RM.id Rakyat Merdeka – PT Patra Drilling Contractor (PDC), anak usaha PT Pertamina Drilling Services Indonesia (Pertamina Drilling), bersama induk holding PT Pertamina (Persero), menggelar workshop bertajuk “ESG Integration in Construction: Building Sustainable Infrastructure for Net Zero Future” di Townhall, Ground Floor, PDC Tower, Jakarta, Kamis (31/7).
Workshop ini diikuti puluhan perwira dari berbagai subholding Pertamina, mulai dari sektor hulu, gas, niaga, energi terbarukan, kilang, hingga pengapalan.
Fokusnya jelas: mendorong penerapan prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG) dalam proyek-proyek konstruksi yang dijalankan Pertamina Grup.

Direktur Utama PT Patra Drilling Contractor Faried Dozyn Iskandar mengatakan, sebagai pemimpin di sektor energi dan infrastruktur Indonesia, Pertamina dituntut untuk mempraktikkan prinsip-prinsip ESG, tidak hanya di bagian lingkungan tapi termasuk dalam proyek konstruksinya.
Untuk menjaga ketahanan energi, Faried mencontohkan, Pertamina membangun kilang minyak dan petrokimia.
Baca juga : Patra Drilling Contractor Gelar Workshop ESG Dukung Konstruksi Berkelanjutan
Begitu pula dalam upayanya mendukung transisi energi nasional, Pertamina tengah mempersiapkan pembangunan infrastruktur yang menjadi pilar dalam roadmap energi baru terbarukan.
“Dengan menerapkan prinsip-prinsip ESG dalam konstruksi, Pertamina menunjukkan komitmennya untuk menjalankan bisnis yang berkelanjutan dan bertanggung jawab, serta memberikan kontribusi positif bagi lingkungan dan masyarakat,” urai Faried.
Ia berharap, workshop ini bisa menjadi wadah kolaborasi antaranak perusahaan Pertamina dalam membangun kemitraan kuat demi tercapainya penerapan ESG yang terintegrasi.
VP Sustainability Strategy Pertamina Holding Suripno menambahkan, penerapan ESG tidak hanya soal tanggung jawab sosial dan lingkungan, tapi juga menjadi keunggulan bersaing bagi perusahaan.
“Jadi lebih dari dampak ESG terhadap lingkungan, sosial, dan ekonomi, pandangan orang itu sudah sampai ke aspek People, Planet, dan Profit. Pendekatannya sudah sampai ke bagaimana mengkapitalisasi aspek-aspek ESG,” ujarnya.

Baca juga : Telkom Dorong Digitalisasi Kopdes Merah Putih Lewat Digi Koperasi
Dalam paparannya terkait Suistainable Construction Pathways: ESG Integration from Policy to Practice, Suripno mengatakan, di masa depan, penerapan ESG ini akan semakin menjadi persyaratan dan tuntutan bisnis perusahaan.
“Semua requirement-nya akan semakin ditanyakan, mulai dari sejak desain, konstruksi, sampai dengan operasional,” jelasnya.
Ia mencontohkan pentingnya Life Cycle Analysis (LCA) pada material yang digunakan, serta kewajiban mitra kerja dan kontraktor untuk menerapkan prinsip ESG.
Untuk itu, konsep sustainable procurement harus sudah dijalankan sejak awal proyek. Dalam sesi pemaparan, Suripno juga menampilkan beberapa proyek Pertamina yang telah mengedepankan aspek ESG dalam pelaksanaannya.
“Baik infrastruktur yang sifatnya support maupun infrastruktur yang sifatnya berkaitan dengan migas, dari produksi sampai distribusi,” tutupnya.
Baca juga : PTKS 2025 Pacu Inovasi Industri Kelapa Sawit Berkelanjutan Di Yogyakarta
Selain Suripno, hadir pula dalam sesi diskusi tersebut Direktur Jenderal Bina Konstruksi Kementerian Pekerjaan Umum Boby Ali Azhari dan Ketua QHSE BUMN Konstruksi Subkhan, yang turut memberikan pandangan soal praktik konstruksi berkelanjutan di BUMN.
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram “Rakyat Merdeka News Update”, caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.