AS Sudah Siapkan Calon Pembeli TikTok

Nasional90 Dilihat



RM.id  Rakyat Merdeka – Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengungkap, China dan negaranya telah mencapai kesepakatan yang akan memastikan TikTok tetap beroperasi di Negeri Paman Sam, Selasa (16/9/2025).

Kesepakatan ini akan mengakhiri spekulasi nasib TikTok yang memiliki 170 juta pengguna di AS, yang telah berlangsung hampir setahun. Serta meredakan perang dagang kedua negara ekonomi terkuat dunia, yang telah meresahkan pasar global.

“Kami memiliki kesepakatan dengan TikTok. Kami memiliki sekelompok perusahaan yang sangat besar, yang ingin membelinya,” kata Trump, tanpa memberikan detail lebih lanjut, seperti dikutip Reuters.

Pengumuman itu datang sehari sebelum batas waktu 17 September untuk menjual atau menutup aplikasi video pendek tersebut. 

Trump memuji kesepakatan perdagangan tersebut. Dia menyebutnya sebagai peningkatan bagi kedua negara, yang akan mempertahankan nilai puluhan miliar dolar AS.

Kesepakatan apa pun dapat memerlukan persetujuan dari Kongres yang dikendalikan Partai Republik, yang mengesahkan Undang-Undang Tahun 2024 masa pemerintahan Biden. Undang-Undang tersebut mengharuskan divestasi, karena khawatir data pengguna TikTok AS dapat diakses oleh pemerintah China, yang memungkinkan Beijing memata-matai orang Amerika atau melakukan operasi pengaruh melalui aplikasi tersebut.

Baca juga : Trump Pastikan Senjata Untuk Ukraina, Pembeli Minyak Rusia Terancam Sanksi

Pemerintahan Trump telah berulang kali menolak menegakkan undang-undang yang mewajibkan penutupan aplikasi tersebut. Sebab, Trump khawatir akan membuat marah jutaan pengguna dan mengganggu komunikasi politik. 

Pemerintahan Trump justru memperpanjang batas waktu divestasi pada tiga kesempatan terpisah.

Trump memuji TikTok karena telah membantunya memenangkan pemilihan ulang tahun lalu. Akun TikTok pribadi Trump memiliki 15 juta pengikut. Gedung Putih bahkan meluncurkan akun resmi TikTok pada bulan lalu.

Melansir CNBC, kesepakatan yang diperkirakan rampung dalam 30 hingga 45 hari ke depan itu akan mencakup investor di perusahaan induk TikTok yang berbasis di China: ByteDance, serta investor baru. 

READ  Kunjungan Dirut BEI Ke MPR Eddy Soeparno Bicara Penguatan Regulasi Dukung Perdagangan Karbon

Namun, Reuters belum memverifikasi laporan CNBC secara independen.

Terkait hal ini, Menteri Keuangan AS Scott Bessent mengatakan kepada CNBC bahwa persyaratan komersial kesepakatan tersebut sebagian besar telah rampung sejak Maret. Hanya ada beberapa detail yang tersisa. 

Baca juga : Trump Klaim Punya Deretan Orang Super Kaya Untuk Beli TikTok

“Kesepakatan ini tidak akan tercapai tanpa perlindungan yang memadai bagi keamanan nasional AS. Sepertinya kami juga mampu memenuhi kepentingan China,” tutur Bessent.

Detail kesepakatan laporan CNBC disebut sejalan dengan laporan Reuters dari bulan April.

Kesepakatan soal TikTok yang telah digodok sejak musim semi, akan memisahkan operasional TikTok di AS menjadi perusahaan baru yang berbasis di AS. Mayoritas sahamnya dimiliki dan dioperasikan oleh investor AS. Namun, eksekusi kesepakatan tersebut ditunda setelah China mengindikasikan tidak akan menyetujuinya setelah Trump menetapkan  tarif tinggi terhadap barang-barang asal Negeri Tirai Bambu.

Washington berpendapat, kepemilikan TikTok oleh ByteDance membuatnya bergantung pada pemerintah China. Ditambah lagi, Beijing dianggap dapat menggunakan aplikasi tersebut untuk mengumpulkan data warga Amerika.

ByteDance kemudian mengatakan bahwa para pejabat AS telah salah mengartikan hubungannya dengan China. Alasannya, mesin rekomendasi konten dan data penggunanya disimpan di AS pada server cloud yang dioperasikan oleh Oracle. Sementara keputusan moderasi konten yang mempengaruhi pengguna Amerika juga dibuat di AS.

CNBC juga melaporkan, Oracle akan mempertahankan kesepakatan cloud-nya dengan TikTok. Saham Oracle sedikit menguat pada Selasa (16/9/2025) setelah pengumuman tersebut. Terakhir, naik sekitar 2 persen.

Baca juga : Menumbuhkan Jiwa Peduli Lingkungan

Kesepakatan kerangka kerja dicapai para pejabat dari kedua negara pada Senin (15/9/2025), menandai sebuah terobosan setelah berbulan-bulan perundingan intens. Gedung Putih disebut telah terlibat pada tingkat yang belum pernah terjadi sebelumnya, dalam perundingan kesepakatan yang diawasi ketat ini.

Di tengah meningkatnya ketegangan perdagangan, delegasi AS dan China membahas divestasi tersebut sebagai bagian dari perselisihan yang lebih luas mengenai tarif dan peraturan pengendalian ekspor teknologi.

READ  Ketum AMPG Said Aldi Serahkan Bantuan Untuk Palestina Ajak Dunia Bersatu Dukung Gaza

Konfirmasi akhir mengenai kesepakatan ini diperkirakan akan diumumkan pada hari Jumat, melalui panggilan telepon antara Trump dan Presiden China Xi Jinping.

Beberapa calon pembeli, termasuk mantan pemilik Los Angeles Dodgers, Frank McCourt, perusahaan rintisan yang dijalankan oleh pendiri OnlyFans, dan Amazon, telah menyatakan minatnya terhadap bisnis yang berkembang pesat ini. Para analis memperkirakan, nilainya dapat mencapai 50 miliar dolar AS.


Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News


Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram “Rakyat Merdeka News Update”, caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.





Source link

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *