Dari Jakarta ke Ujung Obi, Dihantam Ombak Demi Jejak Tambang

Nasional1 Dilihat


RM.id  Rakyat Merdeka – Perjalanan perdana Rakyat Merdeka ke tambang Harita Nickel di Pulau Obi, Maluku Utara, terasa seperti kisah petualangan. Bukan cuma jauh, tapi juga menantang—terutama saat laut mulai “berulah”.

PT Trimegah Bangun Persada Tbk atau Harita Nickel mengajak Rakyat Merdeka bersama sejumlah jurnalis energi menyambangi area tambang di Pulau Obi.

Kunjungan berlangsung selama enam hari, dari Selasa hingga Senin, 11–16 Juni 2025. Kami memulai perjalanan dari Bandara Soekarno-Hatta, Jakarta, pukul 01.30 dini hari.

Mengantuk? Jelas. Tapi semangat menjejak langsung lokasi tambang yang selama ini hanya kami dengar dalam berita, mengalahkan rasa kantuk.

Empat jam di udara, pesawat Garuda mendarat di Bandara Sultan Babullah, Ternate. Masih pagi, kami langsung ganti pesawat kecil—Wings Air—terbang ke Labuha, Pulau Bacan.

Baca juga : Golkar DKI Jakarta Serahkan Bantuan ke Korban Kebakaran Kapuk Muara

Hanya 30 menit penerbangan, kami mendarat di Bandara Oesman Sadik.

Begitu menginjakkan kaki di Bacan, cerita baru pun dimulai. Beberapa kawan langsung nitip: “Kalau nemu bongkahan batu bacan, tolong beliin ya.”

Maklum, Pulau Bacan memang kampung asal batu mulia yang dulu pernah booming. Sayangnya, sepanjang jalan kami tak menemukan satu pun penjual bacan.

Kata warga, sekarang batu bongkahan bacan tak lagi dipajang di kios-kios. Kalau serius mau cari, harus masuk ke pedalaman. Langsung ke rumah-rumah penduduk.

Baru bisa dapat yang asli. Setelah urusan batu batal, kami lanjut ke tujuan utama: Pulau Obi. Dari Labuha, kami menyeberang laut tiga jam naik speedboat.

Baca juga : Sambangi DPRD Jakarta, Pedagang Minta Evaluasi Raperda KTR

Nah, di sini tantangan nyata terasa. Di tengah laut, mesin speedboat tiba-tiba mati. Baling-baling kapal tersangkut sampah.

READ  Perkuat Hubungan Harmonis Elnusa Petrofin Gelar Silaturahmi Media Workshop Kode Etik Jurnalistik di Jambi

Speedboat terombang-ambing ombak. Ombaknya tak besar, tapi cukup bikin panik. “BBM habis ya?” celetuk salah satu penumpang.

Yang lain mulai cemas. Semua diam sambil berdoa. Takut kapal oleng, terbalik, atau malah tak bisa lanjut.

Sepuluh menit menegangkan akhirnya berakhir. Mesin menyala lagi, kami pun lanjut jalan. Rasa tegang belum hilang, tapi harapan kembali hidup.

Sekitar pukul 19.30 waktu setempat, akhirnya kami tiba juga di Pulau Obi. (Waktu di Obi dua jam lebih cepat dari Jakarta).

Baca juga : Pegadaian Kanwil VIII Jakarta 1 Gelar Penyembelihan Hewan Kurban di Cabang Kebon Nanas

Begitu sampai, rasa letih langsung lenyap. Gemerlap lampu tambang menyambut kami dari kejauhan.

Pulau Obi seperti tak pernah tidur. Aktivitas tambang Harita Nickel berjalan 24 jam nonstop.

Truk-truk hilir mudik di tengah malam. Di ujung timur Indonesia, geliat industri terasa hidup. Letih kami terbayar.

Perjalanan panjang penuh tantangan ini membuktikan: Indonesia punya energi, bahkan di pulau paling terpencil sekalipun.


Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News


Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram “Rakyat Merdeka News Update”, caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.





Source link

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *