Jakarta, propertyandthecity.com – Megaproyek Meikarta yang sempat digadang-gadang sebagai “Shenzhen-nya Indonesia” kembali mencuat ke publik. Setelah sempat dilanda berbagai kontroversi, CEO Lippo Group James Riady menegaskan, proyek tersebut tidak mangkrak. Berikut sederet fakta terbaru terkait Meikarta:
Akan Dibangun 100 Gedung Tinggi dan 250.000 Unit Hunian
Di kawasan kota baru Meikarta, direncanakan pembangunan 100 gedung tinggi yang masing-masing memiliki ketinggian antara 35 hingga 45 lantai. Ratusan gedung tersebut akan difungsikan untuk berbagai kebutuhan, mulai dari hunian sebanyak 250.000 unit, perkantoran dengan sistem strata title, hingga 10 hotel bintang lima.
Selain itu, kawasan ini juga akan dilengkapi pusat perbelanjaan dan area komersial dengan total luas mencapai 1,5 juta meter persegi. Seluruh infrastruktur tersebut dirancang untuk mewujudkan Meikarta sebagai kawasan terpadu berskala internasional.
“Khusus untuk perumahannya, kami membidik segmen kelas menengah. Harga hunian yang kami patok senilai Rp 12,5 juta per meter persegi,” tutur James.
Target Selesai 3 Tahun, Progres Sudah 50 Gedung
Pengembangan tahap pertama Meikarta ditargetkan selesai dalam tiga tahun. Saat ini, menurut James, sekitar 50 gedung sudah terbangun dan akan mulai digunakan pada 2028 mendatang.

Gedung-gedung tersebut mencakup apartemen servis, hotel, serta apartemen strata title yang dikerjasamakan dengan perusahaan Jepang seperti Mitsubishi, Toyota, dan Mitsui.
Jika keseluruhan proyek rampung dalam 20 tahun kedepan, James memperkirakan nilai investasinya mencapai Rp 278 triliun.
Dasar Hukum Penyelesaian Proyek
James menegaskan salah satu kunci penyelesaian masalah Meikarta adalah homologasi, kesepakatan hukum yang telah disetujui hampir 20.000 konsumen dan memiliki kekuatan hukum tetap (inkrah).
“Yang terpenting, prinsip equal treatment atau perlakuan yang sama bagi semua konsumen adalah inti dari kesepakatan homologasi ini,” tegasnya.
Meski begitu, ia mengakui adanya penundaan jadwal penyerahan unit selama 2–3 tahun dan menyebut ini sebagai bagian dari proses penyelesaian pembangunan.
Data Progres per 22 Juli 2025
Untuk menunjukkan komitmennya, James memaparkan perkembangan terkini proyek Meikarta:
-
Unit terjual: hampir 19.000 unit
-
Unit terbangun: sekitar 16.500 unit
-
Unit diserahkan: sekitar 14.500 unit
-
Sisa unit yang akan diserahkan 2025: sekitar 4.000 unit, Lippo berkomitmen untuk menyerahkan ribuan unit ini di sisa tahun berjalan.
-
Target penyerahan sisa unit yang belum di serahkan (Target 2026): sekitar 2.200 unit atau sekitar 12 persen dari total unit yang terjual.
James Riady menegaskan, selama seluruh proses penyelesaian unit ini belum rampung, manajemen Lippo akan fokus penuh dan tidak akan memulai pengembangan atau penjualan proyek apartemen baru.
Investasi China Gagal Terwujud
James menyebut Meikarta sempat melibatkan pihak luar negeri dari China, namun mereka mundur dari proyek.
“Meikarta hanya satu bagian kecil dan tidak mangkrak karena apa yang terjadi (Apartemen Meikarta) dikerjakan pihak Luar Negeri dari China dan kita ikut saham tapi mereka tinggalkan Indonesia. Lippo masuk untuk menyelesaikan ini,” ungkap James saat menerima kunjungan Menteri PKP Maruarar Sirait, Selasa (22/7/2025).
Beberapa nama entitas China yang pernah diumumkan Lippo Group sejak 2016-2017 antara lain:
-
Shenzhen Yantian Port Group Co. Ltd
Perusahaan ini sebelumnya disebut sebagai salah satu investor utama yang direncanakan akan mendanai proyek Meikarta, dengan nilai investasi yang diperkirakan mencapai Rp 20 triliun. Namun, investasi tersebut pada akhirnya tidak terwujud. -
Country Garden Holdings Co. Ltd
Diumumkan akan mendukung pembangunan Meikarta dengan investasi sebesar US$14,5 miliar (sekitar Rp 190 triliun), namun kerja sama tersebut tidak pernah terwujud. -
China State Construction Engineering Corporation (CSCEC)
CSCEC, perusahaan BUMN China yang bergerak di sektor konstruksi, diumumkan sebagai kontraktor utama untuk pembangunan Meikarta. Manajer operasi CSCEC, Chen Chaojin, menyatakan pada Mei 2018 lalu, pihaknya akan bekerja keras untuk membangun Meikarta dengan cepat dan berkualitas. Namun, keterlibatan mereka lebih pada pelaksanaan konstruksi, bukan sebagai investor langsung.
Keterlibatan Investor China dalam Kasus Suap Meikarta
Dalam persidangan kasus suap Meikarta pada Februari 2019, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mengungkap adanya peran investor China dalam pencairan dana suap untuk memperlancar izin mendirikan bangunan (IMB) di Pemerintah Kabupaten Bekasi. Bukti yang diajukan berupa jurnal keuangan berbahasa Mandarin menunjukkan keterlibatan pihak China, meski identitas mereka tidak diungkapkan secara rinci.
Jaksa KPK, I Wayan Riyana, menyatakan, beberapa pengusaha China yang terhubung dengan Meikarta telah dipanggil untuk bersaksi, namun sebagian besar di antaranya sudah kembali ke China. Meskipun demikian, Direktur Komunikasi Eksternal Lippo Group, Danang Kemayan Jati, mengaku tidak ingat rincian nama-nama tersebut, meskipun ia mengonfirmasi adanya investor China yang terlibat.
Dengan progres yang terus berjalan hingga saat ini dan komitmen penyelesaian kepada konsumen, Lippo Group menolak anggapan proyek Meikarta telah “mangkrak”.

Artikel ini Disadur Dari Berita : https://propertyandthecity.com/diklaim-bukan-proyek-mangkrak-ini-sederet-fakta-soal-meikarta/