Di Tengah Ketegangan Beijing-Tokyo China Dan Rusia Pamer Kemesraan Di Moskow

Nasional22 Dilihat



RM.id  Rakyat Merdeka – Di tengah ketegangan hubungan antara Beijing dengan Tokyo dan rencana Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump membangun perisai rudal Golden Dome dan uji coba nuklir, China dan Rusia pamer kemesraan.

China dan Rusia menggelar pembicaraan tingkat tinggi di Moskow, pekan ini, guna membahas pertahanan rudal serta stabilitas strategis. Pertemuan tersebut diumumkan Kementerian Luar Negeri Rusia pada Kamis (20/11/2026).

Moskow mengungkapkan, pembicaraan berlangsung mendalam dan mencakup analisis bersama mengenai faktor-faktor ketidakstabilan yang menimbulkan risiko bagi keamanan global dan regional Asia Timur. Termasuk pertukaran pandangan tentang cara-cara meminimalkan risiko tersebut.

Baca juga : Australian Open 2025, Indonesia Amankan Satu Tiket Babak Final

“Kedua pihak merasa puas dengan kualitas dialog tersebut,” begitu pernyataan Kementerian Luar Negeri Rusia dikutip Channel News Asia (CNA).

Ketegangan antara China dan Jepang meningkat setelah Perdana Menteri (PM) Jepang Sanae Takaichi menyatakan akan membantu Taiwan jika diserang Beijing. Pernyataan itu memicu kemarahan China yang menganggap Taiwan sebagai wilayahnya.

Takaichi mengatakan hal itu, menjawab pertanyaan dalam pertemuan anggota parlemen pada 7 November 2025. Salah satu anggota parlemen bertanya soal situasi seperti apa di Taiwan yang dapat mengancam Jepang.

Baca juga : Audi Marissa, Suami Ogah Bahas Rumah Tangga

Takaichi kemudian menjawab, Jepang harus mempersiapkan skenario terburuk dalam merespons situasi di Selat Taiwan. “Jika keadaan darurat di Taiwan melibatkan kapal perang dan kekuatan (militer, red), maka itu menjadi situasi yang dapat mengancam keselamatan Jepang dari sudut pandang mana pun,” ucap PM perempuan pertama Negeri Sakura itu.

“Kita harus mengantisipasi kemungkinan terburuk,” imbuh Takaichi.

Skenario Takaichi sangat logis. Pasalnya, jarak antara Jepang dan Taiwan memang cukup dekat. Yakni, sekitar 100 kilometer dari Pulau Yonaguni, Prefektur Okinawa, Jepang ke Yilan County, Taiwan.

READ  Mesra Dengan Prabowo JKW SBY Puan Klaim Bawa Pesan Mega

Baca juga : Pemerintah Berhasil Balikkan Arah Ekonomi: Sebelumnya Ngerem, Sekarang Mulai Ngegas

Namun kedekatan China–Rusia saat ini tidak dapat dilepaskan dari catatan sejarah panjang keduanya sebagai korban agresi militer Jepang. China mengalami invasi brutal Jepang pada 1930–1940-an, termasuk tragedi Nanjing 1937.

Uni Soviet (Rusia) berperang melawan Jepang di Manchuria pada 1945 dan kehilangan puluhan ribu tentara. Memori kelam ini membuat isu Jepang menjadi faktor sensitif bagi kedua negara.
 Selanjutnya 


Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News


Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram “Rakyat Merdeka News Update”, caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.





Source link

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *