Pasar Properti Indonesia Tumbuh Positif di Kuartal III 2025, Didukung Stimulus Moneter dan Fiskal

HomeBabby.my.id(JAKARTA) — Pasar Properti Indonesia menunjukkan ketahanan yang solid pada kuartal III 2025. Meski menghadapi tekanan ekonomi dan dinamika sosial menjelang akhir kuartal, sektor ini tetap menunjukkan sinyal positif berkat kombinasi stimulus moneter dan kebijakan fiskal yang efektif.

Data terbaru Pinhome Home Sell Index (PHSI) dan Pinhome Home Rental Index (PHRI) mencatat pertumbuhan di berbagai kota besar. Harga rumah tipe ≤200 m² relatif stabil, sementara tipe ≥201 m² hanya terkoreksi tipis sebesar -0,4%.

Baca Juga: Technical Due Diligence Dorong Keberhasilan Pusat Data

Menurut Dayu Dara Permata, CEO & Founder Pinhome, stabilitas pasar properti tidak terlepas dari langkah pemerintah dan otoritas moneter.

“Kebijakan seperti penurunan suku bunga dan insentif PPN menjadi penopang utama stabilitas pasar, terutama di segmen menengah ke bawah. Rumah tipe ≤120 m² terus mendorong pasar berkat permintaan dari pembeli rumah pertama,” jelas Dara.

Kinerja Positif di Jabodetabek dan Beberapa Kota Besar

Data PHSI menunjukkan bahwa wilayah DKI Jakarta dan kota penyangganya mengalami variasi pergerakan harga.

Faktor kualitas kawasan, konektivitas, dan prospek masa depan kini lebih menentukan dibanding sekadar tren pasar umum.

Baca Juga: Harga Rumah Sekunder Nasional Naik Tipis, Yogyakarta Catat Kenaikan Tertinggi Mencapai 7,9 Persen

Indeks Harga Jual di area DKI Jakarta dan Kota Penyangga Jakarta:

  • Jakarta Pusat & Timur: Mengalami stagnasi dengan koreksi harga -1% hingga -4%, terutama di Johar Baru. Kondisi ini dipengaruhi oleh tekanan daya beli yang terus berlanjut serta sentimen menunggu yang semakin kuat akibat dinamika sosial di masyarakat, terutama di wilayah pusat Jakarta.
  • Jakarta Selatan: Di Cilandak, kenaikan terjadi +3% (tipe 55–120), didorong proyek pengendalian banjir dan penataan kawasan Fatmawati–Simatupang.
  • Jakarta Utara: Terjadi kenaikan +3% (tipe ≤54) di Tanjung Priok akibat program normalisasi saluran air. Sementara di Cilincing, kenaikan +2% (tipe ≥201), dipicu proyek logistik Kalibaru dan kelanjutan pembangunan pelabuhan.
  • Jakarta Barat: Cengkareng mengalami kenaikan +2% (tipe 55–120) dan +1% (tipe ≥201), terkait progres Tol Kamal–Teluknaga–Rajeg.
  • Bogor: Koreksi -4% (tipe ≥201), dampak dari sentimen negatif pasar premium Jakarta.
  • Tangerang: Ekspansi industri Cikupa–Balaraja dan akses tol baru mendorong kenaikan sebesar +3% untuk tipe ≤54
READ  City Hub Commercial, Ruko Rp24 Miliar di Summarecon Serpong Terjual Habis

Sementara di luar Jakarta, Padang mencatat kenaikan tertinggi +4% (tipe ≥201) karena percepatan proyek Tol Padang–Pekanbaru, dan Manado naik +4% berkat status baru sebagai hub regional kawasan timur Indonesia.

Baca Juga: Suku Bunga Acuan BI Turun ke 4,75%, Permintaan Rumah Naik Lagi: Tangerang Pimpin Pasar Properti Jabodetabek

Sebaliknya, Pekanbaru, Samarinda, dan Balikpapan mengalami koreksi akibat tekanan sektor migas dan normalisasi ekspektasi proyek IKN.

Ringkasan Wilayah Lain di Indonesia:

  • Kabupaten Bandung & Kota Makassar: Koreksi -2% (tipe ≥201), akibat meningkatnya tensi sosial yang menekan pasar atas.
  • Semarang: Kenaikan +3% (tipe 121–200) dan +2% (tipe ≥201), karena masuknya tenaga ahli ke kawasan industri Kendal–Batang.
  • Padang: Kenaikan +4% (tipe ≥201), terkait akselerasi proyek Tol Padang–Pekanbaru.
  • Pekanbaru: Koreksi -3% (tipe ≥201), karena tekanan dari sektor sawit dan stagnasi migas (Blok Rokan).
  • Samarinda & Balikpapan: Koreksi di semua tipe, mencerminkan normalisasi ekspektasi terhadap proyek IKN.
  • Manado: Kenaikan +4% (tipe ≥201), didorong oleh status baru sebagai hub regional Indonesia Timur.

Baca Juga: Deltamas Golf Tournament 2025: Diikuti 105 Pegolf, Sinar Mas Land Perkuat Relasi Bisnis di GIIC

Pasar Sewa Mengalami Penyesuaian

Berbeda dengan penjualan, pasar sewa rumah di Jakarta mengalami pelemahan di kuartal III 2025.

  • Penurunan harga sewa rumah pada tipe ≤54 mengalami penurunan hingga -3% di seluruh kota, dan tipe 55–120 di Jakarta Selatan turun -3%. Persaingan dari suplai apartemen yang menarik penyewa muda dan keluarga kecil mendorong penurunan ini.
  • Rumah tipe 121–200 di Jakarta Selatan justru tumbuh +2%, menjadi pilihan utama ekspatriat yang mencari hunian dekat sekolah internasional dengan ukuran ideal dan harga lebih terjangkau dibanding tipe ≥201.
  • Segmen rumah tipe ≥201 mengalami koreksi –2% di Jakarta Barat dan Jakarta Pusat, terdampak persaingan dengan serviced apartment dan apartemen premium yang lebih diminati ekspatriat dan pekerja penempatan sementara.
  • Kota penyangga seperti Depok dan Tangerang juga mengalami penurunan harga sewa pada tipe ≥201, masing-masing –2% dan –3%, akibat banyak rumah besar yang dialihkan dari pasar jual ke pasar sewa sehingga menambah tekanan di segmen properti premium.
READ  Ribuan Komunitas Bakal Meriahkan CIC Fun Run 5K, Sambut 28 Tahun CitraIndah City

Baca Juga: Kolaborasi Strategis ITDC–Signify Hadirkan Pencahayaan Cerdas di 3 Destinasi Wisata

Sedangkan untuk wilayah luar Jakarta;

  • Kota Malang mengalami pertumbuhan sewa +3% pada rumah tipe ≤54 dan 55–120, berkat kebutuhan hunian dari komunitas pendidikan seperti mahasiswa, dosen, dan tenaga pendukung.
  • Di Denpasar, harga sewa turun -2% hingga -3% di semua segmen, akibat beralihnya preferensi dari sewa jangka panjang ke sewa jangka pendek berbasis pariwisata, serta menurunnya jumlah remote worker akibat tren kembali ke kantor (WFO).

Optimisme Pasar Properti Indonesia Jelang Akhir 2025

pasar milenial Bandung Raya
Ilustrasi – Perumahan Garden City di Bandung Selatan./ Foto: Padre – HomeBabby.my.id

Pinhome memprediksi bahwa menjelang akhir 2025, pasar properti Indonesia akan bergerak ke arah positif seiring membaiknya sentimen ekonomi nasional.

Faktor seperti reshuffle kabinet dan injeksi likuiditas Rp200 triliun ke bank-bank BUMN menjadi pendorong kuat pemulihan sektor properti.

Baca Juga: Harga Rumah Seken di Depok Naik 3,8%, Tertinggi di Jabodetabek

“Kombinasi antara kepercayaan pasar dan pelonggaran likuiditas ini berpotensi mempercepat pertumbuhan permintaan sekaligus menjaga stabilitas harga di tengah kondisi ekonomi yang dinamis,” tutup Dara.

***
Untuk berita santai yang tak kalah serumampir juga kePropertiPlus.com

*** Baca berita lainnya di GoogleNews

——— KONTAK REDAKSI:
Telepon/WA: 0821 2543 0279
Email Redaksi: [email protected]
Email Iklan: [email protected]

Artikel ini Disadur Dari Berita : https://propertiterkini.com/pasar-properti-indonesia-tumbuh-di-kuartal-iii/

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *