Mengenal Ilmuwan Baitul Hikmah: Al-Khawarizmi

Prof. Dr. H. Nasaruddin Umar, MA

Tausiah Politik

RM.id Rakyat Merdeka – Al-Khawarizmi di dunia Barat dikenal dengan berbagai nama, seperti al-Cowarizmi, al-Ahawizmi, al-Karismi, al-Goritmi, dan al-Gorismi. Nama lengkapnya adalah Abu Abdullah Muhammad bin Musa al-Khawarizmi. Ia lahir di Khwarizm-Bukhara, Provinsi Khiva, Khurasan (sekarang wilayah Uzbekistan), pada tahun 780–845 M.

Keluarganya berasal dari Baghdad. Sejak muda, ia mengabdi kepada pemerintahan Khalifah al-Ma’mun, terutama di Baitul Hikmah, lembaga akademik paling bergengsi di Baghdad kala itu. Di sana, ia bekerja di observatorium tempat mempelajari matematika dan astronomi, serta dipercaya memimpin perpustakaan khalifah.

Kontribusi Al-Khawarizmi yang paling monumental antara lain dalam bidang aljabar, matematika, geometri, kimia, fisika, astronomi, logika, filsafat, sejarah Islam, musik, dan logaritma (yang berasal dari kata Algorismi, latinisasi dari namanya). Ia juga menguasai ilmu-ilmu keagamaan seperti fikih dan filsafat.

Al-Khawarizmi dijuluki dengan berbagai sebutan, antara lain “Bapak Aljabar”, “Bapak Matematika”, dan “Bapak Aritmetika”. Istilah aljabar berasal dari judul bukunya yang terkenal, Al-Kitab al-Jabr wa al-Muqabalah, yang telah diterjemahkan ke berbagai bahasa. Secara bahasa, al-jabr berarti penyatuan, hubungan, atau penyelesaian.

Sebagai cabang matematika, aljabar merupakan pengembangan dari aritmetika yang mempelajari struktur, hubungan, dan kuantitas melalui penggunaan simbol-simbol, biasanya berupa huruf, untuk mewakili bilangan secara umum. Sistem ini memudahkan kita dalam menerapkan rumus dan menghitung nilai yang belum diketahui dalam berbagai persoalan, seperti persamaan linear, kuadrat, dan persamaan tak tentu.
Selanjutnya