Haji, Napak Tilas Drama Kosmos (43) Fenomena Haji Kultural

Nasional2 Dilihat


Prof. Dr. H. Nasaruddin Umar, MA


Prof. Dr. H. Nasaruddin Umar, MA

Tausiah Politik

RM.id  Rakyat Merdeka – Sebelum sistem quota haji diberlakukan, animo naik haji di Sulawesi Selatan selalu menduduki peringkat kedua atau ketiga peringkat nasional. Animo masyarakat di sana untuk menunaikan haji menarik diperhatikan, karena beberapa kali propinsi ini berada di peringkat papan bawah dalam Product Domestic Regional Bruto (PDRB) namun selalu berada di urutan papan atas jamaah hajinya. Bandingkan dengan Propinsi Aceh yang PDRB-nya di papan atas tetapi jamaah hajinya rata-rata di papan bawah.

Baca juga : Selamat Datang Haji Mabrur

Setelah dikaji, ternyata masyarakat Sulawesi Selatan memiliki karakteristik tersendiri dari segi motivasi penyelenggaraan ibadah haji. Ada kesan mendalam bahwa masyarakat Sul-Sel lebih kuat menekankan aspek kultural ibadah haji. Stratifikasi sosial masyarakat haji di kawasan ini lebih dihormati ketimbang masyarakat yang belum haji. Ini bisa kita lihat, daftar pengiring pengantin pada upacara adat perkawinan etnik bugis. Ada prioritas bagi mereka yang sudah haji.

Baca juga : Haji Dalam Perspektif Tarekat

Pak Haji atau Bu Haji bisa duduk setara dengan Pak Camat. Pakaian haji mereka (pakaian lompo) dianggap pakaian sebagai pakaian adat. Respek dan tingkat kepercayaan masyarakat terhadap Pak Haji atau Ibu Haji sangat tinggi. Seorang Haji dengan mudah bisa mengambil kredit tanpa aguan di sejumlah lembaga keuangan dan perbankan. Mereka seperti yakin seorang haji/ hajah tidak mungkin khianat. Itulah sebabnya dalam setiap kesempatan acara publik, peci haji hampir tidak pernah ditinggalkan oleh mereka.

Baca juga : Haji Dalam Perspektif Fikih

Prestise lain, ibadah haji bisa mengangkat martabat lokal seseorang. Misalnya seorang pemuda yang sudah haji bisa melamar perempuan bangsawan yang darahnya lebih tinggi dari dirinya. Pak Haji atau Ibu Haji bisa mendapat kursi di deretan kursi bangsawan. Pak Haji atau Ibu Haji diproritaskan duduk di saf pertama di mesjid. Yang paling menonjol ialah di dalam acara tradisi perkawinan. Pakaian haji setara dengan pakaian adat bangsawan, sehingga menimbulkan prestise tersendiri. Seseorang yang tadinya bukan bangsawan, saat sudah haji bisa menjadi setara bangsawan, dalam pandangan masyarakat tradisional Bugis-Makassar.
 Selanjutnya 

READ  Astra Honda Borong 5 Podium Di ARRC Buriram


Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News


Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram “Rakyat Merdeka News Update”, caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.





Source link

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *