisa menyala tanpa kita harus bangun pembangkit lagi,” tegasnya.
Menanggapi hal tersebut, Dirjen Ketenagalistrikan Kementerian ESDM Jisman P. Hutajulu mengungkapkan, hingga triwulan pertama 2025 masih terdapat 10.068 lokasi di Indonesia yang belum memiliki akses listrik. Dari angka tersebut, lebih dari 1,28 juta rumah tangga belum teraliri listrik.
Baca juga : Prabowo: Indonesia Berpeluang Jadi Salah Satu Negara Emisi Karbon Nol
Wilayah yang paling banyak belum mendapatkan layanan listrik berada di Maluku, Papua, dan Nusa Tenggara, dengan total 5.555 lokasi. Diikuti Jawa (1.630 lokasi), Kalimantan (1.099), Sumatera (985), dan Sulawesi (799).
Untuk itu, dibutuhkan anggaran sekitar Rp 42,26 triliun demi mewujudkan elektrifikasi penuh di seluruh Indonesia, khususnya untuk jaringan dan pembangkit PLN. “Itu sudah kami hitung berdasarkan roadmap, berdasarkan apa yang dibangun, kabelnya berapa kilometer, trafo jenis apa yang digunakan, kira-kira seperti itu,” tutup Jisman.
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram “Rakyat Merdeka News Update”, caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.