Jakarta, propertyandthecity.com – Living Lab Ventures (LLV), corporate venture capital milik Sinar Mas Land, terus memperkuat perannya dalam membangun fondasi ekonomi berbasis inovasi dan sektor riil. Di tengah tantangan geopolitik global dan pergeseran rantai pasok internasional, LLV menetapkan strategi investasi yang semakin terarah: manufaktur dan layanan kesehatan menjadi dua sektor unggulan yang kini mereka bidik secara intensif di semester kedua 2025.
“Living Lab Ventures tetap agresif dan hungry dalam melakukan investasi atau kerja sama strategis terutama di dua sektor, manufacturing dan healthcare,” ujar Bayu Seto, Partner of Living Lab Ventures dalam Media Briefing and Investment Outlook 2025 di Jakarta, Kamis (22/05/2025).
Bayu menjelaskan, ketegangan dagang antara Amerika Serikat dan Cina memicu perubahan signifikan dalam peta suplai global. Akibatnya, Asia Tenggara, termasuk Indonesia, mulai mengambil alih posisi strategis sebagai penyedia sumber daya dan basis produksi. Hal ini menjadi peluang besar bagi sektor manufaktur nasional, khususnya di bidang kendaraan listrik (EV).
“Kami melihat ada tren positif terutama di manufaktur kendaraan listrik (EV),” ujar Bayu.
LLV memanfaatkan potensi ini melalui investasi ke startup manufaktur seperti Imajin, yang mampu mengoptimalkan ekosistem properti milik Sinar Mas Land, termasuk BSD City (BSDE) dan Kota Deltamas (DMAS). Bayu menyebut, kehadiran infrastruktur industri yang lengkap memungkinkan terciptanya aktivitas ekonomi yang lebih kuat dan berkelanjutan.

“Kami punya industri manufaktur atau pengelola lahan industri, Ini terjadi juga baik di pemain industri yang ada di Deltamas,” jelasnya.
Pendekatan LLV bukan hanya menempatkan modal, tetapi juga membangun hubungan jangka panjang antara startup dan kawasan industri milik Grup Sinar Mas. Dengan cara ini, aktivitas manufaktur menjadi lebih terintegrasi dan berdampak langsung pada pengembangan kawasan.
“Ini bisa bantu agregator manufakturnya, sehingga manufaktur di dua kota tersebut bisa lebih sticky pada kotanya dan menggerakkan aktivitas ekonomi,” klaim Bayu.
Tak hanya Imajin, LLV juga memiliki portofolio di berbagai sektor lain, mulai dari teknologi dan keuangan (Traveloka, Dana), perhotelan (Artotel Group), F&B (JumpStart Coffee), hingga keberlanjutan lingkungan (Waste4Change). Mereka juga menyokong berbagai startup seperti Sirclo, GoWork, Jendela360, hingga Ringkas dan Liven.
Di sektor healthcare, LLV menunjukkan pendekatan berbeda. Melalui Biomedical Fund dan pengembangan Biomedical Campus di BSD City, mereka mendorong pertumbuhan sektor kesehatan berbasis penelitian dan teknologi pendukung.
“Kebanyakan venture capital lainnya lebih melihat health tech, baik itu telemedicine atau menggunakan AI. Tapi kami melihatnya sedikit konvensional yaitu healthcare. Jadi, kita bukan melihat yang core-nya teknologi tetapi teknologi sebagai enabler seperti R&D lab, dan sebagainya,” kata Bayu.
Dengan nilai investasi yang sudah menembus ratusan juta dolar AS secara year to date, LLV membuktikan perannya sebagai pemacu pertumbuhan ekonomi berbasis inovasi dan kemitraan jangka panjang.

Artikel ini Disadur Dari Berita : https://propertyandthecity.com/bidik-industri-masa-depan-living-lab-ventures-fokus-investasi-ke-manufaktur-dan-healthcare/