Jakarta, Propertyandthecity.com – Jakarta Fashion and Food Festival (JF3) 2025 resmi digelar dengan mengusung tema “Recrafted: A New Vision“, sebuah inisiatif kreatif yang mendorong pelaku fesyen untuk mengolah kembali warisan budaya Indonesia menjadi desain yang lebih modern, dinamis, dan kontekstual dengan zaman.
Menurut Ketua JF3, Soegianto Nagaria, tema Recrafted tak sekadar menjadi slogan, melainkan arah gerak baru JF3 dalam dua dekade eksistensinya di industri kreatif nasional.
“Recrafted bukan hanya sekadar tema. Kami merasa untuk melangkah mungkin 40 tahun ke depan, perlu menyelami apa yang bisa kita lakukan secara lebih baik terhadap budaya kita. Yang baru, tahan lama, efektif, dan tetap relevan,” ujar Soegianto dalam konferensi pers JF3 di Jakarta, Sabtu, (26/07/2025).
JF3 tahun ini memperkuat posisinya sebagai panggung internasional dengan menggandeng Asean Fashion Designer Showcase (AFDS), Busan Fashion Week, serta Pemerintah Kota Busan, Korea Selatan, dalam upaya mempererat kerja sama bilateral di bidang industri kreatif dan fesyen.
Panggung Fesyen Internasional di Jakarta
Lewat kolaborasi lintas negara ini, JF3 2025 menghadirkan sejumlah desainer Asia yang menampilkan karya-karya berakar budaya namun berwawasan masa depan.
Salah satu yang mencuri perhatian adalah Baek Ju-Hee dari REONVE Vision, Korea Selatan, yang menampilkan koleksi Hanbok kontemporer dengan material silk hasil produksi sendiri.
Dari Vietnam, desainer Nicky Vu menghadirkan koleksi bertajuk The Dream Enchanted yang menampilkan permainan siluet dan warna-warna lembut. Sementara Pitnapat Yotinratanachai dari Thailand membawa koleksi The Pulse of Pride, serta Bandid Lasavong dari Laos menyuguhkan karya berjudul The Whisper of Silk, yang mengeksplorasi tekstil tradisional Laos dengan pendekatan modern.
Visi Ekologis dan Kebudayaan
Dukungan atas tema Recrafted juga datang dari Direktur Busan Metropolitan City, Park Dong-Seok. Ia menekankan pentingnya pertukaran pengetahuan antardesainer muda dalam upaya mengembangkan fesyen berprinsip ramah lingkungan.
“Saya harap melalui kegiatan seperti ini, kami dapat mengembangkan dan berbagi pengetahuan, khususnya kepada desainer muda di Indonesia dan Korea, agar bisa menghidupkan budaya lewat program yang eco-friendly, agar lebih sustain,” ujar Park seprti dilansir antaranews.
Gelaran JF3 2025 tak hanya menampilkan koleksi busana, tapi juga menjadi ruang pertemuan gagasan antarbudaya—mendorong narasi fesyen yang inklusif, berakar, dan berkelanjutan. (*)
Artikel ini Disadur Dari Berita : https://propertyandthecity.com/jf3-2025-usung-tema-recrafted-a-new-vision-angkat-warisan-budaya-lewat-fesyen-berkelanjutan/






