
RM.id Rakyat Merdeka – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) berkomitmen memperkuat industri alat kesehatan (alkes) dalam negeri. Penguatan ini bertujuan agar industri alkes semakin inovatif, berdaya saing dan mampu memenuhi kebutuhan pasar nasional serta global.
Kolaborasi strategis dengan mitra industri dinilai menjadi kunci untuk mencapai target tersebut.
Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan, industri alkes merupakan salah satu sektor prioritas yang akan terus dikembangkan, karena berpotensi menjadi penyumbang besar bagi perekonomian nasional.
Baca juga : Layanan Harus Nyampe Hingga Ke Gang Sempit
“Industri alat kesehatan diharapkan berkontribusi besar dalam Produk Domestik Bruto (PDB) nasional dalam beberapa tahun mendatang,” ujar Agus, Selasa (9/9/2025).
Dia optimistis, dengan semangat gotong royong dan inovasi, visi Indonesia Emas 2045 akan terwujud. Visi tersebut mencakup kemandirian, kompetisi dan kedaulatan di bidang teknologi kesehatan.
Menurut Agus, inisiatif seperti ini bukan hanya tentang produksi alat. Tetapi tentang menyelamatkan nyawa, memperkuat sistem kesehatan nasional dan membangun ketahanan ekonomi di tengah tantangan global seperti perubahan iklim dan pandemi.
Baca juga : Menang 5-4 Atas Israel, Kegilaan Italia
Selain itu, Kemenperin mengapresiasi sinergi antara PT Graha Teknomedika dan Mindray Medical International Limited yang memproduksi sejumlah alkes inovatif. Alat yang dihasilkan, antara lain dua jenis ventilator (SV300 dan SV800) dan tiga tipe mesin anestesi (WATO EX-35, EX-65 PRO dan A8).
Direktur Industri Permesinan dan Alat Mesin Pertanian Kemenperin Solehan mengatakan, produksi ventilator dan mesin anestesi ini sejalan dengan peta jalan Making Indonesia 4.0.
“Peta jalan ini menempatkan sektor alat kesehatan sebagai pilar transformasi menuju ekonomi berbasis teknologi tinggi,” kata Solehan.
Baca juga : Ducati Amankan Gelar Juara Dunia
Menurut Solehan, berdasarkan data perdagangan, nilai ekspor mesin anestesi melonjak dari 354.000 dolar AS pada 2022 menjadi 5,84 juta dolar AS atau sekitar Rp 96 miliar pada 2024.
Adapun nilai ekspor ventilator mencapai 10,37 juta dolar AS atau Rp 170,7 miliar pada 2024. Dengan demikian, total ekspor kedua produk itu mencapai sekitar Rp 266 miliar.
Solehan menambahkan, Kemenperin terus mendukung pengembangan industri alkes berteknologi tinggi, seperti ventilator dan mesin anestesi, melalui strategi yang komprehensif dan berkelanjutan. [DIR]
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram “Rakyat Merdeka News Update”, caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.






