
RM.id Rakyat Merdeka – Wakil Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Wamendikdasmen) Fajar Riza Ul Haq menegaskan pentingnya peran orang tua, sekolah, dan masyarakat dalam menghadapi tantangan pengasuhan anak di era digital.
Hal tersebut disampaikan Wamen Fajar saat menjadi pembicara kunci dalam acara Takshow Parenting dengan tema “Menjadi Orangtua Cerdas di Era Digital: Bijak Mengasuh Kuat Membimbing di Era Digital” pada rangkaian acara Muhammadiyah Jogja Expo, Sabtu (13/09/2024). Acara dihadiri ratusan pelajar dari mulai PAUD hingga SMA, para orang tua, aktivis pendidikan, dan pengurus Muhammadiyah se-DIY.
“Dulu kita mengenal pepatah Arab al-ummu madrasatul ula, seorang ibu adalah sekolah pertama bagi anak. Sekarang, selain ibu, gawai juga telah menjadi ‘sekolah’ pertama anak-anak. Jika tidak didampingi dengan bijak, gawai bisa menjadi sumber masalah dalam tumbuh kembang anak kita,” ujar Wamen Fajar.
Baca juga : Teken MoU, Barantin-BPOM Sepakat Perkuat Pengawasan Pangan Nasional
Ia mengungkapkan, riset menunjukkan hampir 33 persen anak usia 0–6 tahun di Indonesia sudah terpapar gawai, dengan rata-rata penggunaan mencapai 7 jam 20 menit per hari. Penggunaan berlebihan ini berdampak pada kesehatan mental, gangguan tidur, perubahan pola hidup, dan bahkan masalah kesehatan fisik seperti pada kesehatan mata, gigi, dan obesitas.
Dengan tantangan yang tidak mudah ini, Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) di bawah kepemimpinan Mendikdasmen Abdul Mu’ti sedang memperkuat layanan konseling di sekolah dan penguatan peran guru Bimbingan Konseling (BK). “Pendidikan berkualitas tidak akan terwujud jika anak-anak kita mengalami masalah mental akibat pola pengasuhan yang tidak adaptif,” jelas Wamen Fajar.
Selain itu, Wamen Fajar menekankan pentingnya authoritative digital parenting, yaitu pola asuh tegas tetapi penuh kehangatan, serta kolaboratif parenting yang melibatkan sekolah, orang tua, masyarakat, dan lingkungan sosial. Orang tua harus membuat kesepakatan yang jelas dengan anak tentang penggunaan gawai, memberi teladan, menyediakan family time, dan mendorong aktivitas fisik serta interaksi teman sebaya.
Baca juga : Kementerian Haji Bentuk Nyata Perhatian Presiden Terhadap Pelayanan Jemaah
“Hal ini kami coba terapkan di rumah dengan anak-anak,” ungkap Wamen Fajar, saat menceritakan pengalamannya dalam membangun komitmen penggunaan gawai dengan ananda tercinta di rumah.
Dalam paparannya, Wamen Fajar juga mengajak orang tua untuk menghidupkan kembali kebiasaan bercerita dan mendongeng kepada anak agar mereka bisa tidur cepat, sebagai bagian dari program 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat yang diluncurkan Mendikdasmen Abdul Mu’ti.
“Banyak orang tua kini jarang mendongeng. Padahal, mendongeng bukan sekadar hiburan, tetapi sarana menanamkan nilai-nilai dan mempererat ikatan emosional. Di sisi lain, mendongeng bisa menemani anak agar tidur lebih cepat,” terang Wamen Fajar.
Baca juga : Christiany Eugenia Paruntu Dorong Solusi Kendala Pembiayaan Kopdes Merah Putih
Menurut Wamen Fajar, menghadapi era digital bukan hanya soal membatasi gawai, tetapi juga mengubah pola pikir orang tua agar lebih terbuka dan senantiasa mau belajar.
“Peran orang tua di era digital memang berat. Tetapi dengan kesadaran bersama dan kolaborasi semua pihak, kita bisa menyiapkan generasi yang sehat secara mental, berkarakter, dan berkeadaban,” pungkas Wamen Fajar.
Turut mendampingi Wamen Fajar, Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) DIY Muhammad Ikhwan Ahada, Ketua Pimpinan Wilayah ‘Aisyiyah (PWA) DIY Widiastuti, Staf Khusus Mendikdasmen Arif Jamali, Direktur PAUD Kemendikdasmen Nia Nurhasanah, dan Tenaga Ahli Wakil Menteri Fahmi Syahirul Alim.
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram “Rakyat Merdeka News Update”, caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.






