MBG Perkuat Fondasi Kualitas SDM Indonesia Sejak Dini

Nasional4 Dilihat



RM.id  Rakyat Merdeka – Program Makanan Bergizi Gratis (MBG) yang dijalankan Pemerintah sejak 6 Januari 2025 kembali mendapat dukungan dari kalangan akademisi. MBG dinilai bukan hanya menutup kesenjangan akses pangan bagi anak-anak, tetapi juga membangun fondasi jangka panjang bagi kualitas sumber daya manusia (SDM) Indonesia.

Guru Besar Departemen Gizi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI), Prof. Sandra Fikawati, yang juga Wakil Ketua Pusat Kajian Gizi dan Kesehatan (PKGK) menekankan, ketertinggalan daya saing Indonesia selama ini tak lepas dari minimnya perhatian terhadap asupan gizi anak di masa pertumbuhan.

“Dulu pertumbuhan anak-anak tidak dipikirkan, makanya kita kurang kompetitif sumber daya manusianya, karena saat perkembangan fisik dan otak kita tidak pernah diberikan makanan bergizi. MBG ini peluang besar. Dengan program ini daya saing kita bisa lebih baik, karena SDM kita sejak kecil sudah dipupuk,” terangnya, dalam keterangan yang diterima redaksi, Kamis (27/11/2025).

Baca juga : BSN Tegaskan Pemerataan Infrastruktur Mutu Jadi Kunci Indonesia Emas 2045

Prof. Fika menegaskan, manfaat MBG berdampak langsung pada peningkatan daya belajar, pertumbuhan kognitif, dan kehadiran anak di sekolah—terutama bagi anak di daerah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T) yang selama ini minim akses makanan bergizi. Ia pun mengajak semua pihak menjaga keberlangsungan program.

“MBG ini kalau bisa jadi program yang berkelanjutan. Karena kalau program ini berhenti, kita juga yang rugi. Oleh karena itu ini harus kita kawal,” tegasnya.

PKGK FKM UI sebelumnya melakukan penelitian mandiri mengenai dampak pemberian makanan bergizi sebelum MBG berjalan awal tahun ini. Simulasi intervensi dilakukan di 15 sekolah tingkat TK–SMP serta satu posyandu di Kabupaten Bekasi, Makassar, Padang, Mempawah, Sragen, dan Malang.

READ  Siap Ikut Retreat Jilid II Wali Kota Depok Evaluasi Program Daerah

Baca juga : Ketua MPR RI Perkuat Kemitraan Indonesia-Saudi Arabia

Hasil penelitian menunjukkan penurunan status gizi buruk dari 2 persen menjadi 0,5 persen, serta gizi kurang dari 7,7 persen menjadi 6,4 persen. Setelah 15 minggu intervensi, anak-anak mengalami kenaikan berat badan rata-rata 2 kilogram dan pertumbuhan tinggi badan rata-rata 2,9 sentimeter. Secara keseluruhan, angka kecukupan gizi (AKG) harian meningkat signifikan dari 69,9 persen menjadi 93,4 persen.

Selain pemberian makanan bergizi, siswa sekolah dasar dalam penelitian tersebut juga mendapat edukasi gizi. Pengetahuan, sikap, dan praktik terkait gizi seimbang meningkat cukup signifikan.

Ke depan, MBG Pemerintah akan diperkuat dengan edukasi gizi bagi para penerima manfaat. Menurut Prof. Fika, Badan Gizi Nasional (BGN) sedang menyusun modul edukasi gizi bersama lima perguruan tinggi, termasuk UI.

Baca juga : Harapan Dunia Terhadap Indonesia: Belanda

“Edukasi untuk memperkuat program MBG sedang disusun modulnya oleh BGN. Hal ini perlu karena anak-anak butuh tahu manfaat makanan yang dibagikan di sekolah, begitu juga orang tua murid,” jelasnya.

BGN bersama akademisi juga tengah mempersiapkan penguatan tenaga ahli gizi di Indonesia. “Sekarang kita juga sedang persiapan untuk membuka sertifikasi nutrisionis. Nutrisionis ini nantinya selain memastikan keamanan pangan dan asupan gizi, juga bersifat promotif, mengedukasi pemenuhan gizi kepada masyarakat. Satuan Pelaksana Program Gizi (SPPG) nantinya perlu nutrisionis ini,” tutupnya.


Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News


Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram “Rakyat Merdeka News Update”, caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

READ  Ada MBG Anak anak di Bengkulu Jadi Lebih Rajin Sekolah





Source link

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *