Inovasi, Desain, Dan Green Living Jadi Standar Rumah Subsidi

Infrastruktur51 Dilihat

Mulia Gading Kencana Tawarkan Hunian Berkualitas Bagi Generasi Muda dengan Sentuhan Modern, Estetis, dan Berkelanjutan.

Siapa bilang rumah subsidi tak bisa tampil elegan, nyaman, dan berkelanjutan? Di tangan pengembang yang visioner, rumah subsidi kini bukan sekadar proyek pemenuhan target kuota, tetapi menjadi karya arsitektur dan tata ruang yang mampu menjawab kebutuhan zaman dan penghuninya.

Baca juga, 6 Kali Kebanjiran, Warga Arthera Hill 2 Tuntut Ganti Rugi ke Pengembang

Proyek Mulia Gading Kencana (MGK) yang dikembangkan oleh PT Infiniti Triniti Jaya adalah salah satu contohnya. Berlokasi strategis di wilayah berkembang, yakni di Nagara, Kibin, Serang Regency, Banten, proyek seluas 25 hektare ini menghadirkan 2.000 unit rumah, yang targetnya terjual habis hingga tahun 2026 setelah resmi diluncurkan pada 2024. Di balik proyek ini, berdiri sosok Samuel Stepanus Huang, selaku Direktur Utama PT Infiniti Triniti Jaya, yang menaruh perhatian khusus pada kualitas, kenyamanan, dan keberlanjutan.

Rumah Subsidi dengan Sentuhan Green Living: Bukan Lagi Wacana

Saat banyak pengembang rumah subsidi masih fokus pada angka penjualan, MGK justru mengambil jalur berbeda. Mereka mengusung konsep hijau (green living) sejak tahap awal perencanaan. Samuel menjelaskan bahwa tuntutan konsumen, khususnya generasi muda, kini tidak hanya soal harga, tetapi juga komitmen terhadap keberlanjutan.

“Generasi muda sekarang sangat peka terhadap isu lingkungan. Mereka ingin tinggal di rumah yang tidak hanya nyaman, tapi juga tidak membebani bumi. Karena itu sejak awal kami rancang MGK sebagai perumahan yang ramah lingkungan dan berkelanjutan,” kata Samuel kepada Majalah Property and the City dalam keterangan tertulisnya, Jakarta, (27/06/2025).

Buktinya, MGK tercatat sebagai perumahan subsidi pertama di Indonesia yang meraih Sertifikat Bangunan Gedung Hijau (BGH) dari MURI — baik dalam tahap perencanaan maupun pelaksanaan pembangunan. Ini adalah tonggak penting yang membuktikan bahwa rumah subsidi pun bisa memenuhi standar hijau.

READ  Hari Kartini, Pemprov Jakarta Gratiskan Perempuan Naik Transjakarta, Mikrotrans, MRT dan LRT

Adapun konsep green living yang diterapkan secara menyeluruh seperti:

  • Ventilasi silang dirancang agar sirkulasi udara optimal tanpa bergantung pada AC.
  • Lampu hemat energi dan pencahayaan alami dimaksimalkan untuk efisiensi listrik.
  • Material ramah lingkungan dipilih secara selektif agar tahan lama dan minim emisi.
  • Tidak ada penggunaan air tanah, dan sistem drainase dikelola agar tidak mencemari lingkungan.
  • Bahkan limbah rumah tangga diolah secara aman menggunakan sistem septic tank tertutup.

Lebih dari itu, MGK juga telah memasang lampu jalan bertenaga surya dan CCTV 24 jam di setiap cluster, menyeimbangkan kenyamanan dan keamanan dengan efisiensi energi.

Milenial dan Gen Z, Segmen Pasar yang Penting

Dalam beberapa tahun terakhir, demografi konsumen rumah subsidi mulai bergeser. Jika dulu mayoritas adalah keluarga muda atau pekerja sektor informal, kini pangsa pasar mulai dipenuhi oleh generasi Milenial dan Gen Z. Menurut Samuel, karakteristik generasi ini sangat berbeda dari generasi sebelumnya, dan itu berdampak langsung pada desain dan pengembangan kawasan.

“Generasi muda ini tidak sekadar ingin punya rumah. Mereka ingin rumah yang bisa mencerminkan gaya hidup, estetika, dan nilai-nilai personal mereka. Jadi tidak heran mereka lebih rewel soal desain, material bangunan, hingga akses internet dan ruang terbuka,” jelas Samuel.

Secara umum, mereka memiliki preferensi sendiri yang mencakup:

  • Desain modern dan minimalis dengan penataan ruang yang fungsional.
  • Kualitas bangunan yang tahan lama dan spesifikasi teknis yang transparan.
  • Lokasi strategis, dekat tempat kerja, transportasi publik, dan fasilitas sosial.
  • Fasilitas komunitas seperti taman, jogging track, koneksi Wi-Fi, dan tempat ibadah.
  • Kesadaran lingkungan, di mana mereka menghargai upaya pengembang dalam menerapkan prinsip ramah lingkungan.
READ  Bisnis Pintu Baja Fortress Terus Tumbuh, JBS Perkasa Beri Penghargaan Kepada Mitra Toko Terbaik

Di MGK, kebutuhan-kebutuhan ini dijawab dengan pendekatan menyeluruh. “Kami tidak hanya menjual rumah, tapi menawarkan gaya hidup. Desain Scandinavian Modern di cluster berikutnya, misalnya, dirancang untuk memadukan estetika, fungsionalitas, dan kesan lapang dalam ruang terbatas,” ujar Samuel.

Sebelumnya, di cluster Pesona, MGK membangun dengan desain Modern “American Style”, yang sangat diminati oleh para pembeli dalam beberapa bulan terakhir, yang kini sudah hampir sold out; sudah terjual sekitar 90%. Begitupun di cluster Kirana yang menerapkan desain Minimalis Elegan dalam beberapa bulan sudah terjual habis (Sold out).

Namun, menurut Samuel, inovasi desain ini membawa konsekuensi tersendiri. “Kami harus mengalokasikan dana khusus untuk riset dan pengembangan desain (Litbang), biaya konsultan, hingga jasa arsitek. Ini tidak mudah, terutama dengan keterbatasan margin pada rumah subsidi,” jelas Samuel.

Menimbang Lokasi

Ketika ditanya soal lokasi potensial untuk rumah subsidi ke depan, Samuel menekankan bahwa pengembangan yang sukses bukan hanya soal di mana tanahnya, tetapi bagaimana wilayah itu tumbuh secara ekonomi dan sosial.

“Kami melihat kawasan seperti BoDeTaBek, Serang, Cilegon, Sidoarjo, bahkan Brebes punya potensi besar. Tapi syaratnya bukan cuma harga tanah yang murah. Harus ada konektivitas, akses ke kawasan industri, dan dukungan infrastruktur publik,” tegasnya. Terkait dengan ini, beberapa pertimbangan utama dalam memilih lokasi proyek, menurut Samuel, antara lain:

Artikel ini Disadur Dari Berita : https://propertyandthecity.com/saatnya-inovasi-desain-dan-green-living/

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *