HomeBabby.my.id, (JAKARTA) — Monash University Indonesia —bagian dari jaringan global Monash University Australia— menegaskan komitmennya dalam membangun tata Kota Jakarta yang inklusif dan tangguh, menuju kota berkelanjutan.
Dengan usianya yang ke-489 tahun, Jakarta menghadapi tantangan besar seperti banjir, kepadatan penduduk, hingga konsumsi energi tinggi akibat pembangunan vertikal yang tidak ramah lingkungan.
Baca Juga: Ribuan Komunitas Bakal Meriahkan CIC Fun Run 5K, Sambut 28 Tahun CitraIndah City
Alyas Widita, Assistant Professor dan Koordinator Program Urban Design di Monash University, Indonesia, menyampaikan bahwa Jakarta merupakan kota yang sangat rentan terhadap dampak perubahan iklim dan memerlukan pendekatan perancangan yang lebih berorientasi pada masyarakat dan keberlanjutan.
“Jakarta terus mengalami banjir akibat sistem drainase yang belum optimal. Selain itu, masih banyak gedung tinggi yang belum mengadopsi sertifikasi bangunan hijau, menyebabkan konsumsi energi meningkat. Kekurangan ruang terbuka hijau pun berdampak pada kesehatan mental masyarakat,” ujar Widita.
Sebagai kota megapolitan, Jakarta berkembang secara vertikal demi mengatasi keterbatasan lahan. Namun, perkembangan ini belum diimbangi dengan sistem tata ruang yang efisien dan berkelanjutan.
Oleh sebab itu, Monash University, Indonesia menghadirkan solusi akademik dengan melatih para calon perancang kota melalui pendekatan yang mempertimbangkan faktor ruang, iklim, dan manusia.
Baca Juga: Diluncurkan Oktober 2025, Leviro Residences Tawarkan Daya Tarik Desain Scandinasian
“Masa depan Jakarta tidak hanya bergantung pada pembangunan fisik, tetapi juga pada bagaimana kota tersebut menjawab kebutuhan dan kesejahteraan masyarakatnya,” jelas Widita.
Pendekatan Transit-Oriented Development (TOD) dan Dampaknya
Melalui penelitian tentang Transit-Oriented Development (TOD), Widita mengungkapkan bahwa penambahan 1.000 lapangan kerja di zona TOD mampu meningkatkan sekitar 300 pengguna angkutan umum harian.
Hal ini menunjukkan pentingnya integrasi antara perencanaan kota dan sistem transportasi publik.
Baca Juga: 121 Juta Dolar Investasi, Arya Properties Ubah Wajah Properti di Indonesia Timur
Penelitian lain menunjukkan bahwa keberadaan MRT Jakarta telah berhasil menurunkan tingkat kemacetan hingga 34%.
Data ini menegaskan peran strategis infrastruktur transportasi dalam menciptakan kota yang lebih efisien dan layak huni.
Komitmen Monash University juga tidak berhenti pada pembelajaran di kelas. Proyek Banten Mosaic menjadi contoh konkret bagaimana desain perkotaan dapat diimplementasikan secara langsung untuk menjawab tantangan di lapangan.
Living laboratory ini menggabungkan desain berbasis lingkungan, teknologi digital, dan partisipasi masyarakat sebagai model tata kota yang inklusif dan adaptif.
Mendorong Generasi Muda Ikut Serta dalam Rancang Kota Kota Berkelanjutan
Baca Juga: Dua Proyek Komersial Diserahterimakan: Paramount Land Genjot Serah Terima 1.000 Unit
Dengan proyeksi pertumbuhan populasi urban yang akan meningkat dua kali lipat pada tahun 2050, kebutuhan akan perancang tata kota semakin mendesak.
Widita pun mengajak generasi muda Indonesia untuk aktif mengambil peran dalam membangun masa depan kota melalui pendidikan di bidang Urban Design di Monash University, Indonesia.
Langkah-langkah Monash University sejalan dengan visi strategis Indonesia Emas 2045, yang menempatkan keberlanjutan dan inklusivitas sebagai pilar utama pembangunan jangka panjang.
Baca Juga: Perpanjangan PPN DTP 2025, Menteri PKP Sampaikan Surat ke Menkeu
Melalui kolaborasi riset, pendidikan berkualitas, serta proyek-proyek inovatif, Monash siap menjadi mitra pemerintah dan masyarakat dalam mewujudkan kota-kota yang lebih layak huni.
*** Baca berita lainnya di GoogleNews
——— KONTAK REDAKSI:
Telepon/WA: 0821 2543 0279
Email Redaksi: [email protected]
Email Iklan: [email protected]
Artikel ini Disadur Dari Berita : https://propertiterkini.com/monash-university-tawarkan-kota-berkelanjutan/