HP Belum Ditemukan, CCTV, WA Hingga Autopsi Jadi Kunci Pembuktian Kematian Arya

Nasional58 Dilihat



RM.id  Rakyat Merdeka – Meski telepon genggam milik Arya Daru Pangayunan atau ADP belum ditemukan hingga kini, penyelidikan terhadap kematian pria 27 tahun itu kian mendekati titik terang. Jejak digital yang terekam melalui Closed Circuit Television (CCTV), pesan WhatsApp, hingga sidik jari menjadi kunci dalam mengurai rangkaian kejadian yang menewaskan Arya.

Arya ditemukan meninggal dunia pada Selasa pagi, 8 Juli 2025, di kamar kos mewah, Menteng, Jakarta Pusat. Proses penyelidikan kasus ini, melibatkan pendekatan saintifik dan lintas bidang.

Komisioner Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) Choirul Anam mengatakan, analisa dan evaluasi (Anev) yang digelar tertutup di Mapolda Metro Jaya, pada Senin (28/7/2025) mengungkap banyak temuan penting, terutama dari hasil autopsi terbaru.

“Sangat detail, termasuk bagaimana kondisi tubuh luar yang kasat mata sampai kondisi tubuh di dalam yang tidak kasat mata. Kandungan yang ada dalam tubuh juga dijelaskan,” kata Anam.

Baca juga : Pemprov DKI Manfaatkan CSR Bangun Septic Tank Komunal Di Permukiman Padat

Termasuk pendekatan saintifik lainnya seperti sidik jari. Mulai dari posisi sidik jari, cara mengambilnya, hingga perbandingannya. “Semua dijelaskan dengan cukup detail,” lanjutnya.

Menurut Anam, yang ditelusuri polisi dalam kasus ini sangat kompleks. Sehingga proses penangannya butuh waktu lama.

Anam menegaskan bahwa penyebab kematian Arya kini sudah jelas berdasarkan hasil autopsi. Sebelumnya, hanya rangkaian peristiwa yang bisa dipastikan.

“Kalau hari ini, peristiwanya semakin terang dan penyebab kematiannya juga sudah jelas. Tinggal diumumkan saja sama Polda Metro,” kata dia.

Baca juga : Industri Hulu Migas Jadi Kunci Tekan Impor dan Dongkrak Hilirisasi

Ia juga menjawab keraguan publik terkait belum ditemukannya telepon genggam korban. Menurutnya, tanpa ponsel sekalipun, banyak jejak digital yang berhasil dikumpulkan penyidik dari sumber lain.

READ  Tayang Bulan Puasa Sutradara Pede Film Jagal Teluh Diterima Penonton

“Misalnya begini, HP sampai sekarang memang belum ditemukan. Tapi apakah itu membuat penyebab kematiannya tidak terungkap? Penyebab kematian terungkap melalui autopsi. Apakah latar belakang kematian tidak terang karena tidak ditemukannya HP? Terang, karena ada rekam jejak digital yang lain,” tegasnya.

Saat ditanya soal dugaan luka cekikan di leher korban, Anam menolak berkomentar spesifik. Namun ia memastikan bahwa seluruh temuan medis dipaparkan lengkap oleh tim dokter forensik, termasuk dokumentasi kondisi tubuh korban sebelum dan setelah autopsi.

“Kalau sekadar dengan foto, orang bisa menafsirkan bermacam-macam. Tapi tadi kami dijelaskan detail, dari foto awal sebelum autopsi sampai proses autopsi dan dijelaskan kondisi tubuhnya seperti apa dan dapat apa. Itu paling penting oleh dokter forensiknya,” jelasnya.

Baca juga : Ketum Kamsri: Pemuda Sumbagsel Harus Jadi Kekuatan Pembangunan Nasional

Ia juga menyampaikan bahwa forum tersebut bukanlah gelar perkara, melainkan forum evaluasi kerja penyidik. Tujuannya untuk menilai apakah prosedur penyelidikan telah dijalankan sesuai hukum dan apakah pendekatan yang diambil kredibel.

“Kompolnas memastikan apakah Polda Metro Jaya bekerja sesuai dengan koridor atau tidak, apakah pekerjaannya kredibel atau tidak. Koridor itu tergantung hukumnya, kredibel itu tergantung apakah fakta-fakta disusuri secara tuntas. Dan kami ditunjukkan salah satu metode komparasi antara CCTV dengan WA misalnya, substansi di CCTV di-compare dengan WA, termasuk juga time frame-nya dibandingkan. Kalau seperti itu memang penanganan kasusnya kredibel,” katanya.

Analisa dan Evaluasi ini juga dihadiri oleh berbagai pihak, termasuk ahli forensik, ahli digital, psikologi forensik, penyelidik dari kepolisian, perwakilan Komnas HAM, dan anggota Kompolnas.


Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

READ  Rupiah Melesat Ke Level Rp 16.202 Per Dolar AS


Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram “Rakyat Merdeka News Update”, caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.





Source link

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *