RM.id Rakyat Merdeka – Gebrakan Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Komjen Marthinus Hukom terus berlanjut. Setelah menggagalkan penyelundupan narkoba terbesar, kini Marthinus melibatkan ribuan masyarakat Batam untuk ikut memusnahkan sabu-sabu seberat 2 ton itu, di alun-alun kota, Kamis (12/6/2025).
Marthinus sengaja menjadikan pemusnahan barbuk sebagai pesta kenduri. Ia melibatkan banyak tokoh, mengundang para penyintas, aktivis anti narkoba, jurnalis hingga influencer.
Acara diawali dengan jalan pagi bersama lalu bersama-sama menuju panggung utama untuk menyaksikan sabu sabu masuk ke mesin pemusnah.
“Saya ingin membuatnya transparan, terang benderang. Semua orang silakan menyaksikan, siapa pun boleh terlibat dalam memasukkan barbuk ke mesin pemusnah,” ujar Marthinus, dikutip Sabtu (14/6/2025).
Dia juga mengundang seluruh masyarakat untuk mengawal pemusnahan, agar para bandar, kaki tangan kartel dan para pengedar tahu bahwa BNN tidak main-main dalam menjalankan mandat Presiden untuk memberantas narkoba sampai ke akar-akarnya.
Pada kesempatan tersebut, Marthinus berulang kali mengajak masyarakat untuk bangkit melawan dan memberantas narkoba.
“Sikap pak Presiden sangat jelas bahwa narkoba harus diperangi. Dengan dukungan penuh dari masyarakat, BNN dan pemerintah siap melanjutkan perang hingga para bandar bubar dan musnah. Saya ulangi, kami tidak pernah main-main dengan komitmen ini,” tegasnya.
Selain itu, langkah mengundang ribuan masyarakat, melakukan seremoni pemusnahan barbuk di ruang terbuka, juga menjadi ikhtiar Marthinus dalam membangun kepercayaan publik.
Mantan Komandan Densus Anti Teror 88 ini sadar betul bahwa terjadi public distrust dalam pemusnahan narkoba. Masyarakat mudah apatis ketika aparat penegak hukum menggelar acara sejenis.
Baca juga : KPK Tetapkan 8 Pejabat Kemnaker Tersangka Pemerasan Agen TKA dan Gratifikasi
“Cara menjawab kritikan ini adalah dengan membuatnya transparan. Tidak ada yang ditutupi. Semua bisa ngecek langsung, memvalidasi dan bahkan boleh ikut memusnahkan,” jelas Marthinus.
Dengan cara seperti ini, Marthinus berupaya menutup celah keraguan publik. Ia meyakini, memerangi narkoba hanya akan efektif jika masyarakat ikut terlibat.
Sementara masyarakat mau terlibat aktif jika mereka yakin dan percaya dengan kejujuran penegak hukum.
“Dulu, kami berhasil menangkap teroris juga berkat bantuan warga. Mereka mau bantu karena percaya bahwa kami sungguh sungguh menyelesaikan masalah,” kisah Marthinus, mengenang proses berburu teroris bom Bali. Ia berhasil menangkap Umar Patek dan Amrozi.
Komjen Pol Marthinus Hukom adalah salah satu polisi berprestasi yang dimiliki Indonesia pada saat ini.
Sebelum menjabat Kepala BNN, Marthinus merupakan Kepala Densus 88 Anti Teror. Sudah banyak prestasi yang ditorehkan dalam pemberantasan terorisme.
Marthinus Hukom pun dikenal sebagai spesialis gembong teroris. Ia terlibat dalam penangkapan gembong teroris seperti Amrozi, Imam Samudera, Ali Imron, Dr. Azhari, hingga Noordin M Top.
Marthinus bersama timnya pernah melakukan operasi penangkapan Ali Imron, teroris pelaku pengeboman Bali 2002. Ali Imron ditangkap di Pulau Berukang, Samarinda, Kalimantan Timur, pada 13 Januari 2003.
Selain itu, ia juga pernah menangkap teroris Imam Samudra alias Abdul Aziz yang merupakan dalang dari aksi Bom Malam Natal 2000 dan Bom Bali 2002. Penangkapan Imam Samudera dilakukan Martinus bersama timnya di Pelabuhan Merak, Banten, pada November 2002.
Baca juga : KDM Minta Sekolah Diliburkan Sabtu-Minggu, Tapi Mulai Bulan Ini Ada Jam Malamnya
Selanjutnya, Marthinus juga berhasil menangkap Dr. Azhari, otak pengeboman di sejumlah tempat di Indonesia. Warga Malaysia ini ditangkap di wilayah Demak, Jawa Tengah, pada November 2005.
Tak sampai di sini. Marthinus Hukom berhasil membuktikan kehebatannya selama penangkapan teroris Noordin M Top, tahun 2009. Noordin M Top merupakan pelaku aksi teror bom yang terjadi di Mega Kuningan, Jakarta.
Bersama dengan tim, Marthinus berhasil melacak keberadaan Noordin di sebuah rumah kontrakan yang ditempati Bagus Budi Pranoto, pelaku pengeboman kedubes Australia, tahun 2003.
Marthinus bersama tim Densus 88 menggerebek Noordin M Top pada tanggal 16 September 2009. Terjadi kontak tembak antara Densus 88 dengan empat teroris, termasuk Noordin M Top.
Noordin M Top yang menjadi target utama dalam penggerebekan tersebut, tewas dalam adu tembak dengan petugas.
Selain di dalam negeri, Marthinus juga pernah mendapat penghargaan dari luar negeri. Ia mendapat Medali De’Merito dari Presiden Timor Leste atas keberhasilannya mengungkapkan plot pembunuhan Presiden Timor Leste pada tahun 2011.
Profil Komjen Marthinus Hukom
Marthinus Hukom lahir di Ameth, Maluku Tengah, Maluku, pada 30 Januari 1969. Setelah lulus Akpol 1991, dia menduduki posisi Pama Polda Jabar dan Pama Polres Purwakarta di tahun 1992.
Selain lulus Akpol, Marthinus juga menyelesaikan pendidikan dari beberapa instansi seperti PTIK (2001), Sespimpol (2005), Lemhannas RI PPRA LIV (2016), dan Kajian Strategi Intelijen Pascasarjana UI (2018).
Baca juga : Momen Ramadan, Pertamina Santuni Lebih Dari 32 Ribu Penerima Manfaat
Marthinus juga menyelesaikan pendidikan di luar negeri yakni Intelligence Analyst Course, Filipina (2008), dan Major Case Management Course, Filipina (2008).
Pada tahun 2001, Marthinus dipercaya mengisi posisi Kasat Gaops A Pukodalops Polda Metro Jaya. Dari situlah dia mulai menduduki sejumlah jabatan penting di Polda Metro Jaya.
Marthinus bertugas sebagai Kasiaga I Bagdalops Polda Metro Jaya (2001), Kanit Resmob Dit Serse Polda Metro Jaya Ditreskrimum Polda Metro Jaya (2002).
Kemudian, Kanit Subditranmor Ditreskrimum Polda Metro Jaya (2002), Kanit Jatanras Dit Reskrimum Polda Metro Jaya (2003), hingga Pamen Ditreskrimum Polda Metro Jaya (2005).
Pada tahun 2006, Marthinus ditugaskan menjadi Penyidik Madya Unit V Dit I/Kam dan Trannas Bareskrim.
Setelah itu, dia aktif menduduki jabatan di Densus 88 Anti Teror Polri. Marthinus menjabat Dirintelijen Densus 88 (2010), Wakadensus 88 AT (2015), Wakadensus 88 (2018), hingga diangkat menjadi Kepala Densus 88 tahun 2020.
Sejak 8 Desember 2023, Marthinus Hukom diangkat Presiden Jokowi menjadi Kepala BNN. Pangkatnya pun naik menjadi jenderal bintang 3 atau Komjen Polisi.
Marthinus merupakan teman satu angkatan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo. Keduanya sama-sama lulusan Akademi Kepolisian (Akpol) tahun 1991.
Selain Kapolri, Marthinus juga satu angkatan dengan Komjen Fadil Imran yang menjabat Kabaharkam, Komjen Wahyu Widada yang menjabat Kabareskrim, serta Komjen Syahar Diantono yang menjabat Kabaintelkam.
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram “Rakyat Merdeka News Update”, caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.