HomeBabby.my.id, (JAKARTA) — Harga rumah di Jogja mengalami lonjakan signifikan sepanjang 2025. Berdasarkan Rumah123 Flash Report edisi Mei 2025, Yogyakarta mencatatkan pertumbuhan harga rumah seken tertinggi secara nasional, yakni sebesar 10,9% secara tahunan (year-on-year).
Laporan ini menegaskan bahwa kota budaya ini kian diminati sebagai lokasi tinggal dan investasi properti, baik di segmen terjangkau maupun kelas atas.
Baca Juga: Kuartal I 2025, Harga Rumah Seken Nasional Melambat: 3 Kota Ini Tetap Tumbuh di Atas 8%
Tren Pertumbuhan: Yogyakarta Pimpin Kenaikan Harga Rumah Seken
Temuan Rumah123 mengungkapkan bahwa, rata-rata kenaikan harga rumah seken di 13 kota besar Indonesia tercatat sebesar 1,1% secara tahunan.
Namun, Yogyakarta mencatatkan pertumbuhan tertinggi dengan kenaikan mencapai 10,9%.
Selain Yogyakarta, kota-kota lainnya yang mengikuti, antara lain Makassar (7,5%), Denpasar (5,6%), Semarang (2,5%), Tangerang (1,6%), Depok (1,3%) dan Bekasi (0,7%).
Baca Juga: Avana Living Development Luncurkan Lavender Sigma di Karawang Timur, Hunian Modern Rp300 Jutaan
Selama 11 bulan terakhir, tren pasar rumah seken di Yogyakarta menunjukkan dinamika yang menarik.
Pada April 2025, selisih antara pertumbuhan harga tahunan rumah seken di Yogyakarta dengan laju inflasi tahunan (1,95%) tercatat mencapai 8,9%—selisih tertinggi di antara kota-kota lainnya.
Kota lain yang juga mencatatkan pertumbuhan harga di atas inflasi antara lain Makassar (5,1%), Denpasar (2,9%), Semarang (0,6%), dan Tangerang (0,1%).
“Sebanyak tujuh dari 13 kota mencatatkan kenaikan harga rumah seken secara tahunan, dengan pertumbuhan tertinggi terjadi di Yogyakarta,” ungkap Marisa Jaya, Head of Research Rumah123.
Baca Juga: PropVaganza 2025 Hadirkan Pilihan Hunian Lengkap Bagi 2,9 Juta Keluarga Jabodetabek
Kecamatan Kraton, Wirobrajan, dan Tegalrejo menjadi titik panas properti di Yogyakarta, dengan pertumbuhan median harga tahunan yang konsisten sejak awal 2025.
Ketiga wilayah ini unggul karena nilai budaya, kedekatan dengan pusat kota, dan potensi konversi rumah menjadi properti komersial seperti guest house, vila, dan kos-kosan.
“Pertumbuhan harga di wilayah ini dipengaruhi suplai terbatas, permintaan tinggi dari investor, serta karakter kawasan yang mendukung pengembangan akomodasi wisata,” tambah Marisa.
Beberapa kecamatan lain juga mencatatkan median harga fantastis, seperti Pakualaman (Rp14 miliar), Gondokusuman (Rp8,8 miliar), Ngampilan (Rp6,5 miliar), Kraton (Rp5 miliar) dan Gedong Tengen (Rp4,8 miliar).
Baca Juga: 78% Profesional Asia Pasifik Nilai AI Bawa Dampak Positif Kuat bagi Perusahaan Real Estat
Kecamatan Kraton bahkan mencatat pertumbuhan harga paling agresif, meningkat hingga dua kali lipat dibanding tahun sebelumnya.
Harga Rumah di Jogja Masih Dikuasai Segmen Terjangkau
Meski harga rumah di Jogja naik signifikan, permintaan tertinggi tetap datang dari segmen hunian terjangkau, khususnya di bawah Rp1 miliar.
Data Rumah123 menunjukkan sebagian besar pencari properti membidik rentang harga antara Rp400 juta hingga Rp1 miliar.
Proporsi pencarian tertinggi tercatat di:
Selain itu, permintaan cukup tinggi juga tercatat di Umbulharjo (60,9%), Wirobrajan (57,9%), Mergangsan (55,6%), Danurejan (52,9%), dan Tegalrejo (45%).
Baca Juga: Indowood Expo 2025 Siap Digelar di Surabaya, Fokus pada 3 Pilar Industri Kayu
Di sisi lain, kawasan Jetis (51,4%) dan Kraton (56,3%) menunjukkan ketertarikan lebih tinggi pada segmen rumah Rp1–3 miliar.
Data di atas menunjukkan bahwa segmen menengah bawah dan atas masih menjadi tulang punggung pasar perumahan seken di Yogyakarta.
Properti Mewah Semakin Dilirik di Kawasan Premium
Di sisi segmen premium, minat terhadap properti di atas Rp5 miliar terlihat meningkat di dua kecamatan yakni Pakualaman dan Gondokusuman.
Di Gondokusuman, 77,1% pencari properti mengincar hunian di atas Rp5 miliar, sementara di Pakualaman angkanya mencapai 40%.
Baca Juga: Bahas Infrastruktur di Yogyakarta, Menteri PU Bertemu Sri Sultan Hamengkubuwono X
Kawasan Pakualaman memiliki karakteristik eksklusif dengan suplai properti terbatas. Properti di sana umumnya memiliki lahan lebih dari 500 m² dan cocok untuk hunian mewah, butik hotel, atau pengembangan usaha properti komersial lainnya.

“Kawasan seperti Pakualaman dan Gondokusuman tidak hanya bernilai historis, tapi juga sangat dekat dengan titik-titik wisata dan budaya seperti Malioboro dan Keraton Yogyakarta. Hal ini membuat nilainya semakin tinggi di mata investor dan pebisnis,” jelas Marisa.
Tren tersebut didukung pula oleh pembangunan infrastruktur seperti proyek jalan Tol Solo–Yogyakarta–Kulonprogo dan Yogyakarta–Bawen yang akan mempercepat konektivitas antar kota.
Baca Juga: Aplikasi ConnectLife Hisense Bakal Diakses 750 Juta Perangkat Lain Berkat Dukungan Google Home API
Beberapa kecamatan yang diperkirakan mendapat manfaat langsung dari pembangunan ini antara lain Gondokusuman, Jetis, Tegalrejo, dan Wirobrajan.
“Yogyakarta bukan hanya nyaman untuk ditinggali, tetapi juga layak menjadi destinasi investasi properti jangka panjang,” pungkas Marisa.
***
Baca berita lainnya di GoogleNews
———
KONTAK REDAKSI:
Telepon/WA: 0821 2543 0279
Email Redaksi: [email protected]
Email Iklan: [email protected]
Artikel ini Disadur Dari Berita : https://propertiterkini.com/harga-rumah-di-jogja-melesat-109-persen/