Seorang broker properti dituntut mempunyai seribu satu cara untuk dapat memenuhi keinginan kliennya. Buatlah semua kebutuhannya terpenuhi dan mereka akan senang dan terus percaya kepada kita sebagai broker properti. Ada yang mengatakan jangan kecewakan klien walaupun selubang semut. Tidak hanya satu klien, dua atau tiga sekaligus kita bisa layani dalam waktu bersamaan dan semua happy. Hasilnya selain kepuasan hati bagi sang broker, tentu saja komisi yang dihasilkan berlipat ganda. Ini kisah Lisa Kuntjoro yang memasarkan tanah kavling kosong yang berujung mobil Mercy.
baca juga, Sukses Tangani 7 Proyek Mangkrak, Begini Kiat Sukses Indonesian Paradise Property
Pada suatu waktu Lisa memasang spanduk di tanah kavling yang akan dijual. Tertulis di spanduk “TANAH INI DIJUAL”. Tentu nama Lisa dan nomor HP ada di spanduk itu. Rupanya pemilik rumah di sebelah tanah kavling ini melihat spanduk itu dan tertarik. Sayangnya, orang tersebut harus segera ke luar negeri dan tidak sempat menghubungi Lisa.Satu bulan kemudian wanita pemilik rumah di sebelah tanah kavling ini pulang dari luar negeri. Spanduk di tanah kavling sudah tertulis “TANAH INI SUDAH TERJUAL”, karena memang Lisa sudah berhasil memasarkan kavling tersebut.
Meskipun kavling tersebut sudah terjual, wanita yang tinggal di sebelah tanah kavling tersebut kemudian menghubungi Lisa dan minta dibantu untuk bisa membeli kembali kavling ini. Rupanya dia berniat untuk memperluas rumahnya dengan membeli kavling tersebut.
Nah, disini tantangannya. Padahal, tanah kavling kosong tersebut baru saja terjual dan baru berumur satu bulan. Apakah yang pembeli kavling mau menjual kembali?. Lisa menyanggupi untuk mengupayakan agar kavling itu bisa dilepas kembali dan bisa dibeli oleh wanita tersebut. “Di sinilah sebagai broker kita harus cerdas,” ujar Lisa.
Sebelum menemui pembeli kavling tersebut, Lisa berusaha mencari kavling pengganti dulu. Tanpa ada kavling pengganti, pastinya akan sulit meyakinkan pemilik tersebut untuk menjual kembali. Kavling pengganti harus lebih murah dan lebih baik dari kavling yang sudah dibeli. Pucuk dicinta ulam tiba. Lisa mendapatkan tanah dua kavling sejajar yang lokasinya tidak jauh dari kavling yang pertama. Kebetulan pemilik kavling ini ingin menjual cepat untuk membayar utang di bank.
Lisa kemudian menemui pembeli kavling sebelumnya dan menyampaikan agar dapat dijual kembali, sekaligus menjanjikan akan mencari kavling yang lebih bagus dan lebih luas dari kavling sebelumnya. Semula orang ini agak heran karena baru satu bulan beli kavling sudah diminta dilepas dan dijanjikan kavling yang baru. Dengan berbagai cara akhirnya, ia mau menjual kembali kavlingnya dengan syarat tidak menambah uang. Bahkan, Lisa dijanjikan hadiah bila berhasil mencari pengganti kavling yang lebih baik.
Singkat cerita, orang tersebut ikhlas melepas kavling yang baru sebulan dibeli dan mendapatkan dua kavling, tanpa menambah uang hanya menambah uang untuk pajak. Dengan senang hati, Lisa pun mendatangi wanita yang tinggal di sebelah kavling tersebut dengan percaya diri. Semua happy, termasuk Lisa.
“Orang yang mendapatkan dua kavling itu memenuhi janjinya untuk memberikan hadiah kepada saya. Saya bilang ingin ganti mobil lama dengan Mercy. Dia kemudian menambah komisi saya agar bisa membeli mobil Mercy,” ujar Lisa. Di sinilah kemampuan seorang broker untuk
memberikan effort yang optimal dalam memasarkan properti. Dari semula hanya bisa menjual satu kavling, menjadi terjual dua kavling dan memuaskan dua klien sekaligus.•
Artikel ini Disadur Dari Berita : https://propertyandthecity.com/kavling-kosong-dan-mobil-mercy/