RM.id Rakyat Merdeka – Pengamat sepakbola nasional, Akmal Marhali menilai kebijakan I.League yang menetapkan kuota maksimal 8 pemain asing untuk setiap klub tidak sejalan dengan semangat transformasi sepakbola.
“Kebijakan 8 pemain asing itu berlebihan dan justru bertentangan dengan arah pembangunan sepakbola nasional. Ketum PSSI sudah menegaskan perlunya dikoreksi menjadi 7, dan kami di Save Our Soccer sepenuhnya mendukung,” ujar Akmal di Jakarta, Kamis (17/7/2025)
Baca juga : Daikin Mulai Pengiriman Perdana AC Nusantara Prestige Ke Seluruh Indonesia
Ia menilai, bila I League hadir dengan visi profesional dan kemasan yang lebih maju, seyogyanya berpihak pada potensi muda Indonesia yang kini semakin melimpah, khususnya di kelompok usia U19 dan U23.
Menurutnya, perkembangan ini adalah bukti dari reformasi federasi, dan sudah semestinya kompetisi menjadi ruang aktualisasi bagi para talenta tersebut.
Baca juga : Prabowo: RI-AS Sepakat Tingkatkan Perdagangan Yang Saling Menguntungkan
“Jam bermain untuk pemain muda, terutama U23, harus ditambah secara signifikan. Itulah satu-satunya jalan untuk membangun skill, karakter, dan mental juara dalam kompetisi panjang seperti I.League. Klub wajib memberi peran lebih, bukan sekadar tempat latihan,” tegasnya.
Akmal menambahkan, penguatan peran pemain muda dalam kompetisi akan menjadi indikator keberhasilan transformasi sepakbola Indonesia, sekaligus mendorong klub-klub mengambil tanggung jawab lebih dalam pembinaan dan regenerasi.
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram “Rakyat Merdeka News Update”, caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.