
Prof. Dr. H. Nasaruddin Umar, MA
Tausiah Politik
RM.id Rakyat Merdeka – Sukesi yang tidak mulus dari Ali bin Abi Thalib ke Mu’awiyah bin Abi Sufyan membawa pengaruh negatif terhadap perkembangan peradaban dunia Islam pada saat itu. Para penguasa awal dari Bani Abbasia banyak melakukan penyimpangan dari tradisi yang pernah dirintis oleh Nabi dan para Khulafaur Rasyidin.
Muawiyah bin Abu Sufyan (602-680 M) merupakan khalifah pertama dari Bani Umayyah dan penah menjadi juru tulis Nabi Muhammad Saw. Ia agak telat masuk Islam pada tahun ke 7 H. Kalangan Syi’an menganggap Muawiyah tidak mengakuinya sebagai khalifah dan sahabat Nabi, karena dianggap telah menyimpang setelah Nabi meninggal. Ia menjabat khalifah dari tahun 661 sampai 680 M. Ia dianggap picik oleh kelompok Syi’ah karena melibatkan Amru bin Ash yang menipu Abu Musa Al Asy’ari (wakil Ali) dalam kasus Perang Shiffin.
Baca juga : Proto Peradaban Islam (6) Periode Ali bin Abi Thalib (599-661M)
Persoalan Mu’awiyah berawal sejak terbunuhnya Utsman. Saat itu ada beberapa reaksi di dalam masyarakat. Pertama, mereka mengusulkan agar pembunuhnya harus diqishash secepatnya sebelum Ali dibai’at dan ini pendapat Muawiyah cs. Kedua, Ali harus dibai’at dulu baru diamanahkan untuk mencari dan mengqishash pelakunya. Ketiga, dan ini pendapat Ali, qishash ditunda pelaksanaannya sampai betul-betul keadaan terkendali. Pendapat ini didukung oleh mayoritas sahabat senior, khususnya pendukung Ali. Keempat, ada sekelompok orang yang mengasingkan diri (uzlah) dan tidak ingin terlibat dalam perang saudara ini. Mereka meninggalkan pusat konflik menuju ke satu tempat yang lebih netral. Kelompok ini didukung oleh antara lain Abdullah bin Umar, Saad bin Abi Waqqash, dan lain-lain. Masyarakat Syam (sekitar Syiria sekarang) menolak membai’at Ali. Ini bisa difahami karena Mu’awiyah pernah menjadi Gubernur di sana.
Keunggulan Mu’awiyah cs dalam berdiplomasi membuat Ali terpojok. Mu’awiyah berusaha membersihkan diri dengan mengatakan sesungguhnya aku tidak membenci Ali, bahkan bersumpah “Demi Allah” sambil memberikan pengakuan bahwa dialah paling tepat menjadi khalifah dilihat dari berbagai sudut pandang. Persoalannya ialah kenapa Ali tidak mau menyerahkan pelaku pembunuhan sepupu Mu’awiyah yakni Utsman ibn Affan yang dibunuh secara keji. Jika Ali mau menyerahkan pelakunya kepada pihak kami maka kami akan membai’atnya. Namun Ali tidak mau menyerahkan sang pelaku, yang ditanggapi oleh sebagian orang bahwa berarti Ali ada di belakang peristiwa itu. Akhirnya, perang saudara tak dapat dihindari. Mu’awiyah mengambil Aisyah, isteri Nabi dan putri Abu bakar, berada di pihaknya, melawan pasukan Ali yang tentu saja didukung oleh isterinya, Fatimah, yang juga merupakan putri Nabi. Umat Islam betul-betul terpecah dan perang saudara terjadi amat dahsyat dan menimbulkan banyak korban.
Baca juga : Proto Peradaban Islam (5) Periode Usman bin Affan (574-656M)
Pihak Mu’awiyah mengusulkan gencatan senjata melalui juru bicaranya, Amr ibn ‘Ash, dengan mengangkat Al-Qur’an di ujung tombaknya. Abu Musa al-Asy’ary yang dikenal alim menerima gagasan itu. Amr Ibn ‘Ash meminta semua pihak agar mengeliminir khlaifah yang ada, baik Ali maupun Mu’awiyah. Abu Musa mewakili Ali menyetujuinya. Begitu Abu Musa menyatakan persetujuan itu, maka Amr ibn ‘Ash langsung membai’at Mu’awiyah sebagai khalifah untuk mengisi kekosongan pemerintahan. Tentu saja pihak Ali tidak setuju karena itu dianggap sebagai akal bulus. Terjadilah perang, yang pada akhirnya mengorbitkan Mu’awiyah sebagai Khalifah. Mu’awiyah mengubah suksesi dari sistem musyawarah ke sistem monarki (sistem kerajaan), yang diwarisi oleh generasi penguasa sesudahnya. Semoga pilpres di Indonesia, bisa menjadi alternatif model suksesi di dunia Islam di masa depan.
Artikel ini tayang di Harian Rakyat Merdeka Cetak, Halaman 1 & 6, edisi Senin, 8 September 2025 dengan judul “Mempersiapkan Kiblat Baru Peradaban Dunia Islam (27) Periode Pasca Khulafaur Rasyidin”
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram “Rakyat Merdeka News Update”, caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.