Di tengah gejolak ekonomi yang belum sepenuhnya reda, sinyal optimisme masih menyala dari sektor pembiayaan perumahan. PT Bank Central Asia Tbk. (BCA) mencatat penyaluran Kredit Pemilikan Rumah (KPR) mencapai Rp135,3 triliun pada triwulan pertama 2025. Angka ini meningkat 10,5% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, mengalami penurunan tipis sebesar 0,1% dibandingkan akhir 2024.
“Hal ini disebabkan antara lain oleh kondisi makro ekonomi yang menantang, sehingga menyebabkan terjadinya perlambatan ekonomi Indonesia yang cukup berdampak kepada permintaan kredit,” ujar Welly Yandoko, Executive Vice President (EVP) Consumer Loan BCA, pada Majalah Property and the City, Jakarta, Rabu (21/05/2025).
Welly menambahkan, bahwa likuiditas perbankan yang semakin ketat turut menjadi hambatan.
“Dengan kondisi likuiditas bank yang cukup ketat, membuat bank memiliki keterbatasan dalam menyalurkan kredit dengan suku bunga rendah, sedangkan faktor suku bunga menjadi pertimbangan utama bagi nasabah dalam mengambil KPR,” ungkapnya.
Strategi BCA Meredam Gelombang Suku Bunga
Menghadapi risiko kenaikan suku bunga, BCA mengambil langkah strategis untuk menjaga kenyamanan dan kepercayaan nasabahnya. Salah satunya dengan memberikan informasi sejak awal kepada debitur mengenai sistem bunga KPR yang bersifat floating.
“Nasabah bisa mengantisipasi di awal bila terjadi perubahan besaran angsuran. Apalagi, suku bunga floating KPR BCA sudah cukup stabil di angka 11% selama sekitar 10 tahun terakhir,” jelas Welly.
Untuk memberikan kepastian lebih, BCA juga menawarkan opsi bunga Fixed Berjenjang dengan jangka waktu hingga 10 tahun. Skema ini memberikan rasa aman bagi nasabah yang khawatir terhadap fluktuasi suku bunga.
Bukti Kepercayaan Nasabah
Meski porsinya baru sekitar 5% dari total penyaluran KPR, pengajuan KPR take over dari bank lain ke BCA terus menunjukkan tren positif.
“KPR take over dari bank lain ke BCA masih sekitar 5% dari total penyaluran kredit KPR BCA, namun memang cenderung meningkat dari tahun ke tahun,” kata Welly.
Menurutnya, antusiasme tersebut menjadi sinyal positif. “Melihat antusiasme yang cukup tinggi dari nasabah yang mengalihkan KPR-nya ke BCA, membuktikan bahwa pricing KPR BCA sesuai dengan kebutuhan nasabah dan dapat memberikan rasa aman dengan tingkat bunga yang stabil,” ucapnya.
Baca Juga, Ali Tranghanda: Insentif Apartemen Lebih Efektif daripada Naikkan Pajak Rumah Tapak
Welly menegaskan, meski proses analisis pengajuan take over serupa dengan KPR baru, ada perbedaan pada aspek administratif. “Yang berbeda hanya pada saat proses pemeriksaan keabsahan dan pengikatan dokumen jaminan, yang baru dapat dilakukan setelah dokumen asli jaminan diterima oleh BCA,” jelasnya.
Perkuat Prinsip “Know Your Customer”
Mengikuti tren industri, BCA juga mencatat kenaikan rasio kredit bermasalah (NPL) pada segmen KPR Per Maret 2025, NPL KPR BCA tercatat sebesar 1,54%, naik 0,28% dibanding akhir 2024.
“Melihat kondisi makro ekonomi yang belum stabil, kemungkinan tren kenaikan ini akan terus berlanjut,” kata Welly.
Untuk mengantisipasi, BCA memperketat seleksi dan monitoring. “Kami selalu menerapkan prinsip kehati-hatian dalam menyalurkan pembiayaan, dengan melakukan analisa mendalam terhadap calon debitur untuk memastikan kelancaran pembayaran, memperkuat sistem Know Your Customer, dan analisa terkait nilai dan area properti untuk memastikan jaminan bisa meng-cover nilai kredit yang diberikan,” tegasnya.
“Selain itu, kami juga disiplin melakukan monitoring ketat terhadap kredit bermasalah dengan segera mengambil tindakan penyelesaian yang diperlukan bila kredit bermasalah sudah tidak tertolong lagi,” tambah Welly.
Konsisten Dukung Akses Kepemilikan Rumah, Tak Stigma Pengguna Pinjol
Dalam menilai kelayakan calon debitur, catatan riwayat kredit di Sistem Layanan Informasi Keuangan (SLIK) OJK tetap menjadi acuan penting. Namun, BCA tidak memiliki kebijakan khusus terkait pinjaman online atau layanan paylater.
“Analisa terhadap pinjaman online atau paylater lebih untuk melihat karakter kredit nasabah. Banyak orang yang mengambil pinjaman online karena promo seperti diskon atau cashback, sehingga perlu dilihat apakah itu untuk gaya hidup atau kebutuhan mendesak,” jelas Welly.
Dengan segala dinamika dan tantangan yang ada, BCA berkomitmen untuk terus menjaga stabilitas dan pertumbuhan sektor pembiayaan perumahan demi mendukung mimpi masyarakat memiliki hunian sendiri.

Artikel ini Disadur Dari Berita : https://propertyandthecity.com/bca-andalkan-transparasi-dan-kehati-hatian-jaga-kualitas-kpr/