RM.id Rakyat Merdeka – Langkah Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mencabut sanksi ekonomi atas Suriah, mendapat respons positif dari rezim penguasa baru negeri itu. Israel pun memberikan sinyal siap menormalisasi hubungan dengan Suriah.
Trump menandatangani dekrit mencabut sanksi ekonomi itu pada Senin (30/6/2025), waktu setempat. Langkah tersebut menjadi lanjutan dari pelonggaran sanksi yang dimulai pada Mei lalu, yang didorong lobi intensif Arab Saudi dan Turki.
Baca juga : Puji Trump Atas Serangan Fasilitas Nuklir Iran, PM Israel: Ini Keputusan Berani
Trump menyetujui kebijakan ini setelah pemimpin pemerintahan interim Suriah Ahmed al-Sharaa, mantan gerilyawan, sukses mengakhiri kekuasaan Presiden Bashar al-Assad. AS menilai, keberhasilan pasukan Sharaa menggulingkan kekuasaan keluarga Assad menjadi titik balik situasi di Suriah.
Melalui Perintah Eksekutif tersebut, Trump juga mencabut status darurat nasional yang telah diberlakukan terhadap Suriah sejak 2004. Dalam kurun waktu 21 tahun, Negeri Paman Sam menjatuhkan sanksi luas atas berbagai alasan politik dan keamanan.
Baca juga : Presiden Prabowo Ditemui PM Ceko Saat Transit Di Praha, Ini Yang Dibahas
Kebijakan Trump menandai babak baru pendekatan diplomatik Gedung Putih di kawasan Timur Tengah. “Keputusan ini mencerminkan komitmen Presiden membangun masa depan hubungan AS dan Suriah yang lebih stabil dan damai,” ujar Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio, dikutip Channel News Asia, Selasa (1/7/2025).
Selanjutnya
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram “Rakyat Merdeka News Update”, caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
