RM.id Rakyat Merdeka – Muktamar X Partai Persatuan Pembangunan (PPP), di Hotel Mercure Convention Center, Ancol, Jakarta Utara, Sabtu (27/9/2025) sore, berubah jadi arena adu jotos dan lempar kursi antarkader. Sejumlah orang terluka, bahkan ada yang bibirnya bengkak kena tonjok.
Muktamar yang dijadwalkan 27–29 September 2025 ini, sejatinya membahas arah partai lima tahun ke depan, sekaligus memilih ketua umum periode 2025–2030. Namun, baru sehari berjalan, tensi politik internal partai berlambang Ka’bah itu, sudah meninggi.
Ada dua nama yang bersaing. Pertama, Muhammad Mardiono, Plt Ketua Umum sekaligus calon petahana, mengklaim mendapat dukungan 33 Dewan Pimpinan Wilayah (DPW). Kedua, mantan Menteri Perdagangan Agus Suparmanto yang didukung mantan Ketua Umum PPP Muhammad Romahurmuziy.
Riak kericuhan sudah mulai nampak sejak pembukaan muktamar. Suasana memanas ketika Mardiono menyampaikan sambutan. Dalam siaran langsung akun YouTube PetigaTv terdengar teriakan bersahut-sahutan antara pendukung Mardiono dengan pendukung Agus Suparmanto.
Para pendukung Mardiono menginginkan ada kelanjutan kepemimpinan. Sementara, pendukung Agus Suparmanto menuntut adanya ketua umum baru. “Ketua baru, ketua baru!” teriak kubu Agus Suparmanto. “Lanjutkan, lanjutkan!” sahut kubu Mardiono.
Situasi kian panas saat Sidang Paripurna I dipimpin Amir Uskara. Kubu Agus Suparmanto menolak Amir memimpin sidang. Alasannya, Amir adalah pendukung Mardiono. Namun, Amir bergeming. Dia tetap melanjutkan sidang hingga membacakan aklamasi yang menetapkan Mardiono sebagai Ketua Umum PPP periode 2025-2030.
Baca juga : Waspada, Keracunan MBG Jangan Sampai Dipolitisasi
Keputusan itu semakin memperkeruh forum. Amir bersama Mardiono kemudian keluar ruangan dan menggelar konferensi pers (konpers). Di sana, Mardiono mengklaim telah sah terpilih secara aklamasi, didukung 30 DPW, dan disahkan dengan ketukan palu.
Kubu Agus Suparmanto menolak klaim tersebut. Di saat Mardiono menggelar konpers kemenangan, kubu Agus Suparmanto meneriakkan yel-yel perubahan. Pendukung Mardiono pun sewot. “Woi, ganggu woi! Berhenti, lagi konpers!” sergah mereka. Kubu Agus Suparmanto tak mau kalah. Adu mulut pun pecah dan berubah jadi perkelahian.
Dari video yang viral Minggu (28/9/2025), tampak kader berseragam hijau saling pukul dan melempar kursi. Beberapa lemparan mengenai wajah kader lain. Satgas keamanan partai berusaha melerai, namun kericuhan terus terjadi hingga hampir 10 menit.
Wakil Gubernur Jawa Tengah yang juga kader PPP, Taj Yasin Maimoen alias Gus Yasin, turun tangan menenangkan massa. “Tolong, kita saudara. Kita satu partai,” teriak seorang kader, menenangkan suasana. Keributan akhirnya mereda. Meski begitu, sejumlah kader terluka.
“Ada beberapa kader kami yang saat ini sedang di rumah sakit, mengalami cedera di kepala, bibir, dan lainnya,” ujar Mardiono, Sabtu (27/9/2025).
Menurutnya, tiga kader asal Pandeglang dan Sulawesi Selatan menjadi korban serius. Dua di antaranya luka parah, satu sobek di bibir hingga mengenai gigi, dan satu lagi sobek di pelipis serta retak pada rahang atas. Korban luka berat dirujuk ke RSPAD Gatot Soebroto, sementara lainnya dirawat di rumah sakit setempat.
Baca juga : Indonesia Bela Palestina Lewat Aksi Dan Diplomasi
Mardiono menuding, kericuhan di Muktamar X PPP dipicu oleh orang-orang egois. “Sejak awal sudah ada gelagat-gelagat pihak-pihak lain, yang akan memaksakan kehendak dalam proses Muktamar ini untuk kepentingan-kepentingan tertentu,” ucapnya.
Di sisi lain, klaim aklamasi Mardiono dibantah kubu Agus Suparmanto, yang menegaskan bahwa pengesahan hanya sah jika dilakukan di forum resmi Muktamar. Mereka menyebut, sidang utama tetap berlanjut hingga Paripurna VIII yang dipimpin Qoyum Abdul Jabar. Tepat pukul 01.07 WIB, Minggu (28/9/2025), mereka menetapkan Agus Suparmanto sebagai Ketua Umum PPP terpilih melalui aklamasi.
“Aklamasi Pak Agus merupakan kehendak muktamar dan aspirasi muktamirin yang hadir,” kata Qoyum, Minggu dini hari (28/9/2025).
Qoyum menetapkan Agus Suparmanto sebagai Ketua Umum sekaligus ketua formatur melalui Ketetapan Muktamar X PPP Nomor 08/TAP/Muktamar X/PPP/2025. Agus diberi wewenang bersama tim formatur untuk menyusun kepengurusan baru dalam 30 hari.
Dalam pidatonya, Agus menegaskan tekad membangkitkan partai. “Kemenangan ini awal perjuangan PPP. Kita akan meraih kemenangan berikutnya, yaitu mengembalikan PPP ke Senayan,” ujarnya.
Ketua DPP PPP M Thobahul Aftoni menjelaskan landasan muktamirin memilih Agus Suparmanto sebagai calon Ketua Umum (Caketum) PPP tunggal karena Mardiono telah meninggalkan arena Muktamar X PPP.
Baca juga : Yusril: Tidak Tabrakan, Tapi Saling Memperkuat
Pengamat politik Citra Institute Efriza menilai, kerubutan di Muktamar X ini menunjukkan keterbelahan PPP. Menurutnya, sejak awal PPP memang sudah terbelah dalam dua kubu, yaitu Mardiono dan Romahurmuziy (Rommy).
“Berkaca pada polemik masa lampau, sulit untuk terjadinya rekonsiliasi. Keduanya saling klaim legitimasi,” kata Efriza, kepada Rakyat Merdeka, Minggu (28/9/2025).
Dia menjelaskan, kubu Mardiono dinarasikan gugur dari pemilihan karena keluar sebelum forum rampung. Sementara, Agus Suparmanto yang dikukuhkan kubu Rommy di akhir forum juga dianggap bermasalah karena bukan figur internal.
Efriza menilai, jalan tengah penyelesaian sulit ditempuh. Rekonsiliasi politik jauh dari pilihan, sehingga ujungnya hanya menunggu Surat Keputusan (SK) Kementerian Hukum (Kemenkum). Namun, dia mengingatkan, keluarnya SK tetap berisiko meninggalkan perpecahan.
Dia menambahkan, konflik berkepanjangan akan memperburuk posisi PPP jelang Pemilu 2029. Jika konflik tidak segera selesai, PPP berisiko gagal kembali ke Senayan. “PPP sebagai partai tua, bisa tenggelam karena konflik internal. Alih-alih jadi rumah besar umat Islam, PPP justru tampak sebagai arena rebutan kekuasaan elite,” pungkasnya.
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram “Rakyat Merdeka News Update”, caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.