Jakarta, propertyandthecity.com – Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN) mengungkapkan bahwa investasi China di Ibu Kota Nusantara (IKN) telah mencapai hampir Rp 70 triliun.
Deputi Bidang Pendanaan dan Investasi Otorita IKN, Agung Wicaksono, menjelaskan, angka tersebut terdiri dari Rp 68,4 triliun melalui skema Kerja sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) yang melibatkan sektor perumahan, Moda Unik Terpadu (MUT), serta pembangunan jalan. Selain itu, ada juga investasi asing langsung sebesar Rp 500 miliar dari PT Delonix Bravo Investment.
“Investasi konsorsium dan perusahaan asal Tiongkok telah berinvestasi hampir Rp 70 triliun di IKN ini,” ujar Agung dalam keterangan resminya pada Senin (2/6).
Agung menambahkan, nilai investasi ini mencerminkan kepercayaan besar dari China terhadap proyek IKN. Dia juga menegaskan, investasi yang sudah berjalan akan terus berlanjut, dengan terus mencari peluang investasi lainnya. Komitmen China semakin jelas dengan kunjungan Duta Besar Republik Rakyat Tiongkok untuk Indonesia, H.E. Wang Lutong, ke IKN, yang didampingi oleh Ketua Kamar Dagang Tiongkok di Indonesia, Sun Shangbin.
Kunjungan ini bertujuan untuk memperkuat hubungan bilateral dan membahas kelanjutan serta perluasan kerja sama investasi Tiongkok dalam pembangunan IKN. Dalam kesempatan itu, Duta Besar Wang Lutong mengapresiasi kemajuan pembangunan Nusantara dan menegaskan bahwa China melihat IKN sebagai peluang strategis untuk berinvestasi di kawasan Asia Tenggara.
“Kami mendorong lebih banyak perusahaan Tiongkok untuk ikut berkontribusi dalam pembangunan kota ini,” kata Wang.
Hingga 26 Mei 2025, Otorita IKN sudah menerima 36 Letter of Interest (LoI) dari perusahaan Tiongkok, dengan 32 di antaranya untuk skema KPBU dan 4 untuk skema investasi langsung. Sektor-sektor yang menarik perhatian investor Tiongkok meliputi energi, perumahan, digital, pengelolaan sampah, transportasi, infrastruktur dasar, industri hijau, gaya hidup, hingga media dan penyiaran.
Terdapat dua konsorsium besar yang saat ini tengah mengembangkan proyek KPBU MUT dan jalan, yaitu konsorsium CHEC–IJM dengan investasi Rp 27,1 triliun dan konsorsium CSCEC–CREC senilai Rp 27,9 triliun. Saat ini, kedua proyek tersebut masih dalam tahap studi kelayakan dan akan dievaluasi oleh Komite KPBU Otorita IKN. Setelah itu, akan dilakukan market sounding sebelum masuk ke tahap lelang final.
Selain itu, proyek KPBU Perumahan yang diprakarsai oleh konsorsium IJM–CHEC juga sedang dievaluasi. Proyek ini mencakup pembangunan 20 menara rumah susun untuk Aparatur Sipil Negara (ASN) di Kawasan WP 1B, dengan estimasi nilai investasi sebesar Rp 13,4 triliun.
Sementara itu, investasi langsung dari PT Delonix Bravo Investment telah dimulai dengan pembangunan Delonix Nusantara Commercial Complex pada September 2024. Kompleks ini akan dibangun di atas lahan seluas 24,2 hektare dan mencakup hotel ramah lingkungan, apartemen servis, ruang ritel, perkantoran, fasilitas olahraga, serta ruang terbuka hijau.
Kepala Otorita IKN, Basuki Hadimuljono, juga menegaskan investasi yang sudah berjalan akan terus berjalan lancar.
“Selain Otorita IKN, Kementerian Keuangan juga akan memberikan jaminan co-guarantee untuk mendukung keberhasilan pembangunan ini,” ujarnya dalam pertemuan sebelumnya dengan perwakilan konsorsium CHEC–IJM.
Kunjungan kerja ini diakhiri dengan prosesi penanaman pohon Meranti (Shorea leprosula) dan Kapur (Dryobalanops sp.) di Plaza Bhineka Tunggal Ika, sebagai simbol komitmen jangka panjang antara Indonesia dan China dalam membangun IKN sebagai kota masa depan.

Artikel ini Disadur Dari Berita : https://propertyandthecity.com/china-tanamkan-rp-70-triliun-di-ikn-apa-saja-proyek-infrastruktur-yang-dibangun/