Kiblat Baru Peradaban Dunia Islam (74) Mengenal Ilmuwan Baitul Hikmah: Al-Gazali

Nasional10 Dilihat


Prof. Dr. H. Nasaruddin Umar, MA


Prof. Dr. H. Nasaruddin Umar, MA

Tausiah Politik

RM.id  Rakyat Merdeka – Al-Gazali, yang bernama lengkap Muhammad bin Muhammad bin Muhammad bin Ahmad Al-Thusi, Abu Hamid Al-Gazali, lahir di kota Thusi pada tahun 450 H/1058 M dan wafat pada tahun 505 H/1111 M.

Menurut disertasi Agil Al-Mahdali, keluarga Al-Gazali terdiri dari sembilan orang, dan masing-masing sering dipanggil Al-Gazali. Menariknya, hampir semuanya adalah ilmuwan sekaligus penulis. Hal ini menyebabkan kesulitan dalam membedakan karya-karya yang menggunakan nama “Al-Gazali”, Al-Gazali yang mana yang menulis naskah tersebut. Bahkan terhadap karya monumentalnya, Ihya’ ‘Ulum al-Din, sempat muncul pertanyaan tentang penulis juz keempatnya, karena gaya bahasa dan rasa penulisannya sedikit berbeda dibandingkan dengan tiga juz sebelumnya.

Baca juga : Mengenal Ilmuwan Baitul Hikmah: Al-Fazari

Meskipun Al-Gazali bukan tergolong ilmuwan dalam bidang sains seperti para ilmuwan lain yang telah dibahas dalam seri sebelumnya, namanya dikenal luas hingga ke dunia Barat. Pemikiran tradisionalnya sering diposisikan berhadapan dengan para filsuf Muslim lainnya, seperti Ibn Rusyd. Pesan-pesan moral Al-Gazali juga kerap dikutip oleh para pengkhotbah Kristen di Barat. Ia dikenal sebagai penyeimbang bagi ilmuwan Muslim yang cenderung berpikiran liberal.

Karya monumentalnya, Ihya’ ‘Ulum al-Din, sering dikritik oleh para ilmuwan dan pemikir Muslim. Namun, pada saat yang sama, buku ini memberikan peringatan agar para filsuf tidak menafikan ilmu-ilmu tradisional Islam.

Baca juga : Mengenal Ilmuwan Baitul Hikmah: Al-Razi

Al-Gazali, bersama para ilmuwan tradisionalis lainnya, seakan “memasang badan” untuk mempertahankan khazanah ilmu-ilmu keislaman klasik. Ia memperkenalkan konsep kecerdasan spiritual sebagai bagian dari keilmuan yang tidak bisa diabaikan apalagi ditinggalkan.

Konsep mukāsyafah (penyingkapan langsung) dan ma‘rifah (pengetahuan hakiki) yang diperkenalkan Al-Gazali tidak umum dikenal dalam ilmu filsafat, namun tetap ia pertahankan. Menurut Al-Gazali, kecerdasan spiritual dalam bentuk mukāsyafah hanya dapat diperoleh setelah roh terbebas dari berbagai hambatan yaitu kecenderungan duniawi, penyakit jiwa, serta perbuatan dosa dan maksiat.
 Selanjutnya 

READ  Kapolri Puasa Momentum Berlomba Lomba Dalam Kebaikan


Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News


Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram “Rakyat Merdeka News Update”, caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.





Source link

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *