Membahas topik yang sangat menarik ini, tidak akan habis dibicarakan tujuh hari tujuh malam, untuk bisa disajikan dalam tulisan yang singkat bukanlah tugas yang mudah, tetapi baiklah, dengan keterbatasan ruang yang ada saya coba paparkan secara singkat mengenai teori elemen.Five elements merupakan salah satu sub-teori dari grand-theory Yi Jing (Theory of Change) yang ada dalam peradaban Tiongkok. Banyak peradaban lain yang juga ada teori elemen, ada teori elemen dari Yunani, Romawi, India, Tibet, Jepang bahkan juga beberapa peradaban dari Afrika seperti Angola dan Mali.
Ada juga teori elemen yang dikaitkan dengan agama seperti teori elemen dalam agama Hindu dan agama Buddha.
Lalu apa perbedaan dan persamaan dari teori-teori elemen tersebut? Beberapa teori elemen yang ada sebetulnya terdiri dari 4 elemen yaitu tanah, api, air dan angin atau udara yang lalu kemudian ditambahkan satu lagi yaitu elemen eter atau void. Teori yang seperti ini tersebar cukup luas seperti yang terdapat dalam teori elemen Yunani, India, Tibet dan Jepang.

Sementara teori five elements dari peradaban Tiongkok terdiri dari 5 elemen yaitu elemen logam, kayu, air, api dan tanah. Kelima elemen ini semuanya bersifat tangible (kasat mata). Kelima elemen ini dapat saling berinteraksi dengan tiga pola siklus yaitu siklus produktif, siklus destruktif dan siklus saling melemahkan.
Mari kita lihat alur waktu dari perkembangan teori elemen Barat terlebih dahulu,Di mulai dari Thales yang memandang bahwa air adalah sumber segala kehidupan. Kemudian Anaximenes yang memilih udara sebagai hal prinsip yang utama, memperkenalkan istilah pneuma (nafas). Udara ketika mengembang akan menjadi api dan ketika memadat akan menjadi air.
Lalu Pythagoras menggunakan 4 bentuk umum dalam geometri, tetrahedron (4 sisi) = tanah; kubus (6 sisi) = udara; octahedron (8 sisi) = api; icosahedron (20 sisi) = air). Dilanjutkan oleh Empedocles pengikut Pythagoras yang dikenal sebagai pencetus teori 4 elemen Yunani. Plato, memperkenalkan 4 elemen nya Pythagoras di tambah dengan dodecahedron (12 sisi) sebagai bentuk platonik.
Galen, memadukan teori 4 elemen nya Empedocles dengan teori personalitinya yaitu sanguinis, phlegmatis, choleric dan melancolis, beliau mengkaitkan teori 4 elemen, teori personaliti dan juga terkait dengan musim. (faktor waktu)
Lalu untuk benang merah antara Barat dan Timur barangkali kita perlu berterima kasih kepada Carl Gustav Jung, Jungian psikologi yang terkenal dengan istilah introvert dan extrovert tercetus karena beliau terinspirasi oleh teori yin yang yang dia peroleh setelah membaca buku Yi Jing yang ditulis oleh misionaris Richard Willhem.
Teori Jungian ini lalu dikembangkan lebih jauh oleh Myers dan Briggs, putri dan ibu-nya ini membagi pola manusia menjadi Lalu oleh Hans J Eysenck, dia menggabungkan teori personaliti Galen dengan teori personaliti Carl Jung, tetapi walaupun begitu,faktor musim (waktu) tidak dimasukkan dalam teori personaliti beliau.
Pada awalnya teori elemen Barat ini tidak saja menggiring kita untuk melihat bahwa sesungguhnya mereka telah merangkul “faktor musim” yang berkaitan dengan faktor waktu, tetapi lalu terlepas sehingga saat ini kita tidak lagi melihat faktor musim dalam teori elemen tersebut. Uniknya teori elemen ini juga mempengaruhi lahirnya teori personaliti, hal ini sangat mirip sekali dengan keterkaitan teori elemen tiongkok dengan ilmu type personality Tiongkok seperti ba zi.
Penerapan dari teori five elements dari Tiongkok ini ada dalam berbagai kelompok keilmuan dari peradaban Tiongkok, mulai dari ilmu pengobatan seperti akupuntur, ilmu membaca nasib seperti ba zi (four pillars), ilmu perang Sun Zi Bing Fa (Seni Perang Sun Zi) hingga feng shui.
karena teori five elements ini erat kaitannya dengan ilmu pengobatan, maka teori ini juga terkait dengan kelima panca indera kita, dan juga terkait dengan perasaan kita.





Elemen Kayu melambangkan motivasi yang tinggi dan juga kemurah-hatian serta kasih sayang. Sebagaimana tanaman yang terus tumbuh menjulang dan menjadi rantai makanan yang paling mendasar. Elemen kayu juga melambangkan idealisme, spontanitas dan curiosity. Elemen kayu terkait dengan penglihatan yaitu indera mata.
Elemen Api melambangkan kegembiraan dan cinta sebagaimana matahari yang memberikan kehangatan, karena itu warga Tionghoa selalu menggunakan warna merah untuk perayaan bahagia seperti perayaan tahun baru Imlek maupun acara pernikahan. Elemen api juga melambangkan passion dan intensity serta kesopanan. Elemen api terkait dengan pengecapan yaitu indera lidah.
Elemen Tanah melambangkan empati dan perencanaan sebagaimana bumi yang selalu mewadahi kegiatan makluk yang hidup dipermukaannya, yang ketika beraktivitas, perlu melakukan perencanaan yang tepat agar mendapatkan hasil yang optimal. Elemen tanah juga melambangkan perhatian, kesabaran, keramahan dan jujur serta kesetiaan. Elemen tanah terkait dengan sentuhan yaitu indera mulut dan kulit.
Elemen Logam melambangkan perlindungan dan kasih sayang sejalan dengan sifat elemennya yang kuat sehingga dapat digunakan untuk melindungi diri seperti baju zirah. Elemen logam juga melambangkan tekad yang kuat, ketekunan, intuisi, rasionalitas dan keadilan. Elemen logam terkait dengan penciuman yaitu indera hidung.
Elemen Air melambangkan kewaspadaan dan sifat yang bijaksana serta fleksibilitas sebagaimana air yang selalu dapat menyesuaikan diri dengan wadahnya. Elemen air juga melambangkan pengetahuan, akal dan kecerdasan. Elemen air terkait dengan pendengaran yaitu indera telinga.
Keterkaitan teori elemen dengan teori personaliti ini penting kita angkat karena menurut Leland M. Roth dalam bukunya Understanding Architecture, menyatakan bahwa arsitektur diartikan sebagai wadah fisik untuk mewadahi kegiatan manusia. Disini dapat diambil 3 kata penting yaitu manusia, kegiatan dan wadah.
Karena manusia merupakan faktor penting dalam berarsitektur, kebutuhan untuk memahami type personality manusia yang memakai ruang yang didesign oleh arsitek merupakan hal yang tidak terhindarkan agar arsitek dapat memberikan design yang optimal bagi client-nya.
Seperti yang saya sampaikan diatas bahwa faktor musim yang terkait dengan waktu menjadi hilang dalam perkembangan teori elemen ke teori personalityimaka hal ini menyebabkan adanya missing link sehingga konsep ruang Einsteinian menjadi tidak mudah dimengerti oleh arsitek.
Baca juga, GPA The People’s Choice 2024 Sukses Digelar, Inilah Para Pemenangnya!
Sekarang marilah kita lihat konsep ruang dari Timur, dalam hal ini saya membatasi diri hanya membahas Lao Zi yang mengatakan: Dalam membaca Lao Zi, saya tertarik dalam melihat baris terakhir yang mengatakan “karena itu yang tangible memberikan keuntungan dan yang intangible membuatnya berguna.”
Selanjutnya, mari kita perhatikan kata ruang dalam bahasa Mandarin, saya kira kita cukup familiar dengan kata pang keng dalam dialek Hokkian atau fang jian dalam Mandarin,yang artinya kamar. Nah huruf jian ini menarik untuk kita lihat, huruf ini terdiri dari 2 huruf yaitu huruf men dan huruf ri.
Huruf Jian oleh Profesor Gunawan Tjahjono dikatakan sebagai kunci kepemahaman ruang dalam budaya orang Tionghoa. Setelah kita melihat pemahaman ruang oleh peradaban Tiongkok, sekarang mari kita lihat teori elemen dan keterkaitan nya dengan konsep waktu.
Dimulai dari zaman Fu Xi yang memperkenalkan Xian Tian Ba Gua, Early Heaven Ba Gua, kemudian Shennong memperkenalkan Lian Shan Yi, lalu Huang Di memperkenalkan Gui Chang Yi kemudian Yu Wang memperkenalkan Hou Tian Ba Gua atau Later Heaven Ba Gua dan Wen Wang memperkenalkan Zhou Yi atau yi jing yang digunakan hingga hari ini. Lalu pada tahun 250 an SM Zou Yen memperkenalkan teori five elements yang kemudian disempurnakan oleh Liu An di sekitar tahun 150 an SM..
Teori elemen ini yang berasal dari teori yin yang, menginspirasi Carl Jung melahirkan teori architype yang terkenal dengan sebutan Jungian Architype dan kemudian dikembangkan oleh Myer & Briggs yang hingga saat ini masih digunakan yaitu MBTI pada ilmu psikologi seperti yang telah saya sampaikan didepan. Benang merah yang menghubungkan Timur dan Barat ini menarik untuk dicatat.
Seperti yang telah kita ketahui bersama bahwa teori dasar ilmu feng shui adalah Yi Jing, mari kita lihat sekilas Yi Jing melingkupi apa saja agar kita tidak salah dalam memposisikan ilmu feng shui, disini sekaligus kita bisa melihat bahwa keterkaitan antara Ba Gua, batang langit dan cabang bumi yang bisa melambangkan arah dan juga melambangkan waktu menjadi simbol penting dalam menerapkan ilmu fengshui, pemakaian simbol ini memperlihatkan sinkronnya huruf Jian dengan apa yang dikatakan oleh Albert Einstein.
Konsep space time dalam ilmu fengshui yang saya paparkan disini hanya salah satu metode dalam ilmu feng shui, sebetulnya masih ada metode lain yang dikenal dengan metode Xuan Kong Da Gua yang menggunakan trigram untuk mengukur arah dan sekaligus untuk menghitung waktu
Dalam menjalani kehidupan kita sebagai manusia, kita membutuhkan susunan elemen yang equilibrium agar kita dapat hidup dengan optimal, keselarasan kita dengan alam menjadi hal yang penting sehingga kita senantiasa dapat tumbuh dengan baik dan happy

Artikel ini Disadur Dari Berita : https://propertyandthecity.com/five-elements-festivalfive-senses/