Stabilitas Terjaga, Ekonomi Rakyat Jadi PR

Nasional286 Dilihat



RM.id  Rakyat Merdeka – Lembaga survei Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA merilis hasil evaluasi nasional terhadap kinerja pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka pada bulan ketujuh masa pemerintahan mereka.

Berdasarkan survei yang dilakukan pada 16–31 Mei 2025 terhadap 1.200 responden di 34 provinsi, LSI mencatat lima indikator dengan “rapor biru” dan dua indikator lainnya dengan “rapor merah”.

Denny JA menyebutkan, tujuh bulan pertama merupakan masa ujian awal yang penting bagi legitimasi sebuah pemerintahan. “Ini adalah fase ketika janji kampanye diuji oleh realitas kebijakan,” katanya dalam rilis yang diterima di Jakarta, Sabtu (7/6/2025).

Survei ini menggunakan metode multi-stage random sampling dengan margin of error sebesar ±2,9 persen dan dilengkapi dengan riset kualitatif, diskusi kelompok terfokus (FGD), dan analisis media.

Lima indikator dinilai positif oleh mayoritas responden, menandakan stabilitas yang berhasil dijaga oleh pemerintah. Sektor sosial budaya mendapat penilaian tertinggi dengan tingkat kepuasan publik mencapai 95,1 persen. Diikuti oleh sektor keamanan nasional (83,1 persen), stabilitas politik (70,8 persen), penegakan hukum (67,8 persen), dan kinerja ekonomi makro (67,4 persen).

“Fondasi sosial politik yang stabil merupakan elemen penting dalam menopang kepercayaan publik terhadap pemerintahan,” ujar Denny.

Baca juga : Bawa Pesan Prabowo Dan Mega, Dasco: Rahasia

Namun demikian, dua sektor strategis mendapat penilaian negatif dari masyarakat, yakni sektor lapangan kerja dan pemenuhan kebutuhan pokok.

Sebanyak 60,8 persen responden menyatakan kesulitan mencari pekerjaan dibandingkan tahun sebelumnya. Tingkat kesulitan tertinggi ditemukan di wilayah timur Indonesia seperti Maluku dan Papua, mencapai 87 persen. Sementara itu, 58,3 persen responden mengaku kesulitan memenuhi kebutuhan pokok, mengindikasikan tekanan pada konsumsi rumah tangga.

READ  Gobel Sebut Praktik Ekonomi Pancasila Kunci Membangun Industri

“Ketika harga sembako menekan, angka-angka survei berubah menjadi simbol kecemasan publik,” imbuh Denny.

LSI Denny JA mencatat empat penyebab utama di balik munculnya rapor merah tersebut. Pertama, Tahap Implementasi Awal. Banyak program unggulan seperti Makan Bergizi Gratis dan Hilirisasi masih dalam fase uji coba.

Kedua, Pertumbuhan Ekonomi di Bawah Target. Pertumbuhan ekonomi kuartal ini tercatat di bawah 5 persen, belum cukup kuat untuk mendorong penciptaan lapangan kerja.

Ketiga, Ekspektasi Publik yang Tinggi. Kemenangan besar Prabowo-Gibran memicu harapan publik yang tinggi, namun belum seluruhnya dibarengi hasil nyata.

Baca juga : Menkeu Yakin, 5 Paket Stimulus Bisa Jaga Pertumbuhan Ekonomi Dekati 5 Persen

Keempat, Gelombang Pemutusan Hubungan Kerja (PHK). Sebanyak 73.992 kasus PHK terjadi hanya dalam dua bulan pertama tahun ini, merambah lintas sektor, termasuk pekerja profesional.

Kepuasan Tetap Tinggi

Meskipun tekanan ekonomi terasa, tingkat kepuasan terhadap pemerintahan Prabowo–Gibran tetap tinggi. Sebanyak 81,2 persen responden menyatakan puas atau sangat puas.

LSI Denny JA menyebut ada empat faktor utama yang mendasari tingkat kepuasan ini. Pertama, Popularitas Personal Presiden. Prabowo memiliki tingkat kesukaan publik sebesar 94,4 persen dengan tingkat pengenalan 98 persen.

Kedua, Efek Bulan Madu Politik. Publik masih memberi ruang waktu untuk melihat hasil dari kebijakan-kebijakan awal pemerintahan.

Ketiga, Persepsi Arah yang Benar. Sebanyak 81 persen masyarakat merasa Indonesia sedang berjalan ke arah yang tepat.

Baca juga : Dukung Prabowo, DPR: Pejabat Yang Tak Bisa Kerja Silakan Mundur

Keempat, Minimnya Narasi Alternatif dari Oposisi. Hingga saat ini, belum muncul wacana oposisi yang dianggap mampu menandingi program pemerintah.

Denny JAmenyimpulkan, secara umum masyarakat menilai pemerintahan Prabowo–Gibran telah berada di jalur yang benar. Namun demikian, tantangan di bidang ketenagakerjaan dan kebutuhan pokok perlu segera direspons melalui kebijakan yang lebih konkret dan percepatan program prioritas.

READ  China Umumkan Tarif Impor 84 Persen Menkeu AS So What

“Lima rapor biru menunjukkan fondasi kokoh, namun dua rapor merah menjadi pengingat agar pemerintah tak lengah dalam mempercepat perbaikan ekonomi rakyat,” tutup Denny JA


Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News


Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram “Rakyat Merdeka News Update”, caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.





Source link

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *