
RM.id Rakyat Merdeka – Sektor pelayaran nasional kembali menunjukkan peran strategisnya bagi perekonomian Indonesia.
Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III 2025 tercatat mencapai 5,04 persen. Capaian ini tak lepas dari kontribusi sektor transportasi yang menjadi salah satu motor penggerak utama.
Wakil Ketua Umum Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Carmelita Hartoto mengatakan, sektor transportasi juga menjadi penyerap tenaga kerja yang signifikan.
Berdasarkan data BPS per Agustus 2025, sektor ini menyerap sekitar 6,3 juta tenaga kerja, atau 4,28 persen dari total tenaga kerja nasional.
Baca juga : Kemenimipas Luncurkan Pedoman Renstra, Percepat Implementasi Kebijakan Nasional
Menurut Carmelita, serapan tenaga kerja yang besar ini menunjukkan betapa pentingnya peran sektor transportasi dalam menopang kesejahteraan masyarakat.
“Jadi tidak berlebihan kalau dikatakan sektor transportasi, terutama pelayaran, merupakan salah satu nadi denyut perekonomian nasional,” kata Carmelita dalam keterangan resminya, Minggu (9/11/2025).
Lebih lanjut, Ketua Umum Indonesian National Shipowners’ Association (INSA) menambahkan, pembangunan infrastruktur juga memiliki peran penting dalam memperkuat sektor transportasi dan ekonomi daerah.
Ia mencontohkan proyek jalan tol Trans-Sumatera yang terbukti mampu mendorong aktivitas ekonomi di sekitar wilayahnya, meningkatkan penyerapan tenaga kerja, serta menumbuhkan industri menengah dan kecil.
Baca juga : Kemen PPPA Gercep Pulihkan Korban Ledakan SMA 72
Meski demikian, Carmelita menyadari keterbatasan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dalam membiayai pembangunan infrastruktur.
Untuk itu, ia mendorong pemanfaatan skema Kerja Sama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU) atau Public Private Partnership (PPP) sebagai alternatif pembiayaan yang lebih berkelanjutan.
“Skema KPBU dapat menjadi terobosan dalam mengubah paradigma pembiayaan infrastruktur di Indonesia dari yang semula berpusat pada pemerintah, menuju model kolaboratif berbasis investasi dan pembagian risiko,” jelasnya.
Carmelita menilai, dengan melibatkan sektor swasta nasional, pembangunan infrastruktur akan lebih cepat dan efisien karena mendapat dukungan dari segi pendanaan, teknologi, serta inovasi.
Baca juga : Menteri Ekraf Dorong Kota Batu Jadi Penggerak Ekonomi Kreatif Nasional
Namun, ia mengingatkan masih adanya sejumlah tantangan dalam penerapan KPBU, terutama terkait proses dan tata kelola yang dinilai masih rumit.
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram “Rakyat Merdeka News Update”, caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.






