Jakarta, propertyandthecity.com – Di tengah lonjakan harga energi dan meningkatnya kesadaran akan kesehatan rumah tangga, kompor kini jadi sorotan. Kompor gas yang selama ini jadi andalan, mulai tersaingi oleh kompor listrik, khususnya induksi, yang dinilai lebih aman dan efisien. Di tahun 2025, kompor listrik khususnya tipe induksi muncul sebagai alternatif terhadap dominasi kompor gas di dapur rumah tangga Indonesia.
Kompor Gas Praktis Tapi Rentan Polusi
Selama bertahun-tahun, kompor gas dikenal karena kepraktisannya. Namun, perkembangan studi kesehatan dan lingkungan menunjukkan bahwa penggunaan gas sebagai bahan bakar dapur menyimpan risiko yang tak sedikit. Salah satu temuan penting adalah peningkatan kadar nitrogen dioksida (NO₂) di udara dalam ruangan akibat penggunaan kompor gas. Zat ini berkaitan erat dengan gangguan pernapasan, terutama pada anak-anak dan kelompok rentan.
Selain itu, dapur dengan ventilasi kurang memadai dapat menjebak polutan yang dihasilkan oleh pembakaran gas, menjadikan kualitas udara di dalam rumah lebih buruk dibandingkan udara luar, khususnya setelah memasak.
Kompor Induksi: Lebih Bersih dan Hemat Energi
Sebaliknya, kompor induksi menawarkan cara kerja yang lebih bersih dan efisien. Teknologi ini memanfaatkan medan elektromagnetik untuk langsung memanaskan peralatan masak, tanpa menghasilkan nyala api atau asap. Proses memasak pun menjadi lebih cepat dan hemat energi. Dalam berbagai uji efisiensi, kompor induksi mampu menyalurkan lebih dari 85 persen energi ke makanan, jauh melampaui kompor gas yang hanya mencapai sekitar 40 hingga 50 persen.
Selain efisiensi, keunggulan kompor induksi juga terletak pada aspek kenyamanan dan keamanan. Tanpa api terbuka, risiko kebakaran dan kecelakaan akibat kebocoran gas dapat dihindari. Permukaan kompor pun tetap relatif dingin selama penggunaan, sehingga lebih aman bagi anak-anak atau lansia di rumah.
Namun, kompor induksi tetap memiliki sejumlah pertimbangan. Harga perangkat ini masih tergolong tinggi di pasaran Indonesia, dan belum semua rumah memiliki kapasitas daya listrik yang memadai. Di sisi lain, biaya operasionalnya cenderung stabil karena tidak tergantung pada harga gas tabung, serta menghilangkan kebutuhan akan pengisian ulang LPG.
Pengalaman sebagian pengguna menunjukkan bahwa dapur menjadi lebih nyaman setelah beralih ke induksi. Suasana memasak terasa lebih sejuk, minim asap, dan lebih mudah dibersihkan. Hal ini memberikan nilai tambah bagi keluarga urban yang mementingkan kebersihan, efisiensi waktu, dan penghematan jangka panjang.
Dampak Lingkungan: Bergantung pada Energi Listrik
Dari sisi lingkungan, perbandingan antara kompor gas dan kompor listrik bergantung pada sumber energi yang digunakan untuk menghasilkan listrik. Bila listrik masih berasal dari pembangkit batu bara, maka keunggulan lingkungan kompor listrik bisa berkurang. Namun, seiring meningkatnya bauran energi terbarukan di Indonesia dan dunia, potensi pengurangan emisi dari penggunaan kompor induksi menjadi semakin signifikan.
Baca juga : Mau Urus Sertifikat Hak Milik (SHM) Sendiri? Ini Biaya, Syarat, dan Estimasi Waktunya

Artikel ini Disadur Dari Berita : https://propertyandthecity.com/kompor-gas-vs-induksi-mana-yang-lebih-aman-dan-efisien/