
RM.id Rakyat Merdeka – Salah satu instrumen kebijakan pemerintah untuk melindungi petani yakni Harga Pembelian Pemerintah (HPP) gabah kering panen menuai apresiasi.
HPP yang ditetapkan melalui Keputusan Badan Pangan Nasional (Bapanas) serta turunnya harga pupuk disebut membuat petani lebih termotivasi dalam kegiatan produksinya.
Dengan itu, instrumen HPP gabah kering panen menjadi bagian integral swasembada beras di 2025 ini. Salah satu perwakilan Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) asal Kabupaten Banyuasin Edy Kurniawan menuturkan hal tersebut.
Baca juga : PSI Salurkan Bantuan Darurat untuk Warga Terdampak Banjir di Langkat
Ia menyampaikan kepada Panita Kerja (Panja) Penyusunan Rancangan Undang-Undang (RUU) Tentang Perubahan Ketiga Atas Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012 Tentang Pangan yang dipimpin oleh Siti Hediati Soeharto (Titiek Soeharto).
“Saya dari Banyuasin, Desa Merah Mata, Gapoktan Artomulyo. Saya mewakili petani mengucapkan terima kasih kepada Bapak Presiden Prabowo karena sampai sekarang ini harga pupuk sudah turun 20 persen dan harga gabah sudah mencapai Rp 6.500 per kilo,” ungkap Edy dalam forum dengar pendapat Panja RUU Pangan Komisi IV DPR RI di Kantor Gubernur Sumatera Selatan, Selasa (2/12/2025).
“Alhamdulillah, dengan naiknya harga gabah dan turunnya harga pupuk, kami sebagai petani mengucapkan terima kasih dan mudah-mudahan kami sebagai petani akan menjadi petani yang makmur dan sejahtera,” kata dia lagi.
Baca juga : Trump Pastikan Gugatan Terhadap BBC Tetap Berlanjut
Sementara Bupati Banyuasin Askolani Jasi mengutarakan instrumen kebijakan HPP harus dapat memberikan perlindungan bagi petani. Ia berharap harga petani tidak boleh turun drastis karena dapat mempengaruhi tingkat produksi di daerah penghasil beras, seperti Kabupaten Banyuasin yang ia pimpin.
“Banyuasin ini luas lahan pertanian terluas di Indonesia, sama dengan Indramayu. Luas panen terluas di Indonesia dan juga penghasil beras terbesar saat ini. Alhamdulillah nomor 2 secara nasional. Kenapa kami punya luas lahan yang sangat luas? Ini peninggalan Bapak Presiden Soeharto dari tahun 1982. Alhamdulillah sekarang kami lagi mendapatkan hasil panennya,” beber Askolani.
“Kalau Banyuasin diperhatikan, Insya Allah kita nomor satu. Jadi kami harapkan Ibu Titiek juga perhatian khusus untuk Banyuasin. Saya setuju dengan program Pak Presiden Prabowo. Alhamdulillah untuk Banyuasin aman. Harga gabah sudah standar. Petani kita sudah senang, daripada anjlok (bisa) menangis petani kita. Kita juga ikut menangis. Oleh sebab itu, ini harus mendapatkan perlindungan di dalam Undang-Undang yang baru,” pinta Bupati Askolani.
Selanjutnya
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram “Rakyat Merdeka News Update”, caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.






