Banjir Datang Bertubi Hunian Vertikal Saatnya Jadi Solusi

Infrastruktur5 Dilihat

Banjir yang terus melanda kawasan Jabodetabek, terutama Bekasi, menjadi ancaman nyata bagi pemukiman warga. Perubahan fungsi lahan tanpa perencanaan yang matang serta minimnya infrastruktur pengendalian banjir memperparah kondisi ini. Setiap musim hujan, ratusan hingga ribuan rumah tergenang, bahkan ada yang terbawa arus, ini mengingatkan kita bahwa tata ruang daerah dan kota harus segera beradaptasi dengan tantangan alam.

baca juga, Peringati Hari Buruh, Menteri PKP Serahkan 100 Kunci Rumah Subsidi untuk Buruh

Dalam menghadapi permasalahan ini, Pengamat Infrastruktur dan Tata Kota, Dr. Yayat Supriatna menegaskan bahwa solusi terbaik adalah beralih ke hunian vertikal. Selain lebih efisien dalam penggunaan lahan, hunian vertikal juga dapat mengurangi risiko banjir bagi penduduk di daerah rawan genangan. Dengan sistem konstruksi yang lebih modern, apartemen dan rumah susun bisa dirancang dengan infrastruktur drainase yang optimal serta aksesibilitas yang lebih baik.

Akademisi Trisakti kelahiran Medan, 14 Juni 1965 ini menilai bahwa kota-kota yang tidak memiliki perencanaan matang dalam pengendalian banjir akan menghadapi masa depan yang sulit. Untuk itu, jika tata ruang kota tak bisa diharapkan lagi, Ia mengatakan bahwa hunian vertikal dapat menjadi solusi untuk mengatasi dampak bencana yang terus berulang.

Yayat menyarankan bahwa tren hunian perlu bergeser dari rumah tapak ke hunian vertikal seperti apartemen atau rumah susun. Menurutnya, konsep ini tidak hanya mengurangi risiko banjir, tetapi juga lebih efisien dalam pemanfaatan lahan yang semakin terbatas.

“Hunian vertikal memberikan solusi dengan menaikkan ketinggian permukiman, sehingga mengurangi dampak langsung dari banjir yang sering melanda wilayah dataran rendah. Dengan sistem konstruksi yang lebih baik, hunian ini dapat dirancang dengan area resapan air dan sistem drainase yang lebih optimal,” jelas Yayat saat diwawancarai Majalah Property and the City melalui pesan instannya, Jakarta, (12/03/2025).

READ  BRI Umumkan Buyback Saham Maksimal Rp3 Triliun Demi Lindungi Pemegang Saham di Tengah Volatilitas Pasar

Ia juga menambahkan bahwa dalam pengembangan hunian vertikal, harus ada integrasi dengan infrastruktur kota seperti sistem transportasi, jaringan air bersih, serta aksesibilitas ke fasilitas umum.

“Di beberapa kota besar dunia yang menghadapi masalah banjir, hunian vertikal menjadi solusi utama karena tidak hanya lebih aman, tetapi juga mampu menampung lebih banyak penduduk dalam satu kawasan tanpa memperluas pembangunan ke daerah rawan bencana,” paparnya.

Lebih lanjut, Yayat mencontohkan beberapa kawasan elite seperti Sumarecon yang lebih siap menghadapi banjir karena memiliki sistem drainase dan tata ruang yang lebih baik dibandingkan kawasan lain di Bekasi. Konsep serupa, menurutnya, dapat diterapkan secara lebih luas untuk mengurangi dampak banjir di kawasan permukiman.

Sebab perlu diingat, menurut Yayat, bahwa kawasan Bekasi dan sekitarnya, termasuk Jakarta, adalah wilayah yang dulunya berupa lahan rawa dan persawahan yang kini telah beralih fungsi menjadi kawasan permukiman. Buruknya, itu tanpa diiringi pembangunan infrastruktur yang memadai. Akibatnya, saat curah hujan tinggi, wilayah tersebut rentan terendam banjir.

Saat ini banyak pengembang di Bekasi dan kota lainnya membangun rumah di area yang memiliki sejarah sebagai daerah tangkapan air. Dengan perkembangan kota yang pesat, namun infrastruktur pengendalian banjir belum sepenuhnya mendukung kebutuhan perkotaan, sehingga wajar bila banjir datang bertubitubi.

Artikel ini Disadur Dari Berita : https://propertyandthecity.com/banjir-datang-hunian-vertikal-solusinya/

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *