Setelah Tertekan, Pasar Perumahan Tumbuh 7,8% di Kuartal II-2025

Infrastruktur133 Dilihat

Jakarta, propertyandthecity.com – Setelah mengalami penurunan tajam pada triwulan sebelumnya, pasar perumahan di wilayah Jabodebek-Banten mulai menunjukkan geliat positif. Berdasarkan laporan Indonesia Housing Market Update Q2-2025 dari Indonesia Property Watch, penjualan unit perumahan naik sebesar 7,8 persen secara kuartalan (qtq), meskipun masih lebih rendah 1,1 persen secara tahunan (yoy).

Kenaikan ini ditopang oleh meningkatnya transaksi pada bulan April dan Mei 2025, sebelum kembali mengalami koreksi di bulan Juni. Banyaknya hari libur nasional serta lemahnya daya beli masyarakat masih menjadi tantangan utama di semester pertama tahun ini.

Laporan Indonesia Housing Market Update Q2-2025 dari Indonesia Property Watch (Sumber: IPW)
Laporan Indonesia Housing Market Update Q2-2025 dari Indonesia Property Watch (Sumber: IPW)

“Pasar menengah-bawah masih memperlihatkan pergerakan yang stagnan dan cenderung menurun. Sementara itu, di segmen menengah masih terdapat potensi permintaan yang cukup tinggi, khususnya dari para end-user,” ungkap Ali Tranghanda, CEO Indonesia Property Watch dalam laporan tersebut, dikutip Rabu (23/7/2025).

Selain masih lemahnya daya beli, pasar properti diperkirakan akan menghadapi tantangan tambahan akibat meningkatnya konsumsi masyarakat pasca liburan. Fenomena ini perlu menjadi perhatian para pelaku industri, karena lonjakan pengeluaran rumah tangga diperkirakan akan menekan kemampuan masyarakat dalam melakukan pembelian rumah pada periode mendatang.

Di sisi lain, segmen atas menunjukkan kecenderungan konsumen untuk menahan pembelian properti sebagai bentuk investasi. Meskipun daya beli di segmen ini masih terjaga, ketidakpastian yang ditimbulkan oleh dinamika politik dan ekonomi, baik di tingkat nasional maupun global, membuat sebagian besar calon pembeli memilih untuk menunggu dan melihat perkembangan situasi terlebih dahulu.

Segmen Rp1–2 Miliar Tumbuh, Pengembang Besar Masuk Pasar Menengah

Komposisi terbesar pasar masih didominasi oleh rumah seharga Rp500 juta hingga Rp1 miliar, namun segmen Rp1–2 miliar mengalami akselerasi yang cukup signifikan. Sementara itu, segmen bawah (di bawah Rp500 juta) dan atas (di atas Rp2 miliar) justru mengalami koreksi.

READ  KemenPPPA Dorong Perusahaan Ciptakan Lingkungan Kerja Inklusif bagi Perempuan

Menariknya, sejumlah pengembang besar mulai mengincar segmen menengah. Perubahan ini berdampak langsung terhadap kinerja pengembang skala menengah yang kini menghadapi tekanan persaingan.

Penjualan Masih Timpang Antarwilayah

Dari sisi wilayah, sebagian besar daerah mengalami kenaikan unit terjual, kecuali Jakarta yang mencatat penurunan tertinggi sebesar 20,9 persen. Diikuti oleh Serang (-5,3 persen) dan Bekasi (-1,2 persen). Sementara wilayah seperti Cilegon (+41,2 persen), Tangerang (+18,8 persen), dan Bogor (+13,7 persen) menunjukkan tren kenaikan.

Sebagian pengembang mulai melakukan review atas proyek-proyek mereka, khususnya terkait segmen harga dan tipe produk. Proyek yang dikembangkan dengan sasaran segmen pasar yang tepat menunjukkan pergerakan kenaikan yang cukup stabil. Sementara itu, masuknya para pengembang besar ke segmen menengah mulai memengaruhi kinerja para pengembang kelas menengah, yang kini menghadapi tekanan dan persaingan yang semakin ketat. (Sumber: Laporan : Indonesia Property Watch, 2025)
Sebagian pengembang mulai melakukan review atas proyek-proyek mereka, khususnya terkait segmen harga dan tipe produk. Proyek yang dikembangkan dengan sasaran segmen pasar yang tepat menunjukkan pergerakan kenaikan yang cukup stabil. Sementara itu, masuknya para pengembang besar ke segmen menengah mulai memengaruhi kinerja para pengembang kelas menengah, yang kini menghadapi tekanan dan persaingan yang semakin ketat. (Sumber: Laporan : Indonesia Property Watch, 2025)

“Jakarta mengalami penurunan penjualan dengan kecenderungan bergeser ke segmen harga yang lebih rendah,” terang Ali.

Dalam hal nilai penjualan, Cilegon mencatat lonjakan tertinggi sebesar 78 persen, sedangkan Jakarta mengalami penurunan 11,3 persen.

“Sementara itu berdasarkan nilai penjualan, penurunan 11,3% terjadi di Jakarta, diikuti Depok yang turun 10,6%, dan Bekasi yang turun tipis 1,6%. Selain menurunnya jumlah unit terjual, penurunan nilai penjualan ini memperlihatkan pergeseran segmen pasar di wilayah masing-masing,” tulis laporan tersebut.

Pergerakan Harga dan Tingkat Pembatalan Penjualan

Pada kuartal II-2025, harga rata-rata unit rumah terjual mengalami kenaikan sebesar 3,3 persen dibandingkan kuartal sebelumnya. Kenaikan tertinggi terjadi di Cilegon sebesar 26,1 persen, diikuti oleh Jakarta (12,1%), Bogor (11,6%), Serang (9,3%), dan Tangerang (7,5%). Sebaliknya, Depok mencatat penurunan paling tajam hingga 24,7 persen, sementara Bekasi nyaris stagnan dengan penurunan tipis sebesar 0,4 persen.

Sementara itu, tingkat pembatalan pembelian unit perumahan mengalami peningkatan yang cukup signifikan dibandingkan triwulan sebelumnya, yakni mencapai 12,51 persen dari total unit yang terjual. Angka ini merupakan yang tertinggi sejak kuartal II-2024. Wilayah Bekasi dan Depok masih mencatat tingkat pembatalan tertinggi, bahkan di beberapa proyek mencapai lebih dari 30 persen.

READ  Golden Property Awards 2025 Siap Jadi Momen Reuni Para Tokoh Properti Legendaris

Peningkatan pembatalan ini juga beriringan dengan tren pergeseran preferensi konsumen terhadap unit ready stock. Hal ini dipicu oleh insentif PPN Ditanggung Pemerintah (PPN DTP) yang membuat rumah ready stock menjadi lebih menarik.

Komposisi penjualan unit ready stock sebesar 38,05% dibandingkan dengan penjualan unit inden sebesar 61,95%. (Sumber: IPW)
Komposisi penjualan unit ready stock sebesar 38,05% dibandingkan dengan penjualan unit inden sebesar 61,95%. (Sumber: IPW)

Meskipun kondisi pasar belum sepenuhnya pulih, data kuartal ini memperlihatkan adanya pergerakan positif, terutama di segmen menengah.

Di tengah situasi daya beli yang belum stabil dan meningkatnya konsumsi pasca liburan, para pengembang perlu lebih jeli dalam memilih segmen harga serta wilayah yang tepat agar dapat tetap bersaing di tengah dinamika pasar yang masih fluktuatif.

Artikel ini Disadur Dari Berita : https://propertyandthecity.com/setelah-tertekan-pasar-perumahan-tumbuh-78-di-kuartal-ii-2025/

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *