Anggota Fraksi PDIP Minta Pemerintah Lakukan Investigasi

Nasional22 Dilihat



RM.id  Rakyat Merdeka – Anggota Komisi IV DPR dari Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Sonny T Danaparamita menyoroti fenomena tak biasa di pasar beras nasional. Pasalnya, saat ini Cadangan Beras Pemerintah (CBP) masih melimpah. Namun harga beras mengalami kenaikan.

Hingga 24 Agustus 2025, stok Cadangan Beras Pemerintah (CBP) yang dikelola Bulog tercatat mencapai 3,91 juta ton. Ditambah stok komersial sebesar 8.950 ton, total persediaan beras Bulog menembus 3,92 juta ton.

Sementara, Berdasarkan Surat Keputusan Kepala Bapanas No.299/2025 tentang penetapan Harga Eceran Tertinggi (HET), beras medium diputuskan mengalami kenaikan di seluruh zona di Indonesia.

“Mengapa harga beras di pasar tetap tinggi, padahal stok CBP mencapai ±3,9–4 juta ton? Tentu bukan sebuah prestasi jika stok di gudang melimpah tapi masyarakat sulit menjangkau harga beras di pasaran,” kata Sonny di Kompleks DPR, Selasa (2/9/2025).

Menurut wakil rakyat asal Daerah Pemilihan Jawa Timur III (Banyuwangi, Situbondo dan Bondowoso) ini, Pemerintah harus gerak cepat (gercep) mengendalikan harga di pasaran untuk menjaga daya beli masyarakat. Terlebih, harga tetap mengalami kenaikan.

Baca juga : Untuk Hadapi Massa Anarkis, Presiden Perintahkan TNI Dan Polri Tindak Tegas

Sonny menyampaikan, ketersediaan pasokan beras dan keterjangkauan harga harus berjalan beriringan, karena keduanya sama-sama penting.

Ditegaskan Sonny, Pemerintah bersama Bulog, harus lebih agresif menstabilkan harga beras.

Menurut Sonny, berdasarkan pengamatannya, kenaikan harga beras saat ini bukan disebabkan oleh cadangan Pemerintah yang menipis. Namun, sejumlah faktor seperti ketidakefisienan distribusi, kendala pasokan lokal, perilaku pasar, serta desain pengelolaan stok dan intervensi yang belum optimal.

Karena itu, dia meminta Pemerintah dan Bulog segera turun ke lapangan, melakukan investigasi secara mendetail.

READ  Hari Pertama Persemayaman Paus 48 000 Orang Padati Basilika Santo Petrus

Pemerintah dan Bulog harus segera mendistribusikan beras dari gudang ke pasar-pasar di berbagai daerah dengan cepat dan tepat sasaran. Hal ini diperlukan guna melindungi dan tidak membebani kelompok masyarakat sebagai konsumen. Terutama kelompok rumah tangga berpendapatan rendah.

Baca juga : Firman Soebagyo: Jika Bisa Jaga Harga Beras, Rakyat Tenang

“Lambatnya distribusi beras ke daerah-daerah adalah persoalan yang harus segera diselesaikan,” kata Sonny.

Lebih lanjut, dia juga mendesak Pemerintah dan Bulog segera mengeluarkan stok beras lama dari Gudang. Ini dilakukan untuk mencegah penurunan mutu, kerugian negara dan menjaga stabilitas harga pangan.

Menurut Sonny, Bulog harus menerapkan prinsip First In, First Out (FIFO) dan menyalurkan beras tua melalui operasi pasar untuk menyerap stok dan menyegarkan pasokan.

“Kalau belum disposal (mutunya turun dan tidak layak dikonsumsi), beras impor yang ada di gudang harus segera dikeluarkan, agar negara tidak menanggung kerugian lagi,” ujar dia.

Adanya disparitas harga antardaerah yang disebabkan oleh faktor sulitnya medan saat distribusi dan atau minimnya produksi, kata Sonny bukan alasan untuk melakukan pembenaran atas perbedaan harga.

Baca juga : Ibas Ajak Anggota DPRD Fraksi Demokrat Jujur Jalani Fungsi Dewan

Menurutnya, ketidakadilan harga yang didapatkan oleh sebagian rakyat di wilayah tertentu tidak boleh terus dibiarkan.

Sonny pun mendorong Pemerintah segera mewujudkan kesamaan harga beras di seluruh Indonesia. Sebab, dengan adanya kebijakan tersebut diharapkan perekonomian di daerah akan semakin tumbuh.

“Sungguh tidak dibenarkan apabila masyarakat di Papua dan Maluku harus membeli beras dengan harga hingga dua kali lipat, dibanding saudara-saudaranya di Pulau Jawa,” tegas dia.

Selian itu, Sonny juga mewanti-wanti Pemerintah, Bulog dan Aparat penegak hukum, mengantisipasi adanya pihak-pihak tertentu yang tengah memanfaatkan kondisi dan memainkan harga beras, yang ingin membuka keran impor.

READ  Filep Beri Sejumlah Rekomendasi, dari Sisi Regulasi Hingga Upaya Perlindungan

Menurutnya, permainan harga beras dari para tengkulak dan spekulan telah merugikan rakyat kecil, karena terpaksa harus membeli bahan-bahan pangan dengan harga tak wajar.


Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News


Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram “Rakyat Merdeka News Update”, caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.





Source link

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *