Banjir, Bagaimana Pengembang Harus Mengantisipasinya

Infrastruktur2 Dilihat

Banjir menjadi ancaman utama bagi banyak kawasan perumahan di Indonesia, terutama di kota-kota besar seperti Jabodetabek. Setiap musim hujan, ribuan rumah terendam akibat buruknya tata kota, sistem drainase yang tidak optimal, hingga lemahnya regulasi dalam pengelolaan ruang. Memilih rumah yang benarbenar bebas dari risiko banjir bukan sekadar mempertimbangkan lokasi yang strategis, tetapi juga memahami perencanaan lingkungan, sistem drainase, serta komitmen pengembang dalam membangun hunian yang tahan terhadap bencana.

baca juga, Anggaran Perumahan Dinilai Minim, Program 3 Juta Rumah Baru Akan Tancap Gas Tahun Depan?

Dalam edisi kali ini, Majalah Property and the City menghadirkan laporan utama (main report) yang membahas terkait strategi cerdas dalam memilih rumah bebas banjir. Kami mengulas berbagai perspektif terkait hal ini, misalnya dari para pengamat tata kota, lansekap, dan strategi kalangan pengembang perumahan seperti Grand Wisata, Kota Harapan Indah, Farpoint, Pesona Prima Cikahuripan, Cinity, dan lainnya dalam membangun hunian dengan sistem drainase yang optimal serta teknologi pengelolaan air yang canggih.

Grand Wisata, misalnya, menerapkan strategi drainase terintegrasi untuk memastikan kawasan tetap kering saat musim hujan. Kota Harapan Indah mengembangkan infrastruktur berbasis tata kelola air yang modern. Sementara itu, Farpoint menitikberatkan pada studi kelayakan lahan sebelum mendirikan proyek perumahan agar tidak berdiri di area berisiko tinggi. Pesona Prima Cikahuripan, dengan konsepnya, menunjukkan bahwa perencanaan matang dapat menciptakan lingkungan yang tetap nyaman meskipun berada di wilayah dengan curah hujan tinggi.

Selain itu, kami juga membahas terkait bagaimana regulasi pemerintah berperan dalam mitigasi banjir serta langkahlangkah yang dapat diambil masyarakat agar lebih cermat dalam memilih hunian.

Misalnya, menurut Pengamat Infrastruktur dan Tata kota, Dr. Yayat Supriatna, solusi jangka panjang untuk hunian bebas banjir adalah pergeseran dari rumah tapak ke hunian vertikal.

READ  Summarecon Gelar Annual Awards 2025, Apresiasi untuk Para Mitra

Dengan sistem drainase yang lebih baik serta perencanaan ruang yang matang, apartemen dan rumah susun dapat menjadi alternatif bagi masyarakat yang ingin tinggal di wilayah rawan banjir tanpa risiko besar.

Sementara itu, Ir. Nirwono Joga, Pengamat Tata Kota Universitas Trisakti juga menyoroti lemahnya penegakan regulasi tata kota sebagai faktor utama yang memperparah dampak banjir. Ia menegaskan bahwa pemerintah daerah harus lebih tegas dalam mengendalikan pembangunan di daerah resapan air serta memastikan sistem drainase di setiap proyek perumahan berfungsi optimal.

Melalui berbagai tulisan dan perspektif yang kami sajikan, berharap tumbuhlah pemahaman yang lebih baik. Kemudian para calon pembeli rumah, pemerintah, dan pengembang, dapat mengambil keputusan yang tepat demi kenyamanan dan keamanan bersama dalam jangka panjang.

Artikel ini Disadur Dari Berita : https://propertyandthecity.com/banjir-bagaimana-pengembang-harus-mengantisipasinya/

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *