HomeBabby.my.id, (JAKARTA) — PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) menorehkan prestasi luar biasa di usia emasnya yang ke-50 tahun. Pada Tahun Buku 2024, pendapatan Summarecon tercatat tertinggi sepanjang sejarah perusahaan mencapai Rp10,62 triliun—melonjak 59,5% dibandingkan tahun sebelumnya.
Tidak hanya itu, laba bersih perusahaan juga naik tajam, mengukir rekor tertinggi hingga 74,2% menjadi Rp1,84 triliun, dibandingkan dengan tahun 2023 lalu.
Baca Juga: Pendapatan Metland Naik 18%, Laba Rp469 Miliar: RUPST Setujui Dividen Rp86 Miliar
Momentum positif ini disampaikan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) dan Public Expose yang digelar pada 12 Juni 2025 di Jakarta.
Presiden Direktur Summarecon, Adrianto Pitojo Adi menyampaikan rasa syukurnya atas capaian tersebut.
“Kinerja Summarecon tahun 2024 memang sangat spektakuler dan bisa dikatakan luar biasa karena ini merupakan satu kinerja keuangan yang sangat positif, bahkan kami mencetak rekor tertinggi sepanjang sejarah perusahaan,” ungkap Adrianto.
Peningkatan tersebut, menurutnya, didorong oleh naiknya penjualan di 9 proyek yang dikembangkan oleh Summarecon, yang salah satunya lantaran adanya kebijakan pemerintah terhadap industri properti, salah satunya PPN DTP yang diberlakukan sejak 2022 lalu.
“PPN DTP ini sebetulnya kebijakan yang sangat smart. Karena, insentif ini memberi kemudahan kepada masyarakat untuk membeli. Bagi pengembang, kebijakan ini mendorong kami untuk mengakselerasi kecepatan construction tanpa mengurangi kualitas,” jelasnya.
Momentum yang sangat baik ini juga bertepatan dengan usia Summarecon yang tahun ini genap 50 tahun, tepatnya di November mendatang.
“Kami optimistis dan akan terus berkarya menyongsong Indonesia Emas seiring dengan kepercayaan pasar terhadap produk-produk kami,” ujar Adrianto.
Strategi Inovatif dan Kepercayaan Pasar Dorong Lonjakan Pendapatan Summarecon

Salah satu kunci keberhasilan Summarecon adalah penerapan strategi bisnis yang adaptif. Perusahaan mengelola tiga segmen utama yaitu Property Development (pengembangan hunian dan komersial), Investment Property (mal dan gedung sewa), serta bisnis lain (Other Business) seperti perhotelan.
Segmen pengembangan properti menjadi tulang punggung pertumbuhan dengan kontribusi Rp7,5 triliun pada 2024, naik 86% dibanding tahun sebelumnya, Rp4,04 triliun.
Peningkatan ini juga didorong oleh percepatan serah terima unit dari penjualan tahun-tahun sebelumnya yang juga tercatat sesuai PSAK 72.
Baca Juga: Menteri PKP Minta Tidak Khawatir dengan Perubahan Kebijakan Perumahan
Adrianto menambahkan, “Pendapatan ini adalah hasil kerja keras dan kepercayaan dari para konsumen. Produk-produk kami telah terbukti memiliki kualitas tinggi dan komitmen kami terhadap penyelesaian proyek sangat tinggi.”
Segmen Investment Property menghasilkan Rp2,15 triliun, tumbuh 24% terutama dari peningkatan okupansi dan tarif sewa mal yang meningkat sebesar Rp388 miliar.
“Investment Property ini didorong dari okupansi dan biaya sewa mal yang terus mengalami kenaikan, dan ini mendapatkan satu hasil yang baik di tahun 2024,” katanya.
Sementara itu, pendapatan dari segmen bisnis lain (termasuk hotel) naik 10% menjadi Rp967 miliar, seiring naiknya okupansi dan tarif kamar rata-rata.
Target Penjualan 2025 dan Tantangan di Tengah Ketidakpastian

Pada 2025, Summarecon menargetkan pra-penjualan (marketing sales) sebesar Rp5 triliun dari proyek-proyek di sembilan kota terpadu (township) yang tersebar di Kelapa Gading, Serpong, Bekasi, Bogor, Bandung, Karawang, Makassar, Crown Gading, dan Summarecon Tangerang.
Baca Juga: 3 Langkah Cerdas Menyulap Rumah Minimalis Jadi Estetik dan Nyaman dengan Cat Berkualitas
Hingga Mei 2025, realisasi penjualan telah mencapai Rp1,8 triliun atau sekitar 37% dari target tahunan.
“Bersyukur, marketing sales kami di bulan Mei sudah mencapai Rp1,8 triliun. Kami juga sedang menyiapkan beberapa peluncuran produk baru untuk mengejar target tahun ini,” kata Adrianto.
Ia juga menekankan pentingnya resiliensi (ketangguhan) konsumen menengah ke atas yang menjadi target utama perusahaan.
Summarecon juga tetap waspada terhadap tantangan daya beli dan naiknya harga bahan baku. Namun, strategi diversifikasi township dengan berbagai rentang harga diyakini mampu menjawab kebutuhan pasar secara fleksibel.
“Kami juga masih mensyukuri pendapatan dari marketing sales 2024 yang juga cukup bagus walaupun sebetulnya tidak mencapai target,” imbuhnya.
Alasannya, Adrianto bilang, terdapat beberapa keputusan perusahaan, salah satunya yakni menunda pembangunan beberapa proyek market belum sepenuhnya mendukung.
Baca Juga: 100 Rumah Program Bebenah Kampung di Kota Bandung Ditarget Rampung Juli
“Sehingga target Rp5 triliun hanya tercapai di Rp4,37 triliun,” ujarnya.
Sementara itu, di sektor pusat perbelanjaan, Summarecon terus menjaga performa positif di tengah ketidakpastian industri ritel.
Perusahaan aktif memantau traffic kunjungan dan terus berinovasi lewat penyelenggaraan event di mal serta kerja sama dengan brand-brand baru yang memiliki daya tarik tinggi.
Pada tahun lalu, hingga pertengahan 2025, tren kunjungan ke mal masih tergolong stabil dengan pertumbuhan yang cukup menggembirakan.
“Kami terus menciptakan pengalaman baru di mal agar tetap relevan dan menarik bagi pengunjung. Sejauh ini, kepercayaan tenant dan antusiasme masyarakat masih sangat positif,” ujar terang Adrianto.
Untuk mendukung semua itu, Summarecon telah menyiapkan dana capex sebesar Rp2 triliun, dimana Rp1 triliun untuk grand acquisition, sisanya untuk biaya pengembangan investasi di kawasan proyek-proyek Summarecon.
Baca Juga: Di Acara ICI 2025, Menteri Dody Tekankan Enam Prinsip Pembangunan Infrastruktur
“Actual pengeluarannya yang sudah terealisasi sebesar Rp987 miliar yang dipakai untuk akuisisi tanah dan juga untuk properti investasi yang sedang berjalan saat ini,” lanjut Lydia Tjio, Direktur dan Corporate Secretary SMRA.
Berharap Intensif Keberlanjutan dan Mall Berbasis Pengalaman

Di tengah tren pembangunan berkelanjutan, Summarecon mulai menerapkan berbagai inisiatif hijau seperti penggunaan panel surya di mal, instalasi wastewater treatment plant di klaster-klaster hunian, serta pemanfaatan air limbah rumah tangga untuk kebutuhan non-konsumsi.
“Kami sangat mendukung pembangunan hijau, tapi juga berharap pemerintah memberikan insentif untuk pengembang yang menerapkannya. Pembangunan ramah lingkungan bisa meningkatkan investasi hingga 30–35%,” ungkap Adrianto.
Selain itu, edukasi juga masih terus dilakukan kepada konsumen, karena sampai saat ini belum ada konsumen yang membeli rumah dengan alasan telah mengaplikasikan green building.
“Tetapi Summarecon dengan inisiatifnya sudah melakukan ke sana. Cuma kita belum secara oficially didaftarkan ini menjadi green building. Tapi kami sudah menjalankannya,” tegas Adrianto.
Sementara itu, Summarecon juga terus memperkuat strategi mal dengan konsep experience-based mall.
Salah satunya adalah pengembangan Summarecon Mall Bekasi tahap 2 di lantai atas akan menghadirkan wellness center sebagai pusat kebugaran yang dilengkapi kolam renang dan berbagai fasilitas olahraga lainnya sebagai daya tarik baru.
“Sehingga ketika masyarakat datang untuk berolahraga atau menikmati sebuah clubhouse, mereka juga bisa datang di mal sambil berbelanja. Jadi kita harapkan ini juga akan menjadi suatu destinasi baru yang berbasis pengalaman yang berkesan bagi warga Bekasi dan sekitarnya,” harap Adrianto.
Struktur Manajemen Baru dan Dividen Rp148 Miliar
RUPST 2025 juga menyetujui pembagian dividen tunai sebesar Rp9 per saham atau total Rp148,57 miliar.
Baca Juga: 454 Hewan Kurban Disalurkan YMSML, Bukti Nyata Kepedulian Sosial Sinar Mas Land
Selain itu, susunan Dewan Komisaris dan Direksi diperbarui, dengan penunjukan kembali Adrianto Pitojo Adi sebagai Direktur Utama hingga tahun 2030, pengangkatan Liliawati Rahardjo sebagai Komisaris baru, serta Kris Erlangga Adji Widjaya sebagai Komisaris Independen baru.
“Dana hasil obligasi sebesar Rp1,3 triliun yang diterima pada 2024 juga dimanfaatkan untuk peningkatan penyertaan modal, pembayaran utang obligasi yang jatuh tempo, serta modal kerja pengembangan proyek,” tambah Lydia.
Menutup keterangannya, Adrianto menyampaikan bahwa kesuksesan Summarecon bukan hanya karena strategi, tapi juga kepercayaan konsumen dan kerja cerdas serta kekompakan seluruh tim.
“Summarecon tidak hanya menjual rumah, tapi juga gaya hidup dan masa depan yang aman, nyaman, dan lengkap,” ujarnya.
***
Baca berita lainnya di GoogleNews
———
KONTAK REDAKSI:
Telepon/WA: 0821 2543 0279
Email Redaksi: [email protected]
Email Iklan: [email protected]
Artikel ini Disadur Dari Berita : https://propertiterkini.com/pendapatan-summarecon-tembus-rp106-triliun/