RM.id Rakyat Merdeka – Pakar Geologi dari Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada (UGM) Prof. Wahyu Wilopo menekankan pentingnya aspek keselamatan, yang merupakan tantangan teknis terbesar dalam upaya pencarian dan penyelamatan pekerja tambang bawah tanah PT Freeport Indonesia yang terjebak di area Grasberg Block Cave, Distrik Tembagapura, Kabupaten Mimika, Provinsi Papua Tengah.
Sabtu (20/9/2025), tim penyelamat telah berhasil menemukan dua jasad: Wigih Hartono dan Irawan, dari total tujuh korban yang terdampak insiden luncuran material basah Grasberg.
“Kondisi bawah tanah yang sempit dan penuh risiko membuat aksesibilitas tim penyelamat maupun peralatan menjadi sangat terbatas. Suplai oksigen, keterbatasan ruang operasi, serta potensi runtuhan batuan dan masuknya lumpur basah menjadi ancaman serius,” papar Wahyu dalam keterangan resmi di laman UGM.
Karena itu, lanjutnya, evakuasi harus dilakukan dengan cepat, tetapi tetap penuh kehati-hatian. Agar tidak menimbulkan korban baru.
Baca juga : Ini Identitas 2 Pekerja Tambang Bawah Tanah Freeport Yang Ditemukan Meninggal
Wahyu menjelaskan, faktor geologi sangat berpengaruh terhadap kerentanan terowongan. Adanya sesar pada batuan dapat menjadi jalur masuknya air dan lumpur ke dalam terowongan, terutama saat curah hujan tinggi.
Ditambah lagi, sistem penambangan block caving memang efisien, tetapi sulit sepenuhnya mengontrol keruntuhan material.
“Tantangan bukan hanya pada volume lumpur yang ada, tetapi juga ancaman potensi lumpur baru yang masuk ke terowongan saat evakuasi berlangsung,” beber Wahyu.
Untuk mempercepat evakuasi tanpa mengorbankan keselamatan, Wahyu menegaskan perlunya pemanfaatan teknologi modern.
Baca juga : 7 Pekerja Terjebak Di Pertambangan Freeport
“Teknologi robot atau sistem kendali jarak jauh dapat membantu proses evakuasi, sehingga risiko bagi tim penyelamat bisa diminimalisasi,” ujarnya.
Wahyu berpendapat, perusahaan tambang perlu melakukan langkah jangka panjang untuk meminimalkan risiko kejadian serupa. Dalam konteks ini, Wahyu menekankan pentingnya pemetaan potensi bahaya runtuhan dan rembesan lumpur, pemasangan sensor peringatan dini, serta pembangunan jalur terowongan yang saling terhubung.
Penyediaan sumber oksigen, makanan darurat, hingga peralatan evakuasi di titik-titik tertentu juga diperlukan.
“Latihan kesiapsiagaan bagi seluruh pekerja tambang mutlak dilakukan, agar respon saat bencana lebih cepat dan tepat,” ujarnya.
Baca juga : Menteri Riefky: Inilah Tambang Baru Indonesia
Menurutnya, keberhasilan evakuasi membutuhkan kerja sama erat seluruh pihak.
Wahyu mengingatkan, kecepatan dalam upaya evakuasi dan penyelamatan perlu diimbangi dengan kehati-hatian agar tim penyelamat tetap aman.
“Kita semua berdoa, semoga evakuasi ini segera berhasil,” pungkasnya.
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram “Rakyat Merdeka News Update”, caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.