Mantul, Jumlah Investor Pasar Modal Tembus 16,2 Juta

Nasional12 Dilihat



RM.id  Rakyat Merdeka – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat lonjakan jumlah investor pasar modal Indonesia yang mencapai 16.245.270 Single Investor Identification (SID) per April 2025. Angka ini menunjukkan kenaikan sebesar 2,98 persen dibandingkan Maret 2025 yang tercatat sebanyak 15.774.512 SID.

Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan, Derivatif, dan Bursa Karbon OJK, Inarno Djajadi, menyampaikan bahwa peningkatan ini mencerminkan antusiasme masyarakat terhadap pasar modal dan dapat menjadi momentum strategis bagi perusahaan dalam negeri untuk memperkuat struktur permodalannya melalui penawaran umum perdana (Initial Public Offering/IPO).

“Jumlah investor pasar modal telah mencapai 16.245.270 SID. Hal ini membuka peluang bagi perusahaan dalam negeri untuk memanfaatkan momen ini sebagai sarana memperkuat struktur permodalannya melalui IPO saham,” ujar Inarno dalam keterangannya di Jakarta, Senin (2/6/2025).

Baca juga : Cetak Rekor, Jumlah Penumpang Harian Whoosh Tembus 25 Ribu

Investor pasar modal mencakup pemegang saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), obligasi, reksa dana, dan surat berharga lainnya.

Meski demikian, Inarno mengungkapkan, masih terdapat sejumlah perusahaan yang menunda pelaksanaan IPO. Penundaan tersebut umumnya disebabkan oleh faktor internal, seperti perlunya perbaikan dalam pengungkapan informasi di dokumen pendaftaran serta upaya peningkatan kinerja keuangan untuk mendongkrak valuasi perusahaan.

“Beberapa perusahaan menunda IPO untuk memperbaiki keterbukaan informasi dan meningkatkan kinerja keuangan, bukan karena faktor makroekonomi,” jelasnya.

Baca juga : Makin Perkasa, IHSG Jumat Pagi Tembus 7.066,25

Lebih lanjut, Inarno memastikan bahwa dinamika ekonomi global, termasuk ketidakpastian akibat perang dagang antara Amerika Serikat dan mitra dagangnya, belum memengaruhi keputusan perusahaan untuk menunda IPO.

“Namun, sampai dengan saat ini belum terdapat penundaan yang disebabkan karena pengaruh kondisi makro,” tegasnya.

READ  Adnan-Indah ke Perempat Final, BNI-PBSI Kolaborasi Majukan Bulu Tangkis

Meski menghadapi tekanan eksternal, Inarno menilai fundamental ekonomi Indonesia tetap kuat. Ia menyebut inflasi masih terkendali, pertumbuhan ekonomi berada di angka 4,8 persen secara tahunan (year-on-year/yoy), dan sistem keuangan nasional tetap stabil.

Baca juga : Sejak 2009, Bantuan Bill Gates untuk Indonesia Tembus 159 Juta Dolar AS

“Sentimen eksternal seperti perang dagang memang menjadi pertimbangan bagi pelaku pasar, namun hal ini juga justru mendorong investor untuk mencari pasar negara berkembang dengan fundamental kuat dan potensi pertumbuhan besar, salah satunya Indonesia,” tutupnya.

 


Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News


Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram “Rakyat Merdeka News Update”, caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.





Source link

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *