Hari Kebudayaan Nasional Dipilih Berdasar Kajian Sejarah

Nasional577 Dilihat



RM.id  Rakyat Merdeka – Menteri Kebudayaan Fadli Zon meluruskan anggapan yang menyebut Hari Kebudayaan Nasional ditetapkan pada 17 Oktober karena bertepatan dengan hari lahir Presiden Prabowo Subianto.

“Nggak ada (kaitan dengan hari ulang tahun Presiden Prabowo). Kebetulan saja. Hari lahir saya juga 1 Juni, Hari Lahir Pancasila, ya nggak ada hubungannya,” tegas Fadli, saat ditemui di kompleks parlemen, Senayan, Kamis (17/7/2025).

Menurut politisi Partai Gerindra itu, pemilihan tanggal 17 Oktober dilakukan berdasarkan kajian serius oleh tim akademisi, seniman, dan pegiat budaya yang tergabung dalam tim Garuda 9 Plus. Kajian itu memakan waktu hingga enam bulan.

Baca juga : Janji Pemain Brazil Di Persija: Saya Datang Untuk Juara

“Hasilnya, 17 Oktober dipilih sebagai Hari Kebudayaan Nasional karena bertepatan dengan momen sejarah: ditandatanganinya Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 66 Tahun 1951 oleh Presiden Soekarno dan Perdana Menteri Sukiman Wirjosandjojo,” papar Fadli.

PP tersebut menetapkan lambang negara Indonesia: Garuda Pancasila dengan semboyan Bhinneka Tunggal Ika.

“Bhinneka Tunggal Ika bukan sekadar semboyan, tapi filosofi hidup bangsa Indonesia. Ia mencerminkan kekayaan budaya, toleransi, dan persatuan dalam keberagaman,” tegas Fadli.

Baca juga : Kuasai Kembali Lahan di 2 Taman Nasional, Satgas PKH Temukan Banyak SHM Ilegal

Mantan Wakil Ketua DPR ini menjelaskan, Hari Kebudayaan Nasional dipilih untuk memperkuat identitas nasional melalui simbol pemersatu bangsa, yakni Garuda dan semboyan Bhinneka Tunggal Ika.

“Keberagaman budaya itu terangkum di dalam semboyan Bhinneka Tunggal Ika. Jadi menurut saya, temuan ini luar biasa,” ujar Fadli.

Lebih jauh, peringatan Hari Kebudayaan Nasional juga dimaksudkan untuk mendorong pelindungan, pengembangan, dan pemanfaatan budaya. Terutama dalam menumbuhkan kesadaran generasi muda terhadap kekayaan dan filosofi budaya Indonesia.

READ  Apresiasi Korps Bhayangkara Soal Arus Mudik Prabowo Polisi Dicaci Tapi Tetap Kerja Keras

Baca juga : Ahli Hukum Kritik MK Soal Pemisahan Pemilu Nasional dan Daerah

“Pemerintah ingin menjadikan kebudayaan sebagai landasan pembangunan karakter, peradaban, dan kesejahteraan bangsa,” pungkas Fadli.


Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News


Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram “Rakyat Merdeka News Update”, caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.





Source link

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *